Berharap Kehadiran Lesbumi PCNU Kabupaten Tangerang Bawa Angin Segar
Ahad, 3 November 2024 | 14:26 WIB
Tangerang Selatan, NU Online Banten
Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Bidang Seni dan Budaya Kabupaten Tangerang Muh Ghaos Nur Rohman berharap, Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) PCNU Kabupaten Tangerang concern kepada kesenian dan kebudayaan yang ada di Kabupaten Tangerang. Antara lain karinding, debus, wayang orang, palang pintu, dan gamelan yang saat ini hampir punah dan mengenaskan digerus globalisasi.
’’Selama ini, seni dan budaya di Kabupaten Tangerang kehilangan arah dan tidak ada wadah. Dengan hadirnya Lesbumi harapannya menjadi tempat bernaung penggiat seni dan budaya,’’ terangnya saat kopdar Lesbumi PCNU Kabupaten Tangerang bersama komunitas serta penggiat seni dan budaya setempat di Cafe Accoustic, Kabupaten Tangerang, Banten, Sabtu (2/11/2024) malam.
Sedangkan Sekretaris Lesbumi PCNU Kabupaten Tangerang Ahmad Lamhatunnadzori menambahkan, Kabupaten Tangerang berdekatan dengan pinggir laut dan upacara tradisional seperti sedekah laut sangat sulit sekali di jumpai. Padahal, dalam upacara tradisional terdapat nilai-nilai kehidupan dan budaya yang dimiliki oleh masyarakat serta kearifan lokal setempat.
’’Juga akan dapat diketahui pandangan hidup masyarakat dan hubungan mereka dengan lingkungan sekitarnya karena itu merupakan unsur kebudayaan yang paling sulit berubah dan paling sulit dipengaruhi kebudayaan lain,’’ ungkapnya seperti rilis yang diterima NUOB, Ahad (3/11/2024).
Adapun Ketua Lesbumi PCNU Kabupaten Tangerang H M Ade Sirojul Munir mengatakan, di tengah konflik kebudayaan dapat menimbulkan perubahan pola hidup masyarakat yang lebih modern. ’’Akibatnya masyarakat cenderung untuk memilih kebudayaan baru yang dinilai lebih praktis dibandingkan dengan budaya lokal,’’ ujarnya.
Salah satu faktor yang menyebabkan budaya lokal dilupakan saat ini, lanjutnya, adalah kurangnya generasi penerus yang memiliki minat untuk belajar dan mewarisi kebudayaannya sendiri. ’’Dan di antara ciri terjadinya perang kebudayaan adalah munculnya upaya masif untuk menghilangkan keyakinan atau ideologi sebuah bangsa,’’ terangnya pada kegiatan bertema Lesbumi Benteng Kebudayaan dari Ancaman Globalisasi itu.
Ditambahkan, untuk menghadapi ancaman itu, santri harus diberikan pemahaman seni dan budaya Indonesia dan dipadukan dengan tatanan Islam.’’Di sinilah peran santri dalam menjaga tradisi, budaya, dan adat istiadat yang ada tidak bertentangan dengan syariat Islam. Sebab, agama kering tanpa budaya,’’ jelasnya.
Hadir dalam kopdar di antaranya perwakilan dari komunitas Scooteris, Iwenk MJC, Barak Karinding, Debus Banten, Wayang Orang, serta Penggiat Seni dan Budaya Kabupaten Tangerang. (*)
Terpopuler
1
Mengungkap Hukum Inses dalam Islam
2
Dari Pertemuan Ini, Diingatkan untuk Senantiasa Menjadi Manusia Saleh-Bermanfaat
3
Ketua PW Fatayat NU Banten: Setelah Ikut LKD Jangan Menguap dan Hilang
4
Sebanyak 22 Ribu Jamaah Indonesia Terserang Pneumonia
5
Hal Negatif yang Dialami Jamaah di Tanah Suci Bukan Azab
6
Ketum PBNU: NKRI Harus Terus Tegak Berdiri, Apa pun Harganya
Terkini
Lihat Semua