Keislaman

Hukum Asma Muaddhamah yang Hurufnya Terpisah-pisah…

Jumat, 24 November 2023 | 09:23 WIB

Hukum Asma Muaddhamah yang Hurufnya Terpisah-pisah…

Sebagian asmaul husna. (Foto: NUO)

LAFADZ Al-Qur’an, asma Allah, dan asma Nabi Muhammad saw, hukumnya wajib dimuliakan. Benda apapun yang bertuliskan Al-Qur’an, asma Allah, dan asma Nabi saw, tidak boleh dibawa ke tempat kotor, seperti WC dan lainnya.

Bahkan jika kedapatan berada di tempat yang tidak layak, seperti jatuh di tanah, maka wajib mengangkatnya dan meletakkan di tempat yang tinggi sekiranya tidak sejajar dengan posisi kaki.


Oleh karena itu, ulama Syafiiyah menghukumi makruh menulis kalimat Al-Qur’an, kalimat tauhid, dan agung lainnya pada benda yang sekiranya sulit menjaga kemulian kalimat-kalimat tersebut.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Dalam Kitab Al-Mausu’ah Al-Kuwaitiyah disebutkan:

 

ﺫﻫﺐ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻴﺔ ﻭﺑﻌﺾ ﺍﻟﺤﻨﻔﻴﺔ ﺇﻟﻰ ﻛﺮﺍﻫﺔ ﻧﻘﺶ ﺍﻟﺤﻴﻄﺎﻥ ﺑﺎﻟﻘﺮﺁﻥ ﻣﺨﺎﻓﺔ ﺍﻟﺴﻘﻮﻁ ﺗﺤﺖ ﺃﻗﺪﺍﻡ ﺍﻟﻨﺎﺱ ، ﻭﻳﺮﻯ ﺍﻟﻤﺎﻟﻜﻴﺔ ﺣﺮﻣﺔ ﻧﻘﺶ ﺍﻟﻘﺮﺁﻥ ﻭﺍﺳﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺤﻴﻄﺎﻥ ﻟﺘﺄﺩﻳﺘﻪ ﺇﻟﻰ ﺍﻻﻣﺘﻬﺎﻥ

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

 

“Ulama Syafiiyah dan sebagian ulama Hanafiyah berpendapat terhadap kemakruhan mengukir (menulis) dinding dengan Al-Qur’an karena dikhawatirkan jatuh di bawah kaki manusia. Sedangkan ulama Malikiyah berpandangan bahwa haram menulis Al-Qur’an dan nama Allah di atas dinding karena akan menyebabkan nantinya disepelekan.”

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 


Nah, para pembaca NU Online Banten yang dimuliakan Allah. Ada pertanyaan, bagaimana hukum asma muaddhamah yang hurufnya terpisah-pisah. Apakah sifat keagungannya masih tetap?


Muktamar Nahdlatul Ulama kelima di Pekalongan, Jawa Tengah, yang dilaksanakan 13 Rabius Tsani 1349/7 September 1930, seperti dikutip dari Juz Awal Ahkamul Fuqaha fi Muqarrarat Mu’tamirat Nahdlatil Ulama, Kumpulan Masalah Diniyah dalam Muktamar Nahdlatul Ulama PBNU, Penerbit CV Toha Putra Semarang, menjawab sebagai berikut:

 


Para ulama berselisih pendapat tentang masih tetapnya keagungan nama-nama yang (diagungkan) sesudah dipisah-pisahkan hurufnya. Ada yang berpendapat tetap, dan ada pula yang berpendapat hilang keagungannya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

Rujukan: Kitab Fatawi Kubra


اختلف العلماء فى ثبوت عظمتها بعد التقطيع . كما فى فتاوى الكبرى ونصها قال ابن عبد السلام الاولى غسلها اى الورقة الملقاة لان وضعها فى الجدار تعريض لسقوطها والاستهانة . وقيل تجعل فى حائط. وقيل يفرق حروفها ويلقيها ذكره الزركشى الى ان قال فالوجه الثالث شاذ لاينبغى ان يعول عليه فان قلت وجه ضعيف ايضا ان هذه الحروف لما ركب منها هذا الاسم المعظم ثبت لها التعظيم فتفريقها بعد ذلك لايوجب اهدارما ثبت لها. قلت انما يأتى ذلك على مامال اليه السبكى من ان الحروف المقطعة حكمها حكم الكلمات الشريفة ومقتضى كلامهم خلافه اه.


Wallahu a’lam bisshawab

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

ADVERTISEMENT BY ANYMIND