• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Senin, 29 April 2024

Pesantren

Tebuireng, Melestarikan Sejarah untuk Peradaban Masa Depan

Tebuireng, Melestarikan Sejarah untuk Peradaban Masa Depan
Penutupan Mosba Pesantren Tebuireng, Jombang, Jumat (14/7/2023) di Masjid Pesantren Tebuireng. (Foto: IG Tebuireng Online)
Penutupan Mosba Pesantren Tebuireng, Jombang, Jumat (14/7/2023) di Masjid Pesantren Tebuireng. (Foto: IG Tebuireng Online)

PONDOK Pesantren Tebuireng merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam yang terkenal dan juga salah satu pondok pesantren terbesar di Jawa Timur dan Indonesia. Berlokasi di Jombang, Jawa Timur. Pesantren ini memiliki sejarah panjang yang bermula dari masa awal pendiriannya hingga berkembang menjadi lembaga pendidikan modern seperti yang kita kenal sekarang. Pesantren ini didirikan oleh KH Hasyim Asy'ari pada 1899. KH Hasyim Asy'ari merupakan salah satu ulama besar Indonesia yang juga merupakan pendiri Nahdlatul Ulama (NU).

 


Pesantren Tebuireng didirikan di Cukir, Diwek, Jombang, Jawa Timur. Awalnya, pesantren ini hanya memiliki delapan santri. Namun, seiring berjalannya waktu, pesantren ini semakin berkembang dan menjadi salah satu pesantren terbesar di Indonesia.

 


Pesantren Tebuireng memiliki peran penting dalam perkembangan Islam di Indonesia. Pesantren ini telah melahirkan banyak ulama dan tokoh-tokoh nasional. Salah satu tokoh nasional yang lahir dari pesantren ini adalah KH Abdurrahman Wahid, Presiden ke-4 Republik Indonesia.


Pada awal pendiriannya, Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy'ari mendirikan Pesantren Tebuireng dengan tujuan untuk memajukan pendidikan Islam di Jawa Timur. Tebuireng menerapkan sistem pendidikan tradisional pesantren, yang terfokus pada pengajaran agama Islam, Al-Quran, hadits, fiqih, dan tafsir. Para santri belajar di bawah bimbingan kiai (guru) dan mengikuti kurikulum yang telah ada dalam pesantren tersebut.



Selama perkembangan sejarahnya, Pesantren Tebuireng juga mengalami beberapa pembaruan dalam sistem pendidikannya. Salah satunya adalah upaya untuk mengintegrasikan pendidikan agama dengan pendidikan umum. Hal ini mencerminkan dorongan untuk mempersiapkan santri dengan pengetahuan yang lebih luas, termasuk ilmu pengetahuan modern. Dalam beberapa dekade terakhir, Pondok Pesantren Tebuireng telah mengambil langkah-langkah signifikan dalam memodernisasi sistem pendidikan dan infrastruktur. Mereka menggabungkan kurikulum agama dengan pendidikan umum seperti matematika, ilmu pengetahuan, dan bahasa asing.



Pesantren ini juga mendirikan lembaga-lembaga pendidikan nonformal seperti sekolah menengah kejuruan dan perguruan tinggi.

Namun ada satu periode yang akan selalu tercatat dalam sejarah bangsa Indonesia. Selama periode kemerdekaan Indonesia, Pondok Pesantren Tebuireng memainkan peran penting dalam perjuangan melawan penjajahan Belanda. Beberapa ulama dan santri Tebuireng aktif dalam perjuangan kemerdekaan, dan pesantren ini menjadi tempat berkumpulnya tokoh-tokoh nasionalis. Oleh karena itulah Hadratussyekh KH Muhammad Hasyim Asy'ari mendapat gelar ulama besar bergelar pahlawan nasional dan merupakan pendiri sekaligus rais akbar Nahdlatul Ulama.

 


Di era modern ini, Pondok Pesantren Tebuireng telah menjadi pusat kegiatan keagamaan, pendidikan, dan kultural di Jawa Timur. Mereka aktif dalam menyebarkan ajaran Islam yang moderat, serta mempromosikan perdamaian dan toleransi antaragama di masyarakat. Di antara sisi modern yang terus disesuaikan dengan peradaban zaman. Tebuireng juga terus meningkatkan relevansi pendidikan dengan memasukkan mata pelajaran terkait teknologi, ekonomi, dan manajemen dalam kurikulum mereka. Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan santri dengan kemampuan yang dibutuhkan dalam dunia kerja modern. Yang mana seiring berjalannya waktu, Pondok Pesantren Tebuireng telah meraih banyak prestasi dan pengakuan, baik di tingkat nasional maupun internasional. Alumni pesantren ini telah menjadi tokoh-tokoh sukses di berbagai bidang, termasuk politik, ilmu pengetahuan, dan seni.

