• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Rabu, 15 Mei 2024

Nasional

Sebelum Ramadhan Gelar Pelatihan Pembimbing Haji dan Umrah untuk Fatayat NU

Sebelum Ramadhan Gelar Pelatihan Pembimbing Haji dan Umrah untuk Fatayat NU
Ketua Ittihad Pembimbing dan Muthowif Haji Umrah Indonesia KH Ali Masykur Musa (AMM) melakukan nota kesepahaman dengan Fatayat NU yang diteken oleh Ketua Umum PP Fatayat NU Hj Margaret Aliyatul Maimunah. (Foto: Istimewa)
Ketua Ittihad Pembimbing dan Muthowif Haji Umrah Indonesia KH Ali Masykur Musa (AMM) melakukan nota kesepahaman dengan Fatayat NU yang diteken oleh Ketua Umum PP Fatayat NU Hj Margaret Aliyatul Maimunah. (Foto: Istimewa)

Tangerang Selatan, NU Online Banten
Peran perempuan terus dimaksimalkan oleh Pimpinan Pusat Fatayat Nahdlatul Ulama (NU). Salah satunya melalui pelatihan. Dan dalam waktu dekat akan digelar pelatihan pembimbing haji dan umrah, termasuk tour leader dan tour guide haji dan umrah untuk Fatayat NU.


’’Insya Allah sebelum puasa, akan menyelenggarakan pelatihan itu. Supaya teman-teman memiliki sertifikasi sebagai pembimbing haji dan umrah atau ketika mejadi tour leader dan tour guide untuk haji dan umrah,’’ ujar Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Fatayat NU Hj Margaret Aliyatul Maimunah kepada NU Online Banten, Jumat (3/3/2023) malam.


Sekadar diketahui, Ketua Ittihad Pembimbing dan Muthowif Haji Umrah Indonesia KH Ali Masykur Musa (AMM) melakukan nota kesepahaman dengan Fatayat NU. Penandatanganan tentang sertifikasi pembimbing, tour leader dan tour guide  haji dan umrah Indonesia dilakukan oleh AMM dan Ketua Umum PP Faatayat NU Hj Margaret Aliyatul Maimunah di Jakarta, Jumat (3/3/2023).


Ning Lia—sapaan akrab Margaret--maksud notakesepahaman itu menyelenggarakan sertifikasi pembimbing haji dan umrah, termasuk tour leader dan tour guide untuk haji dan umrah untuk Fatayat NU. 


’’Ini dilatarbelakangi oleh adanya kebutuhan bahwa keberadaan jamaah haji dan umrah sebagian besar perempuan dan kita tahu bahwa perempuan memiliki kekhususan terkait kesehatan reproduksi, alat reproduksi, dan fungsi reproduksinya. Sehingga kemudian juga melahirkan adanya beberapa kekhususan terkait perempuan dalam penyelenggaraan ibadah, tidak terkecuali saat melaksanakan ibadah haji,’’ jelasnya.


Oleh karena adanya kekhususan itu, lanjutnya, perempuan yang menjalankan ibadah haji dan umrah tidak semuanya memiliki  pengetahuan dan pemahaman terkait. ’’Sehingga membutuhkan adanya perempuan juga yang bisa menjadi pendamping, pembimbing, dan tempat para jamaah konsultasi  terkait beberapa hal tesebut,’’ tambah perempuan berkaca mata tersebut.


Menurut komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia itu, akan sedikit suasah, kalau kemudian beberapa hal yang sifatnya agak personal dan khas perempuan harus dikonsultasikan ke laki-laki. ’’Menjadi pendamping muthowif yang menemani di sana. Kemenag juga ada kebijakan terkait pendamping ibadah haji untuk perempuan. Tentu membutuhkan banyak sekali perempuan yang mampu sebagai pembimbing, yang dibutuhkan tersertifikasi, dan Fatayat masuk di kondisi ini,’’ pungkas istri Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Tangerang Selatan H Abdullah Mas’ud itu. 


Salah satu yang digarap PP Fatayat NU yang dilantik Desember tahun lalu itu adalah PCI. ’’Sudah ada 11an PCI. Malaysia, Hongkong, Taiwan, Azerbaijan, Yordania, Mesir, dan Arab Saudi. Dua terakhir baru terbentuk setelah saya terpilih,’’ terangnya.


Kondisi PCI satu dengan yang lainnya beda-beda. Di Taiwan dan Hongkong misalnya. ’’Itu banyak pekerja migran. Di Mesir, mahasiswa. PCI yang ada tentu butuh didampingi supaya terarah dan merasa diopeni. Ini yang kami bangun saat ini agar gerakannya senada,’’ imbuh perempuan berkaca mata tersebut.


Sebagai gambaran, lanjutnya, beberapa waktu lalu ke Mesir. ‘’Ada kaderisasi. Bersamaan Ansor dan Fatayat, ada 600 kader yang ikut. Setelah itu ke Malaysia. Karena sempat ada persoalan, PCI-nya terancam bubar. Kami mediasi, sekarang jalan lagi. November tahun lalu sekalian umrah bentuk PCI Arab Saudi. Lanjut Hongkong, kami melaksanakan kaderisasi. Sekarang mau jalan ke Taiwan. Pelantikan sekaligus kaderisasi,’’ terangnya, beberapa waktu lalu.


Dia ingin Fatayat dirasakan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat. Fatayat, lanjutnya, merupakan organisasi keagamaan yang fokus ke perempuan dan anak. ’’Fatayat itu memberi servis. Tataran bukan idealis. Ikut memberi kontribusi terkait persoalan-persoalan perlindungan perempuan dan anak,’’ jelasnya.


Pewarta: M Izzul Mutho


Nasional Terbaru