Rais ’Aam PBNU: Menjadi Pengurus NU Bukan Tugas Mudah
Jumat, 17 Januari 2025 | 07:10 WIB
Tangerang Selatan, NU Online Banten
Rais ’Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengatakan, menjadi pengurus Nahdlatul Ulama (NU) bukan tugas mudah. Sebab, di dalam organisasi sebesar NU, pengurus menghadapi tantangan yang tak kalah besar di berbagai lapisan. ’’Namun kesulitan dalam menjalankan organisasi saat ini tak seberapa jika dibandingkan kesulitan yang dihadapi muassis (pendiri) NU 100 tahun lalu,’’ ujarnya saat Kick Off Hari Lahir (Harlah) ke-102 NU di Gedung Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur (Jatim), Gayungan, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (16/1/2025).
Kiai Miftach mengajak Nahdliyin mengenang kembali betapa beratnya proses melahirkan NU sebagai sebuah organisasi pada 16 Rajab1344 Hijriah atau 102 tahun yang lalu. Kegagalan dalam mengambil hikmah dari pendirian NU di masa dahulu berpotensi mengurangi semangat berorganisasi saat ini.’’Tentu jika tidak ada sikap zuhud, jihad, niat, kesungguhan yang prima, dan amanah, maka saat ini kita tidak akan bisa merasakan kebesaran NU," katanya, seperti dalam rilis yang diterima NUOB.
Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah Surabaya ini menjelaskan, kemuliaan yang dimiliki NU saat ini tak bisa dilepaskan dari apa yang dilakukan para pendiri saat itu. Sehingga menurutnya, saat ini, pengurus NU hanya tinggal menikmati dan melanjutkan perjuangan para pendiri.
“Karena NU sudah sedemikian besar. Generasi saat ini tinggal menikmati. Ibarat bendera sudah ditarik di atas tiang, justru harus kita jaga bendera itu. Karena zuhud dan jihad para pendiri yang luar biasa, kita pengurus PBNU, PWNU, PCNU (Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama), MWCNU (Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama), PRNU (Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama) harus bersyukur karena diikutsertakan dalam organisasi yang saat ini berumur lebih satu abad," ucapnya.
Menurutnya, suatu perjuangan tidak mungkin tanpa tantangan. Ia mencontohkan, bagaimana Allah swt menceritakan di dalam Al-Qur’an perjuangan para nabi dan rasul yang mengalami berbagai tantangan dalam menyebarkan agama.
"Begitupun dalam harlah ini, saat ini perjuangan NU tidak mudah. Apalagi tahun-tahun ini bermunculan masalah-masalah besar. Itu butuh kesungguhan dari PBNU untuk menyelesaikan. Alhamdulillah pelan-pelan bisa diselesaikan," lanjutnya.
Sedangkan Ketua PBNU KH Yahya Cholil Staquf juga menekankan pentingnya pengurus NU untuk menghadapi tantangan dengan koherensi yang tinggi. Menurut Gus Yahya-- KH Yahya Cholil Staquf--, koherensi ini memiliki setidaknya tiga syarat yang jika dikerjakan akan meningkatkan peran NU dalam berkhidmat kepada masyarakat.
Pertama, kata Gus Yahya, yang perlu dilakukan adalah perbaikan tata kelola organisasi. Perbaikan tata kelola dalam tubuh organisasi akan meningkatkan martabat organisasi di masa mendatang. ’’Tata kelola di dalam tubuh NU ini meliputi proses dan prosedur berorganisasi,” terangnya.
Kedua adalah konsolidasi sumber daya. Konsolidasi ini termasuk dalam aspek sumber daya manusia maupun pembiayaan. Apabila sumber daya manusia dalam tubuh NU dapat dikonsolidasikan, dia percaya akan akan terjadi gelombang perubahan struktural dan kultural dalam tubuh NU. Hal ini juga akan berkaitan dengan konsolidasi pembiayaan yang juga tak kalah pentingnya di dalam tubuh NU.
Menurut Gus Yahya, terdapat ribuan kaderisasi yang telah dilakukan NU, dan puluhan ribu kader NU yang telah lahir. Walaupun jumlahnya sudah besar, masih kurang dari target yang ditetapkan.
Ketiga adalah konsolidasi agenda. Jika konsolidasi program dari pusat hingga daerah dapat diorkestrasi dengan baik, akan melahirkan dampak yang sangat besar. “Konsolidasi agenda dalam rencana strategis nasional NU,” imbuhnya.
Dia berharap, PWNU menyelaraskan dengan program PBNU yang kelak dilanjutkan oleh PCNU, MWC, hingga ranting NU. Dengan itu, pengurus NU di era saat ini yang menjadi pewaris dari para pendiri NU, dapat melanjutkan kejayaan NU yang telah diwariskan. (*)
Terpopuler
1
Iran-Israel Saling Serang, Korban Berjatuhan
2
Bukan Hanya Saleh, Pengurus Hendaknya Muslih
3
Majelis Taklim Fatimah Zahra Bukan Sekadar Ruang Pengajian Rutin
4
Proses Pemulangan Masih Berlangsung, Jamaah Haji Diimbau Berikut Ini
5
Iran-Israel Perang, Presiden Prabowo Serukan Perdamaian
6
Pemerintah Putuskan Empat Pulau yang Jadi Polemik Masuk Wilayah Aceh
Terkini
Lihat Semua