Pandeglang, NU Online Banten
Kampung Sukahati. Kampung kecil ini berada di ujung barat Pulau Jawa. Semula, berdirinya kampung ini hanya sebuah gagasan dan inisiatif dari para kiai di Saung Shoang Pondok Huffadz Manbaul Qur’an Kampung Sukahati, Kalanganyar, Labuan, Pandeglang. Ide tersebut kemudian disambut baik dan mendapat dukungan dari kader NU, Ansor, dan Banser di Labuan. Demikian dikatakan Kiai Sirojuddin Hasby yang biasa disapa Kiai Bewok ini.
Di kampungnya, lanjut Kiai Bewok, 100 persen warganya menjalankan amaliyah Islam Ahlussunnah wal Jama'ah an-Nahdliyah. ’’Kami memperkenalkan NU di sini berjuang dari RT ke RT, dari warung satu menuju warung lain untuk mengajak anak-anak muda supaya mau bergabung dengan NU," katanya kepada NU Online Banten, Selasa (21/3/2023).
Tak hanya itu, Kiai Siroj juga membentuk wadah pengajian bernama pengajian rutin Saung Shoang, malam Selasaan dan sehabis Jumatan. Wadah tersebut menjadi sarana dalam memperkenalkan dan menyebarkan benih-benih NU kepada generasi muda mengenai NU secara struktural maupun kultural.
"Kami ingin menunjukkan bahwa di kampung kami, NU itu ada. Bukan hanya sekadar mitos belaka. Kami ingin nantinya generasi kami bergabung dengan kami berjuang melalui NU," tegasnya.
Kiai Siroj melanjutkan, untuk mewujudkan khidmat terhadap NU di kampungnya, dia bersama sahabat sudah membangun panggung besar. Kemudian, muncul ide untuk merayakan peringatan-peringatan tradisi NU yang selalu diselenggarakan rutin di sana.
Kiai Siroj berharap dengan sering terselenggaranya acara-acara NU di Labuan nantinya, dan ditambah baru selesainya pembangunan Tugu Satu Abad NU (Tusanu) di Kampung Sukahati, semua orang bangga dengan NU. "Dan dengan gagah berani mengatakan, 'Saya NU, saya bangga jadi warga NU' Karena NU adalah kita, dan kita adalah NU," tegasnya.
Untuk mewujudkan kampung NU di Labuan, tentunya seluruh kader harus bergerak. Seluruh kader NU untuk benar-benar maksimal berkhidmat di Nahdlatul Ulama.
Terlebih dengan adanya program kampung NU yang diharapkan mampu lebih membumikan syiar Ahlussunah wal Jama’ah an-Nahdliyah di wilayah ujung barat Pulau Jawa ini.
Untuk bisa mewujudkan kampung NU di di Labuan, semua warga NU harus sama-sama bergerak. Terlebih pengurus harus mau “ngurusi” dan sebagai kader penggerak harus mau “bergerak”. “Tidak akan bisa terwujud kampung NU jika pengurus tidak mau mengurus dan penggerak tidak mau bergerak,” tegasnya.
Sementara Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Labuan Uung Humaedi mengajak para kader untuk terus memperkuat khidmat dengan penuh kepercayaan diri. “Sebagai kader NU kita harus kuat, harus percaya diri untuk menyiarkan NU kepada masyarakat di lingkungan kita,” ajaknya.
Oleh karena itu, MWCNU Labuan selalu menggelar acara-acara NU ini untuk lebih menguatkan khidmat NU dari para kader penggerak NU yang sudah mencapai ratusan kader.
Selain juga memperkuat tali silaturahim antarkader NU untuk meng-upgrade agar semakin kuat dan percaya diri dalam menjalankan ibadah dan muamalah sebagi warga NU. MWCNU Labuan juga mengajak kepada pengurus dan warga NU untuk terus menguatkan dan menyiarkan amaliah-amaliah NU di masyarakat.
Aktivitas tahlilan, yasinan, qunut subuh, nyekar, ziarah kubur dan lain-lain, menurutnya, tidak bisa diragukan lagi dalilnya. Semua itu jelas ada rujukan haditsnya sembari menerangkan dalilnya secara rinci.
Pewarta: Agus Lani Pandeglang
Terpopuler
1
Ini Harapan Ketua PC Fatayat NU Lebak kepada PW Fatayat NU Banten 2025-2030
2
Khutbah Jumat: Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Sosial
3
PW Fatayat NU Banten 2025-2030 Dilantik, Kader Diminta Tingkatkan Kompetensi Diri
4
Khutbah Jumat: Keutamaan Sepuluh Hari Pertama Dzulhijjah
5
Apa Itu Digdaya Kepengurusan yang Diluncurkan PBNU?
6
Kelola NU dengan Efektif dan Efisien, PBNU Luncurkan Digdaya Kepengurusan
Terkini
Lihat Semua