 


Dengan sejarah yang panjang dan peran yang penting dalam pengembangan pendidikan Islam di Indonesia, Pondok Pesantren Tebuireng tetap menjadi lembaga pendidikan yang berpengaruh hingga zaman modern. Mereka terus berusaha memadukan nilai-nilai Islam dengan pengetahuan modern, mempersiapkan santri untuk menjadi pemimpin yang kompeten dalam masyarakat yang semakin global.



Selain menjadi pusat kegiatan keagamaan, pendidikan, dan kultural di Jawa Timur, Pondok Pesantren Tebuireng telah lama menjadi lembaga pendidikan Islam ternama di Indonesia. Salah satu aspek yang tak kalah penting adalah peran santrinya dalam pemberdayaan masyarakat. Melalui program-program sosial, kesehatan, dan ekonomi, para santri Tebuireng telah aktif dalam berbagai inisiatif yang mendukung pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.


Berikut adalah gambaran mengenai peran penting santri dalam pemberdayaan masyarakat, lengkap dengan contoh konkretnya:

Pertama, program sosial. Santri Pondok Pesantren Tebuireng telah aktif dalam berbagai program sosial yang bertujuan untuk membantu masyarakat yang membutuhkan. Beberapa contoh kegiatan sosial yang telah dilakukan oleh santri Tebuireng termasuk bakti sosial. Santri sering terlibat dalam kegiatan bakti sosial seperti penyediaan makanan dan pakaian bagi masyarakat yang kurang mampu. Mereka juga terlibat dalam program-program bantuan korban bencana alam seperti banjir, gempa bumi, dan lainnya.

 


Pelayanan masyarakat. Santri juga terlibat dalam pelayanan masyarakat seperti pengajian dan konseling untuk membantu individu dan keluarga yang memerlukan dukungan. Pendidikan masyarakat. Mereka juga mendirikan dan mengelola program pendidikan nonformal untuk anak-anak dan dewasa yang kurang beruntung, membantu mereka untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

 


Kedua, program kesehatan. Peran santri dalam program kesehatan sangat penting dalam membantu masyarakat memahami pentingnya kesehatan dan mendapatkan akses ke layanan kesehatan yang berkualitas. Beberapa contoh kegiatan yang telah dilakukan oleh santri Tebuireng meliputi penyuluhan kesehatan. Santri sering mengadakan penyuluhan kesehatan di desa-desa sekitar pesantren, memberikan informasi tentang kesehatan yang penting seperti gizi, sanitasi, dan pencegahan penyakit.

 


Donor darah. Mereka juga aktif dalam program donor darah, yang membantu mengisi persediaan darah di rumah sakit lokal, yang seringkali mengalami kekurangan darah. Pemeriksaan kesehatan gratis. Santri Tebuireng seringkali menyelenggarakan program pemeriksaan kesehatan gratis untuk masyarakat setempat, memberikan akses ke perawatan kesehatan yang mungkin tidak tersedia bagi semua orang.

 


Ketiga, program ekonomi. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, santri Pondok Pesantren Tebuireng juga terlibat dalam berbagai program ekonomi. Pelatihan kewirausahaan. Mereka memberikan pelatihan kewirausahaan kepada warga setempat, membantu mereka dalam memulai usaha kecil dan menengah untuk meningkatkan pendapatan keluarga. Koperasi dan usaha bersama. Santri juga mendukung pendirian koperasi dan usaha bersama di berbagai sektor, seperti pertanian, kerajinan, dan perdagangan, untuk meningkatkan perekonomian lokal.

 


Pemberdayaan wanita. Program-program khusus juga diarahkan pada pemberdayaan wanita dalam aspek ekonomi, seperti pelatihan kerajinan tangan dan dukungan keuangan.

 


Peran penting santri Pondok Pesantren Tebuireng dalam pemberdayaan masyarakat merupakan contoh nyata dari semangat gotong royong dan nilai-nilai Islam yang mendorong mereka untuk membantu sesama. Melalui berbagai program sosial, kesehatan, dan ekonomi, mereka telah berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih kuat, sehat, dan ekonomis. Dalam hal ini, Tebuireng bukan hanya sebuah lembaga pendidikan, tetapi juga pusat penggerak perubahan positif dalam masyarakat.



