Santri Dibekali Bahasa agar Mampu Berkompetisi dengan yang di Luar
Selasa, 2 Juli 2024 | 23:49 WIB
PULUHAN pesantren berdiri di Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Salah satunya adalah Pondok Pesantren Al Tsaniyyah. Tak jauh dari gedung, tertulis di papan Ma’hadus Tsaniyyah al Islamiyyi, Al-Tsaniyyah Islamic Boarding School. Lokasinya di Jl H Djaman, Buaran, Serpong, Tangsel.
KH Muhammad Alvi Firdausi menceritakan, pesantren didirikan pada 2009 oleh KH M Masyhuri Na'im. Santri senior Pondok Pesantren Sidogiri, Jawa Timur, itu memiliki cita-cita mendirikan pesantren dan majelis taklim. Kiai Masyhuri ingin ada tempat untuk mengajarkan informasi Islam yang benar kepada masyarakat. Juga melahirkan generasi hebat sebagai pionir penerus bangsa yang siap dikader untuk masa depan.
Jalur sanad keilmuan Kiai Masyhuri sangat jelas. Di Sidogiri di antaranya berguru kepada KH Nawawi dan para guru lainnya. ’’Dan yang pasti masih banyak lagi gurunya,” katanya. Kiai Masyhuri wafat pada 14 Dzulhijjah 1435 H. Kemudian, pesantren ini diteruskan oleh menantunya, Muhammad Alvi Firdausi, yang merupakan pengasuh generasi kedua.
"Awalnya didesain berkiblat dengan Pesantren Sidogiri. Jadi ingin membuat miniaturnya Sidogiri di wilayah Banten," ungkap Gus Alvi—sapaan KH Muhammad Alvi Firdausi--pengasuh Pondok Pesantrean Al Tsaniyyah saat ditemui oleh NUOB di kediamannya, Selasa (2/7/2024).
Ketua Rabithah Ma'ahid Islamiyah (RMI) Nahdaltul Ulama (NU) Tangsel itu menambahkan, nama Al Tsaniyyah diambil dari sebuah syair yang dinyanyikan oleh orang-orang Madinah ketika menyambut Rasulullah saw, thalaal badru alaina, min tsaniyyatil wada.’’Diharapkan dari pesantren ini akan lahir santri-santri purnama yang siap bersinar untuk masa depan,’’ ungkapnya.
Landasan pesantren Al Tsaniyyah adalah pesantren salafiyah. "Di sini, kami mengajarkan santri dengan kutubut turats, membaca dan menghafal Al-Qur'an, serta bilingual, yaitu bahasa Arab dan Inggris, yang kebetulan menjadi program andalan pesantren ini," tambahnya.
Kitab-kitab yang dipelajari di pesantren di bawah naungan RMI NU Tangsel itu, antara lain Ta'lim Muta'allim, Fathul Qarib, Safinatun Naja, Al Akhlaq lil Banin, Jurumiyah, Tafsir Jalalain, Bidayatul Hidayah, serta Tanqihul Qaul.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Adapun kegiatan sehari-hari di pesantren ini meliputi bangun pagi pukul 03.30 WIB untuk Shalat Tahajud. Dilanjutkan dengan murajaah Al-Qur'an hingga subuh. Setelah shalat, dzikir Ratibul Haddad, kemudian mengaji kitab yang telah ditentukan sesuai jadwal.
Selanjutnya, pukul 08.00 WIB dimulai belajar di kelas hingga dhuhur. Pukul 13.30 dilanjutkan lagi hingga 15.30 WIB. Sebelum maghrib, ada rutinan pembacaan Yasin di maqbarah makam pengasuh. Kemudian selepas Shalat Maghrib membaca tahlil setiap hari. "Karena terbiasa, semua santri di sini hafal tahlil, sehingga bisa menjadi modal untuk memimpin tahlil di masyarakat," paparnya. Pada pukul 22.00 WIB, para santri istirahat.
"Jadi setengah sepuluh malam santri harus tidur. Tidak boleh ada yang beraktivitas agar paginya bisa beraktivitas normal, ngejaga semangat, konsentrasi, dan energi yang penuh. Istirahat harus diatur,’’ ujarnya sembari menambahkan bahwa jumlah santri sekitar 50 orang, mulai jenjang SMP hingga SMA.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND
Di pesantren ini, lanjutnya, santri tidak hanya mondok. Tetapi juga mengikuti program kaderisasi. Mereka digembleng untuk menjadi anak didik yang siap terjun di masyarakat. Minimal, bisa menjadi imam shalat, menganalisa kitab sebagai landasan mengamalkan dan mengembangkan Al-Qur'an berdasarkan pendapat para ulama.
"Santri sekarang tidak cukup hanya dibekali ilmu keagamaan, tetapi harus memiliki keterampilan lebih, khususnya dalam berbahasa. Karena bahasa itu butuh kebiasaan sehingga mereka bisa berkompetisi dengan yang di luar," jelasnya.
Ke depan, lanjut penerus Kiai Masyhuri itu, pihaknya bercita-cita agar pesantren ini terus eksis di tengah perkembangan Tangsel yang pesat. ’’Jangan sampai modernisasi mengubah cita-cita kami,’’ tegasnya. (Abdulloh Tsalis Zaadin Ni'am)
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Editor: Izzul Mutho
ADVERTISEMENT BY ANYMIND