Banten Raya Harlah Ke-102 NU

Banyak yang Tiba-Tiba Jadi Ahli Agama

Jumat, 17 Januari 2025 | 21:29 WIB

Banyak yang Tiba-Tiba Jadi Ahli Agama

Peringatan Harlah Ke-102 NU digelar PRNU Sarakan di Masjid Hidayatul Muhajirin Alhamsyir, Kompleks Duta Asri Palem 5, Sarakan, Sepatan, Kabupaten Tangerang, Kamis (16/1/2025). (Foto: Dok PRNU Sarakan)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Wakil Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tangerang KH Irsyadul Munir mengatakan, di era digital ini dihadapkan dengan informasi yang begitu cepat. Sehingga orang sangat mudah mengakses informasi di segala hal, termasuk soal agama.



’’Banyak yang tiba-tiba menjadi ahli agama, padahal baru membaca sedikit informasi,’’ ujarnya saat tausiah pada Peringatan Hari Lahir (Harlah) Ke-102 NU yang digelar Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama (PRNU) Sarakan di Masjid Hidayatul Muhajirin Alhamsyir, Kompleks Duta Asri Palem 5, Sarakan, Sepatan, Kabupaten Tangerang, Kamis (16/1/2025).



Ironisnya, mereka dengan sangat percaya diri berbicara dalam konten-konten di media sosial (medsos). Tentu, lanjutnya, ini akan berdampak luas terhadap pandangan publik. Apalagi jika konten tersebut dibuat figur publik yang menjadi idola. ’’Masih banyak masyarakat yang belum mampu memfilter informasi, sehingga mudah terbawa arus informasi di era digital ini,’’ katanya.



Ditambahkan, pengaruh teknologi terhadap perilaku manusia tidak bisa dihindari, baik secara positif maupun negatif. ’’Yang perlu kita upayakan dalam menghadapi perkembangan zaman ini adalah memberikan edukasi kepada anak kita, dan kepada semua orang yang kita cintai, kita sayangi, agar tidak menelan informasi dari internet mentah-mentah,’’ ungkapnya.

 

Dia menegaskan, harus mempunyai filter terhadap segala informasi. Juga harus bisa beradaptasi dengan perkembangan yang ada. ’’Termasuk memanfaatkan kemajuan yang ada untuk menjelaskan hal hal yang menjadi pertanyaan-pertanyaan seputar aqidah, fiqih, akhlak, termasuk fikrah, amaliah, harakah, serta lainnya,’’ terangnya.
 


Dan, lanjutnya, tak kalah pentingnya adalah dekat dan mengaji kepada ulama supaya Islam yang dijalankan tidak menyimpang dari ajaran Rasulullah saw. ’’Masyarakat harus diajak kembali untuk merujuk ulama-ulama yang mempunyai referensi jelas di dalam menyampaikan ajaran-ajaran Rasulullah. Ulama-ulama yang kompeten sebagai sumber rujukan dalam beragama dan menghormati institusi keagamaan yang sudah teruji. Ulama yang mewarisi ajaran Nabi,’’ jelasnya.


Kegiatan dimulai dengan pembacaan Surat Yasin, tahlil, dan dilanjutkan pembacaan shalawat. Dan setelah tausiah, acara ditutup dengan doa oleh Kiai Zaenuri. Setelah itu makan bersama.

 

’’Sejarah berdirinya NU itu sejatinya untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan menyelamatkan bangsa Indonesia dari paham yang mengancam NKRI,’’ ujar Ketua PRNU Sarakan Gus Ghaos Zaenurrohman, seperti rilis yang diterima NUOB. Oleh karena itu, lanjutnya, siapa pun orangnya, apa pun organisasinya jika melawan ideoogi negara ini, pasti akan di lawan oleh NU. (*)