Banten Raya

Ini Impian Besar Nakhoda Baru ISNU Tangsel

Ahad, 2 Juni 2024 | 21:22 WIB

Ini Impian Besar Nakhoda Baru ISNU Tangsel

Sekjen PP ISNU Muhammad Kholid Syeirazi (kiri) dan Abdullah Ubaid. (Foto: NUOB/Abdulloh Tsalis)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Tangerang Selatan (Tangsel) punya nakhoda baru. Ini setelah Abdullah Ubaid terpilih secara aklamasi sebagai ketua ISNU Tangsel periode empat tahun mendatang pada Konferensi Cabang (Konfercab) I ISNU Tangsel di Graha Aswaja NU Tangsel, Ciputat,  Tangsel, Ahad (2/6/2024).

 


Ubaid yang sebelumnya sebagai sekretaris ISNU Tangsel itu mengusung sejumlah komitmen. "Kami akan menginventarisasi sarjana NU se-Tangerang Selatan. Baik di bidang kedokteran, sains, agama, dan lain-lain. Dengan demikian, akan diketahui jumlahnya berapa dan kompetensi mereka apa,’’ jelasnya ditemui NUOB.


Tak hanya itu. Ubaid punya komitmen memperbaiki sistem pengaderan di internal ISNU. "Kaderisasi menjadi sangat penting, baik untuk penguatan gerakan organisasi maupun kapasitas building para sarjana NU, sehingga ISNU tetap tangguh dan kokoh," tambahnya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD



Dia juga punya impian besar. ISNU Tangsel bisa mendirikan universitas dengan nama Universitas Tangerang Selatan. "Dengan banyaknya guru besar dan sarjana yang dimiliki, kami optimistis dapat merealisasikan hal tersebut dengan mudah," tegasnya.



Sebelumnya, saat membuka Konfercab I ISNU Tangsel, Sekretaris Jenderal Pimpinan Pusat ISNU Muhammad Kholid Syeirazi mengatakan,

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

empat komponen utama harus dimiliki kader NU, khususnya ISNU. ’’Kader NU harus jelas berideologi dalam agama, Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja), dan dalam bernegara, Pancasila,” ujar Kholid.



Selain itu, kompetensi keilmuan tertentu. ’’Jangan sampai menjadi palugada, yang kalau disuruh ini bisa disuruh itu bisa. Padahal bisanya setengah-setengah. Jadi harus punya identitas keilmuan tertentu,” tambahnya di hadapan yang hadir, di antaranya Anak Cabang ISNU se-Tangerang Selatan.


Tak kalah pentingnya, lanjutnya, kompetensi profesional. “Harus memiliki profesionalisme yang berideologi. Bukan hanya sekadar profesional tanpa landasan ideologi ataupun sebaliknya,” imbuhnya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD



Terakhir, kompetensi sosial. “NU punya tugas besar dalam hal keagamaan dan kebangsaan. Tidak boleh apatis terhadap upaya memelihara dan menyebarkan pemahaman tentang Aswaja dan Pancasila,” ujar komisaris PT PP Urban itu.


Pada kesempatan itu, dia juga berpesan agar konfercab bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan dalam waktu sesingkat-singkatnya. (Abdulloh Tsalis Zaadin Ni’am)

ADVERTISEMENT BY ANYMIND