• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 3 Mei 2024

Banten Raya

Haus Ilmu, KH Ulfi Belajar di Nusantara hingga Makkah

Haus Ilmu, KH Ulfi Belajar di Nusantara hingga Makkah
KH Ulfi Zaini Thohir (kiri) dan Singgih AP, pewarta NU Online Banten (Foto: NU Online Banten/M Izzul Mutho)
KH Ulfi Zaini Thohir (kiri) dan Singgih AP, pewarta NU Online Banten (Foto: NU Online Banten/M Izzul Mutho)

Serang, NU Online Banten
Usia tak muda lagi. Tapi semangatnya terpancar dari sorot kedua matanya. Itulah yang tampak saat NU Online Banten bersilaturahim ke KH Ulfi Zaini Thohir, salah seorang pengasuh Pondok Pesantren Moderat At Thohiriyah yang terletak di Jl Raya Serang Cilegon, Km 6, Pelamunan, Kramatwatu, Kabupaten Serang, Banten, Sabtu (18/2/2023).


Saat dipersilakan masuk, sempat kaget. Sebab, wajahnya tak sing. Ternyata pernah bertemu di Makkah waktu musim haji 2011 silam. Meski sudah beberapa tahun silam, sosok dari generasi ketiga pesantren yang didirikan pada 1921 itu, praktis tak berubah secara fisik. Rambutnya memutih. Tubuhnya berisi. Hanya, saat ini tampak lebih segar, sehat. Ayunan Langkah kakinya pun lancar. ’’Ya, ketika itu 2011 ya, Babah berangkat haji. Saya dari Yaman,’’ ujar putra kedua KH Ulfi Zaini Thohir, H Muhammad Robi.


Awalnya, NU Online Banten memang janjian sowan ke Gus Robi—panggilan ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Serang itu. ’’Sudah 65 tahun,’’ ujar KH Ulfi saat ditanya usianya. 


Kiai yang satu ini, haus menimba ilmu. ’’Saya ke Makkah pada 1977. Belajar di sana tujuh tahun. Di Masjidil Haram ikut ngaji Shahih Bukhori, Shahih Muslim, dan Tafsir Jalalain. Yang Ngajar Sayyid Muhammad bi Alwi Al Maliki. Setiap habis Magrib,’’ jelas kiai yang dikaruniai 6 anak itu.


Sepulang dari Makkah, tak merasa cukup. Melanglang ke sejumlah pesantren untuk mengaji. Di antaranya ke Kaliwungu dan Sayung, Demak, Jawa Tengah. ’’Setelah itu, baru pulang, menikah,’’ imbuhnya sembari mempersilakan NU Online Banten untuk mengambil suguhan yang telah disediakan di atas meja ruang tamu.


Pondok Pesantren Moderat At Thohiriyah awalnya dikenal sebagai Pesantren Pelamunan, nama daerah. Ini lazim seperti kebanyakan pesantren tua di Indonesia. Seperti Pesantren Lirboyo dan Tebuireng. Tapi, dalam perkembangannya dinilai perlu memakai nama. ''Ini nama At Thohiriyah era Babah, karena di sekitar sini tumbuh sejumah pesantren. Di sekitar sini saja ada 6 pesantren,’’ imbuh Gus Robi, generasi keempat yang pernah menimba ilmu di Lirboyo dan Yaman tersebut.


Pesantren yang didirikan oleh KH Muhammad Thohir itu awalnya dikhususkan mempelajari kitab-kitab klasik atau kuning. Namun pada perkembangannya, ada sekolah formal dan takhassus menghafalkan Al-Qura’n. Saat ini ada sekitar 600 santri. ’’Saya sekarang hanya mengawasi, anak-anak yang meneruskan estafet pesantren,’’ tutupnya.


Pewarta: M Izzul Mutho


Banten Raya Terbaru