Perempuan Harus Makin Eksis tanpa Kehilangan Jati Diri
Senin, 25 November 2024 | 17:28 WIB

Pengajian bulanan PAC Fatayat NU Pagedangan di Aula MI Miftahul Ulum Karang Tengah, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten, Ahad (24/11/2024). (Foto: Dok PAC Fatayat NU Pagedangan)
Tangerang Selatan, NU Online Banten
Ketua Pimpinan Anak Cabang (PAC) Fatayat Pagedangan Siti Humairoh mengatakan, perempuan harus dapat menyadari bahwa eksistensinya sangat berharga dan tidak hanya di keluarga.’’Ranah domestik ikut berperan,’’ ujarnya saat pengajian bulanan bertema Pentingnya Peran Wanita dalam Membangun Peradaban Bangsa di Aula MI Miftahul Ulum Karang Tengah, Pagedangan, Kabupaten Tangerang, Banten, Ahad (24/11/2024).
Oleh karena itu, dia berpesan untuk para perempuan agar mengambil peran secara aktif di ranah publik serta menumbuhkan karakter Fatayat NU. ’’Dan membuktikan bahwa perempuan juga dapat berkontribusi soal keagamaan dan kebangsaan,’’ imbuhnya seperti dalam rilis yang diterima NUOB, Senin (25/11/2024).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Menurutnya, kemajuan teknologi informasi yang pesat saat ini selaras dengan perkembangan zaman, harus mampu dikuasai bahkan menjadi penggerak dengan tetap menjaga citra dirinya. ’’Perempuan harus semakin mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. Adaptasi dalam hal bisa menyesuaikan diri tanpa kehilangan status sebagai muslimah yang dalam ucapan dan tindak-tanduknya berdasarkan nilai-nilai kebaikan yang anfa'uhum linnas," jelasnya.
Sedangkan Ahmad DH, pendakwah, dalam ceramahnya menyampaikan, perempuan dalam Islam memiliki posisi yang sangat tersanjung. Bahkan dalam bentangan sejarah yang ada, Islam dapat dikatakan sebagai agama pertama yang memiliki visi penghormatan terhadap perempuan. ’’Transmisi ilmu pengetahuan di abad pertama (dan) abad kedua Hijriah, perempuan terlibat sangat intensif dan signifikan sehingga sumber otoritas itu diwarnai dan kontribusi perempuan besar sekali,’’ ungkapnya.
Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Pagedangan KH M Rumli menambahkan, perempuan tiangnya negara harus dimaknai bahwa peran serta perempuan bukan hanya berjuang di dalam keluarga saja. ’’Perempuan harus menjadi benteng bagi Indonesia agar menjadi negara yang utuh di dalam bingkai NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia). Ini harus benar-benar menjadi bagian tugas dari Fatayat NU,’’ pintanya. (*)
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
ADVERTISEMENT BY ANYMIND