Ketum PBNU: Khidmat Pendidikan di Lingkungan NU Masih Terpisah
Rabu, 22 Januari 2025 | 22:33 WIB

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf saat pembukaan Kongres Pendidikan NU di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (22/1/2025). (Foto: NUO/Suwitno)
Tangerang Selatan, NU Online Banten
Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, Nahdlatul Ulama (NU) mewarisi kekayaan dari berbagai macam inisiatif yang muncul dari kelompok atau perorangan di lingkungan Nahdliyin untuk memberikan khidmat kepada masyarakat, termasuk di bidang pendidikan. ’’Inisiatif-inisiatif tersebut muncul secara independen, sehingga begitu saja dilaksanakan, tanpa menunggu apa pun.’’ Ujar Gus Yahya—sapaan KH Yahya Cholil Staquf--saat pembukaan Kongres Pendidikan NU di Hotel Bidakara, Jakarta, Rabu (22/1/2025).
Saat ini, sebutnya, NU punya sekitar 13 ribu pendidikan anak usia dini, sekitar 26 ribu pesantren, 15 ribu sekolah dan madrasah, dan ratusan perguruan tinggi di lingkungan Nahdlatul Ulama.
’’Khidmat pendidikan di lingkungan NU masih terpisah satu sama lain, dan sekarang sudah menjadi begitu banyak jumlahnya,’’ imbuhnya dalam rilis yang diterima NUOB.
Dia mencontohkan, para ibu Muslimat mendirikan pendidikan anak usia dini (PAUD), raudhatul athfal dan lain sebagainya, tidak menunggu komando dari pengurus Muslimat, atau komando dari pengurus NU. "Mereka melihat ada banyak anak berkeliaran, mereka bikin PAUD, begitu saja," ungkap kiai asal Rembang, Jawa Tengah, itu.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Mereka, lanjutnya, banyak yang jungkir balik untuk mencari biaya membangun infrastruktur sendiri, mencari tenaga pendidik sendiri, dan banyak di antaranya yang melibatkan diri tanpa digaji, atau digaji sekadar agar pantas. "Mereka tidak minta kepada organisasi, tidak nanya dan tidak pernah mengeluh kepada organisasi. Tetapi, semuanya dengan sepenuh hati menisbatkan khidmatnya itu kepada Nahdlatul Ulama. Ini masyaaallah," jelasnya.
Satuan-satuan khidmat pendidikan yang sudah terlanjur ada tersebut, tidak ada pilihan selain bahwa NU harus membangun sistem bagi sekian banyak unit-unit pelayanan tersebut, agar dapat dikelola dengan lebih baik. "Inilah yang kemudian diupayakan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sejak awal masa khidmat itu selalu berusaha membangun desain governing system untuk berbagi jaringan unit-unit ulang layanan yang sudah ada di lingkungan Nahdlatul Ulama," ungkapnya.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Untuk itu, di antaranya yang diupayakan PBNU adalah membuat sistem yang terstruktur dari daerah sampai pusat, sehingga semuanya dapat dimonitor dan dievaluasi, dan saling terhubung. ’’Kongres Pendidikan NU dalam kesempatan ini adalah salah satu upaya dari PBNU untuk memajukan pendidikan NU secara kolektif, dengan melibatkan semua pihak, baik dari pemerintah maupun swasta,’’ terangnya.
Hadir dalam kesempatan ini, antara lain, Katib ‘Aam PBNU KH Akhmad Said Asrori, Menteri Pembangunan Manusia Pratikno, Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Ova Emilia, para pejabat lainnya, serta peserta utusan dari berbagai daerah di Indonesia.
Sebagai informasi, Kongres Pendidikan NU 2025 yang sedang dan akan berlangsung sampai Kamis (23/1/2025) merupakan salah satu rangkaian acara Hari Lahir (Harlah) Ke-102 NU yang digelar oleh tiga lembaga PBNU yang menaungi pendidikan. Rabithah Ma'ahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (RMINU), Lembaga Pendidikan Ma'arif Nahdlatul Ulama (LP Ma'arif NU), dan Lembaga Pendidikan Tinggi Nahdlatul Ulama (LPTNU).
ADVERTISEMENT BY OPTAD
ADVERTISEMENT BY ANYMIND