• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Senin, 29 April 2024

Pesantren

Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Situbondo dan Kearifan Lokal

Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Situbondo dan Kearifan Lokal
Salah satu aktivitas di Pesantren Salafiyah Syafi'iyah di Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur. (Foto: Ist)
Salah satu aktivitas di Pesantren Salafiyah Syafi'iyah di Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur. (Foto: Ist)

PESANTREN di Indonesia telah lama menjadi pusat pendidikan Islam yang kaya akan tradisi dan kearifan lokal. Salah satu pesantren yang terkenal adalah Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah di Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur. Pesantren yang berdiri sejak 1908 itu serasa tak bisa dipsahkan dengan perjalanan Nahdlatul Ulama (NU).



Pesantren Salafiyah Syafi'iyah memiliki akar yang dalam terkait tradisi keislaman Indonesia. Pesantren ini berkomitmen untuk menjaga warisan Islam yang moderat dan inklusif. Pendidikan di pesantren ini didasarkan pada ajaran salaf, yang mengacu pada generasi awal umat Islam, sambil tetap mengakomodasi kebutuhan zaman modern.



Pesantren ini tidak hanya menawarkan pendidikan agama, tetapi juga mengajarkan keterampilan tradisional dan kearifan lokal. Para santri diajarkan untuk menghargai budaya lokal sambil tetap memegang teguh nilai-nilai Islam. Inilah yang membuat pesantren ini menjadi lembaga pendidikan yang holistik, mencetak generasi yang tidak hanya berpengetahuan agama, tetapi juga terhubung dengan akar budaya.




Pengasuh Pesantren Salafiyah Syafi'iyah KH Raden Ach Azaim Ibrahimy mengatakan, tujuan utama pesantren adalah mencetak generasi yang tidak hanya cerdas secara intelektual. ‘’Tetapi juga berkarakter dan dapat memberikan kontribusi positif bagi masyarakat. Di sinilah pentingnya memahami dan menghormati perbedaan antarindividu dalam masyarakat,’’ ujar Kiai Azaim Ibrahimy saat diwawancarai di pesantren, Ahad (21/1/2024)


Dalam menyikapi tantangan zaman modern, lanjutnya, upaya pesantren adalah mengintegrasikan teknologi informasi ke dalam kurikulumnya tanpa mengorbankan nilai-nilai tradisional. ’’Ini bertujuan agar santri dapat tetap relevan di era digital tanpa kehilangan akar budaya dan keislaman mereka,’’ imbuhnya.

 

Sedangkan Sekretaris Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Kiai Fadhoil menambahkan, saat ini tantangan utama adalah menjaga keseimbangan antara nilai-nilai tradisional dan tuntutan perkembangan teknologi. ’’Pesantren harus dapat beradaptasi tanpa kehilangan esensi pendidikan Islam yang dianut,’’ terangnya, Senin (22/1/2024).


Pengurus pesantren lainnya, Kiai Abdurrahman Al Qayyis, juga menyampaikan, pesantren bukan hanya tempat pendidikan formal, tetapi juga tempat di mana nilai-nilai sosial dan moral ditanamkan secara mendalam. ’’Santri diharapkan menjadi pemimpin yang dapat membawa perubahan positif dalam skala yang lebih besar,’’ terangnya, Selasa (23/1/2024).



Pesantren tidak hanya memengaruhi santrinya, tetapi juga memiliki dampak positif kepada masyarakat sekitarnya. Melalui program-program sosial dan keagamaan, pesantren ini berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan dan kesadaran agama di wilayah tersebut.

 


Kiai Azaim Ibrahimy menyebutkan bahwa pesantren aktif terlibat dalam kegiatan sosial seperti pemberian bantuan kepada masyarakat kurang mampu, penyuluhan agama, dan pelatihan keterampilan untuk meningkatkan ekonomi lokal. ’’Hal ini menciptakan ikatan kuat antara pesantren dan masyarakat sekitar, menjadikan pesantren sebagai pusat kegiatan sosial dan keagamaan yang penting,’’ jelasnya.

 


Kiai Azaim Ibrahimy juga berharap, ke depan pesantren dapat terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman, sambil tetap memegang teguh nilai-nilai Islam dan tradisi lokal. ’’Sangat penting peran pesantren dalam mendidik generasi penerus yang memiliki kualitas intelektual, spiritual, dan sosial,’’ tegasnya.



Pengurus pesantren lainnya, Arfandi, mengatakan, sambil menjaga nilai-nilai lokal, pesantren harus membekali santrinya dengan pemahaman yang luas tentang isu-isu global. ’’Ini penting agar santri dapat berperan sebagai warga dunia yang dapat berkontribusi dalam lingkup internasional, tetapi tetap memiliki identitas keislaman yang kuat,’’ kata pria bergelar doktor tersebut.
 


Dia mengakui bahwa pesantren seringkali menghadapi tantangan finansial dalam menjalankan berbagai program pendidikan dan sosial. Oleh karena itu, dia berharap adanya dukungan lebih lanjut dari pemerintah dan masyarakat untuk menjaga keberlanjutan pesantren.


Pesantren Salafiyah Syafi'iyah di Sukorejo, Situbondo, merupakan contoh nyata bagaimana pendidikan Islam dapat tetap relevan dan berdampak positif pada masyarakat lokal dan global. Pesantren ini juga memiliki dampak positif pada masyarakat lokal melalui program-program sosial dan keagamaan, menjadikannya pusat kegiatan sosial dan keagamaan yang penting dalam wilayah tersebut.



Pesantren Salafiyah Syafi'iyah ini adalah contoh nyata bagaimana pesantren dapat menjadi lembaga pendidikan yang tidak hanya mencetak generasi berpengetahuan agama, tetapi juga terhubung dengan akar budaya dan mampu beradaptasi dengan dinamika zaman. Pesantren ini memainkan peran penting dalam menjaga warisan keislaman dan kearifan lokal Indonesia. (Pengirim: Ilham Akbar)
 


Editor: M Izzul Mutho


Editor:

Pesantren Terbaru