Hal terakhir yang dapat kita teladani dari para santri di Pondok Pesantren Tebuireng adalah santri Tebuireng berperan penting dalam melestarikan sejarah karena telah menjaga dan melestarikan berbagai peninggalan sejarah, baik berupa benda maupun nonbenda. Di antara peninggalan sejarah yang terdapat disana adalah gedung asrama dan masjid yang masih berdiri hingga sekarang.



Fakta sejarah pendirian masjid di Pondok Pesantren Tebuireng ini adalah salah satu bangunan yang kali pertama didirikan saat pesantren ini berdiri pada 1899 oleh KH Hasyim Asy'ari. Masjid ini merupakan pusat kegiatan keagamaan di pesantren dan juga tempat pengajaran ilmu agama. Selama masa perjuangan kemerdekaan Indonesia, Masjid Tebuireng menjadi tempat pertemuan dan penggalangan dukungan bagi para pejuang kemerdekaan. Beberapa pertemuan penting yang membahas perlawanan terhadap penjajah Belanda dan pembentukan organisasi Nahdlatul Ulama (NU) juga diadakan di masjid ini. Seiring berjalannya waktu, Masjid Tebuireng telah mengalami berbagai pembaruan dan perluasan. Bangunan masjid diperbaharui untuk memenuhi kebutuhan santri dan jamaah yang semakin bertambah.



Fakta sejarah yang lain mengenai gedung asrama yang terdapat di lingkungan Pondok Pesantren Tebuireng adalah tempat tinggal bagi para santri yang datang dari berbagai daerah. Asrama-asrama ini telah berperan penting dalam mendukung pendidikan dan pelatihan yang diberikan oleh pesantren. Di asrama, santri belajar dan tinggal bersama guru-guru (kiai) mereka. Mereka mengikuti kurikulum pendidikan tradisional yang mencakup pembelajaran Al-Quran, hadits, fiqih, tafsir, dan ilmu-ilmu agama Islam lainnya.



Seiring dengan upaya modernisasi pesantren, gedung asrama telah diperbarui dan diperluas untuk mencakup fasilitas-fasilitas modern. Ini termasuk ruang kelas, perpustakaan, fasilitas olahraga, dan ruang pertemuan. Asrama juga sering menjadi tempat diadakannya berbagai kegiatan sosial, kultural, dan keagamaan yang dihadiri oleh santri dan jamaah. Ini termasuk pengajian, pertemuan alumni, serta berbagai kegiatan kemasyarakatan.



Dalam sejarah Pondok Pesantren Tebuireng, masjid dan gedung asrama adalah dua tempat yang penuh dengan aktivitas dan makna penting. Mereka tidak hanya merupakan pusat pendidikan agama, tetapi juga menjadi pusat penggerak perubahan sosial, pendukung perjuangan kemerdekaan, serta tempat pertemuan yang memperkokoh persatuan dan kesatuan masyarakat.



Melalui dedikasi dan keterlibatan mereka dalam berbagai aspek, santri Pondok Pesantren Tebuireng berperan sebagai penjaga sejarah pesantren ini untuk masa depan. Mereka memastikan bahwa nilai-nilai, tradisi, dan warisan sejarah pesantren ini tidak hanya hidup dalam ingatan, tetapi juga menjadi sumber inspirasi dan pembelajaran bagi generasi mendatang. Dengan peran mereka yang aktif, pesantren ini terus menjadi lembaga pendidikan dan budaya yang kuat dan relevan dalam perkembangan zaman.

 


*Kharisma Paras Meysasi



Sumber: Kiai Tebuireng (2015), Menjaga Martabat Islam, Pustaka Tebuireng; Rifai, Muhammad. (2009), KH Hasyim Asy'ari: Biografi Singkat (1871- 1947). Garasi Kiai Tebuireng (2021), Mahakarya Hadratussyekh KH M Hasyim Asy’ari,     Pustaka Tebuireng; Wahid, Salahuddin (2011). Transformasi Pesantren Tebuireng: Menjaga  Tradisi di Tengah Tantangan, UIN Maliki Press; Tebuireng Online, Lima Nilai Dasar Pesantren Tebuireng. Diakses pada 10 Oktober 2023. https://tebuireng.online/lima-nilai-dasar-pesantren- tebuireng/Tebuireng Online, Mengenal Tebuireng & Kiai Hasyim Asy’ari. Diakses 10 Oktober 2023. https://tebuireng.online/mengenal-tebuireng/ Tebuireng online.Sejarah. Diakses 10 Oktober 2023.https://tebuireng.online/sejarah/

 

Editor: M Izzul Mutho


Editor:

Pesantren Terbaru