Bidah terbesar adalah perpecahan. Kita sudah hafal perjalanan Islam dari semenjak Rasulullah shallahu ’alaihi wasallam. Lalu turun kepada para sahabat yang kemudian diteruskan oleh para khalifah dan sampai pada hari ini. Di Indonesian, Nahdlatul Ulama hadir untuk menjaga nilai dan perjuangan Islam dengan tetap mempertahankan kearifan lokal.
Dari perjalanannya salah satu penyebab paling kuat yang mengakibatkan kemunduran perdaban Islam adalah perpecahan yang sesungguhnya. Rasulullah shallahu ’alaihi wasallam tidak pernah mengajarkan hal demikian, melainkan kebalikannya yaitu persatuan. Maka dengan demikian perpecahan adalah bidah yang paling harus kita hindari.
Islam telah banyak mengalami berbagai macam peristiwa dan peristiwa yang paling mengerikan adalah perang suadara. Singkat saja kita sebut perseteruan Muawiyah dengan Sayidina Ali, lalu Bani Umayyah dengan Bani Abbasiyah dan secara kasat mata salah satu penyebab keruntuhan Bani Abbasiyah yang disebut sebagai zaman keemasan Islam itu adalah perbedaan kepentingan yang kemudian menyebabkan perpecahan-perpecahan di dalam tubuh Bani Abbasiyah, sehingga tentara Mongol mampu mengikis dan memporakporandakan kerajaan Islam yang sudah tidak lagi kokoh.
Berkaca dari peristiwa di atas, Nahdlatul Ulama sudah pasti tidak pernah sedikitpun menghendaki perpecahan, meski perdebatan dengan aliran Islam lain tidak bisa dielakkan di wilayah syariat bahkan akidah. Tetapi yang harus diperhatikan ialah Nahdlatul Ulama adalah sebuah organisasi yang besar dan memiliki lembaga, badan otonom dan badan khusus, sehingga intrik-intrik yang membahayakan bukan tidak mungkin terjadi, apa lagi di tahun politik seperti sekarang ini.
Perseteruan dan perbedaan kepentingan sekecil dan di sektor mana pun harus segera terselesaikan. karena yang harus kita ingat keruntuhan Abbasiyah bukan datang dari luar melainkan dari dalam. Nahdlatul Ulama, saya yakin sudah sangat mengetahui hal ini dan akan memperkuat eksistensinya dan tetap bersatu sehingga akan tetap kokoh dengan kokoh yang sebenarnya bukan seperti tembok Berlin yang hanya terlihat kokoh dari luar tetapi keropos di dalam dan Nahdlatul Ulama akan terbebas dari bidah terbesar yaitu perpecahan.
Sebagai warga Nahdlatul Ulama sudah seyogyanya bercita-cita membangun peradaban seperti yang telah dilakukan Rasulullah shallahu ’alaihi wasallam, yang membawa misi persatuan. Salah satu contohnya adalah dalam Piagam Madinah yang tidak hanya mendamaikan dua suku yang berbeda pada zaman itu, tetapi juga menyangkut berbagai hal, seperti hubungan muslim dan nonmuslim, perpajakan, perempuan, dan sebagainya. Intinya Piagam Madinah melambangkan persatuan. Dengan persatuan itulah Rasulullah membangun peradaban.
Wawan Sutaji, Anggota GP Ansor PAC Patia, Pandeglang; Lulusan Aqidah dan Filsafat Islam UIN Sunan Gunng Djati Bandung. Twitter : @wansoetadji
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Asyura
2
Katib Syuriyah PWNU Banten: PD-PKPNU Menguatkan Silaturahim dan Sinergitas
3
Ketum PBNU: Butuh Konsolidasi Gerakan untuk Mencapai Kemaslahatan
4
Pengunjuk Rasa soal ODOL Sempat Ditangkap, Ini Kata Ketua PBNU
5
Demo soal ODOL, Minta Payung Hukum bagi Sopir
6
Hukum, Keutamaan, dan Niat Puasa Muharram, Termasuk Tasu’a dan Asyura
Terkini
Lihat Semua