Jateng

Hari Lahir Nabi Muhammad Perlu Terus Diperingati

Jumat, 13 September 2024 | 10:19 WIB

Hari Lahir Nabi Muhammad Perlu Terus Diperingati

Katib ‘Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori saat Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw dan Haul Masyayikh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Senin (9/9/2024). (Foto: SSY-GusMus Channel)

Rembang, NU Online Banten

Katib ‘Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Akhmad Said Asrori mengatakan, hari lahir Nabi Muhammad saw perlu untuk diperingati. "Perlu terus memperingati hari lahirnya Kanjeng Nabi," katanya saat Peringatan Maulid Nabi Muhammad saw dan Haul Masyayikh Pondok Pesantren Raudlatut Thalibin, Leteh, Rembang, Jawa Tengah, Senin (9/9/2024).



Sebab, kata Kiai Said Asrori, Nabi Muhammad saw merupakan sosok makhluk terbaik yang Allah swt. Kelahirannya dan diutusnya Nabi perlu disyukuri. "Merasa senang dengan pengutusannya Nabi mengadakan Maulid Nabi," imbuh Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatut Thullab, Tempuran, Magelang, Jawa Tengah itu.

ADVERTISEMENT BY OPTAD



Hal tersebut sejalan dengan firman Allah swt dalam Al-Qur'an Surat Yunus ayat 58. "Katakanlah (Nabi Muhammad), “Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya itu, hendaklah mereka bergembira. Itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan.” 



Kiai Said juga menyampaikan, karunia Allah yang dimaksud dalam ayat tersebut menurut ulama ahli tafsir adalah pengutusan Nabi Muhammad saw sebagai seorang Rasulullah kepada manusia. Selain itu, karunia yang dimaksud juga merupakan agama Islam dan Al-Qur'an. Karenanya, hanyalah Islam agama yang diterima Allah swt. "Agama selain Islam tidak akan diterima di dalam akhirat," katanya dalam kegiatan yang ditayangkan YouTube GusMus Channel.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND



Dengan begitu, yang berhak atas surga Allah adalah mereka yang beriman. Demikian ini difirmankan Allah swt dalam Al-Qur'an Surat Al-Kahfi ayat 107. "Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh memperoleh Surga Firdaus sebagai tempat tinggal."


Dalam kesempatan itu, seperti dilansir NU Online, hadir pula di antaranya Rais Syuriyah PBNU KH Bahauddin Nursalim. Dalam pengajiannya, ia menegaskan mengenai makna dlallan pada Al-Qur'an surat Ad-Dhuha yang tidak berarti Nabi sesat. Kata itu diartikan Kiai Bisri Mustofa Rembang dalam Kitab Al-Ibriz sebagai orang yang tidak tahu. Sebab, Nabi merupakan sosok yang maksum, terjaga dari dosa, baik sebelum maupun setelah diutus. Gus Baha juga menyampaikan bahwa nikmat yang harus diceritakan sebagaimana disebutkan dalam ayat terakhir Surat Ad-Dhuha, adalah Al-Qur'an dan kenabian Muhammad saw. (Muhammad Syakir)

ADVERTISEMENT BY ANYMIND