Nasional

Pencipta Shalawat Badar Akan Dapat Tanda Kehormatan dari Pemerintah

Senin, 12 Agustus 2024 | 22:53 WIB

Pencipta Shalawat Badar Akan Dapat Tanda Kehormatan dari Pemerintah

KH Ali Manshur Shiddiq, pencipta Shalawat Badar. (Foto: Dok Keluarga)

Jakarta, NU Online Banten

Hari Ulang Tahun (HUT) Ke-79 Kemerdekaan Indonesia tinggal menunggu hitungan hari. Jelang momentum penting bagi republik ini, pemerintah akan memberikan tanda kehormatan untuk KH Ali Manshur Shiddiq, pencipta Shalawat Badar, di Istana Presiden, Jakara, Rabu (14/8/2024).


Kabar itu didapatkan dari putra bungsu KH Ali Manshur Shiddiq, Gus Saiful Islam Ali. Dia mengatakan, pihaknya telah dihubungi oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jawa Timur mengenai penghargaan tersebut. "Insyaallah saya akan berangkat ke Jakarta, mendampingi Kiai Syakir, putra sulung Kiai Ali Manshur sebagai ahli waris yang akan menerima tanda kehormatan dari Presiden," kata Gus Saiful kepada NU Online, Senin (12/8/2024).



Gus Saiful mengungkapkan rasa bahagianya mengetahui pemerintah berencana akan memberikan tanda penghormatan tersebut. Baginya, itu menunjukkan bahwa perhatian pemerintah terhadap nilai-nilai keislaman dalam perjuangan bangsa mendapatkan konsen yang khusus.

ADVERTISEMENT BY OPTAD



"Shalawat Badar dipakai untuk menyemangati umat Islam terkhusus kaum Nahdliyin yang waktu itu telah dirongrong oleh kelompok-kelompok yang ingin mengkudeta negara kita ini. "Shalawat Badar dipakai di mana-mana, oleh sebab itu, kita sebagai generasi penerus marilah memakai Shalawat Badar ini sebagai media kita memohon kepada Allah agar kiranya nanti selalu dalam koridor, jalan, dan dijaga oleh Allah," terangnya.



Seperti diketahui, Shalawat Badar yang diciptakan KH Ali Manshur di Banyuwangi pada 1962, telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda Indonesia (WBTBI) melalui sertifikat Nomor 2194/F4/KB.08.06/2022 tertanggal 21 Oktober 2022.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 


Dijelaskan, shalawat ini lahir pada masa ketegangan politik setelah pembubaran Konstituante oleh Presiden Soekarno, sebagai bentuk doa dan ikhtiar batin untuk keselamatan umat dan bangsa.



KH Ali Manshur dikenal sebagai ulama dan pengurus NU di Banyuwangi serta pejabat di Kementerian Agama. Selain itu, KH Ali Manshur, lanjutnya, juga merupakan anggota Konstituante dari Partai NU. "Shalawat Badar kini dipraktikkan secara luas di Indonesia dan negara-negara Muslim di Asia, Afrika, hingga Eropa, dan menjadi bagian dari ritual dalam majelis shalawat dan taklim," katanya, dilansir NU Online.

ADVERTISEMENT BY OPTAD



KH Ali Manshur wafat pada 1971 dan dimakamkan di Kompleks Pendidikan Syiar Islam, lembaga yang didirikannya di Desa Maibit, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Makamnya kini menjadi salah satu tujuan ziarah. (Haekal Attar)

ADVERTISEMENT BY ANYMIND