Tangerang Selatan, NU Online Banten

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangerang Selatan (Tangsel) menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Pimpinan Badan Otonom (Banom) NU dan Upgrading Pengurus. Kegiatan digelar di Lantai 3 Graha Aswaja NU Tangsel, Ciputat, Tangsel, Ahad (29/12/2024).

Dari informasi yang dibagikan Ketua PCNU Tangsel H Abdullah Mas’ud disebutkan, kegiatan tersebut mengundang dua narasumber. Pertama, Ketua Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) Banten H Poniran yang menyampaikan materi Membangun Organisasi yang Akuntable dan Terpercaya.


Selain itu, ada Hamid Abidin, ketua Badan Harian Public Interest Research and Advocacy Center (PIRAC) dan Dewan Pakar Perhimpunan Filantrophy Indonesia. Dia menyuguhkan bahan terkait Kiat Cerdas Menyusun Program yang Tepat Sasaran dan Berdampak.

’’Kegiatan ini diikuti oleh 10 banom NU di Tangsel. Seperti Muslimat NU, Fatayat NU, GP (Gerakan Pemuda) Ansor, IPNU (Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama), IPPNU (Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama), PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia), ISNU (Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama), Pagar Nusa, Pergunu (Persatuan Guru Nahdlatul Ulama), dan JQHNU (Jam'iyyatul Qurra wal Huffazh Nahdlatul Ulama),’’ terangnya di grup aplikasi perpesanan dikutip NUOB, Selasa (31/12/2024).


Sebelumnya, Ketua PCNU Tangsel H Abdullah Mas’ud mengingatkan, masa kepengurusan PCNU di bawah nakhodanya sampai 23 November 2025. Oleh karena itu, semua yang terkait bersiap menggelar konferensi cabang (konfercab). ’’Saat musker (musyawarah kerja) V pada awal tahun depan, kita juga akan bahas kapan dan di mana konfercab nanti digelar. Tangsel tidak boleh terlambat menggelar konfercab. Bisa ancang-ancang dilaksanakan Oktober misalnya. Jika lewat, masih ada waktu, November. Jangan sampai, terlalu asyik, kadang lupa,’’ katanya saat memulai Rapat Pleno PCNU Tangsel di Lantai 3 Graha Aswaja NU Tangsel, Ciputat, Tangsel, Ahad (15/12/2024).



Dia juga berharap, di sisa waktu yang ada, para pengurus, termasuk lembaga NU Tangsel bersiap dan fokus.’’Ngapain saja. Berharap masing-masing lembaga punya legacy, sesuatu yang belum ada, dikenang. Yang menjadi kenangan,’’ imbuhnya. (Mutho)