Nuzulul Qur'an, Ansor Banten Tekankan 3 Poin untuk Kader
Serang, NU Online Banten
Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Banten Ahmad Nuri mengatakan, ada tiga point utama yang ditekankan kepada kader Ansor Banten. ’’Di antaranya merefleksikan kembali makna Nuzulul Qur'an, konsolidasi cinta dan kepedulian, serta politik kebangsaan,’’ tegasnya di sela-sela Peringatan Nuzulul Qur'an yang dilaksanakan GP Ansor Banten di Sekretariat Gedung PW GP Ansor Banten, Kamis (13/4/2023) malam. Kegiatan dimulai dengan buka bersama akbar kader Ansor se Banten, tadarus khatmil Qur’an, dan santunan kepada anak yatim serta pembagian sarung dan peci NU.
"Makna Nuzulul Qur’an telah diberikan tausiah oleh Abah Khudori Yusuf. Pada praktisnya, nanti kader-kader Ansor harus mengimplementasikan nilai-nilai Qur'an dalam kehidupan sosial keagamaan dan kenegaraan. Syarat itu yang harus kita runningkan ke publik dan umat di Banten," katanya.
Kemudian, kata Nuri, dalam memupuk cinta dan kepedulian terhadap sesama, kader Ansor Banten telah memberikan keteladanan dengan mewujudkan dimensi sosial bukan kesalehan personal. "Kita mengajak masyarakat serta menggelar santunan kepada anak yatim, ini untuk berbagi, untuk meningkatkan dimensi sosial kepada masyarakat," imbuhnya.
Nuri menegaskan, Ansor Banten dalam merajut gerakan bukan hanya semangat kebangsaan belaka, tetapi beriringan dibarengi dengan semangat kepedulian terhadap sesama dalam dimensi sosial.
"Jangan sampai ada semangat punya sejarah panjang NKRI tapi di sekeliling kita masih ada orang yang minta pertolongan kita diam saja. Di Ramadhan ini saya merefleksikan kembali kepada kader Ansor agar semangat kepeduliannya itu harus dipupuk," ucapnya.
Memasuki tahun politik, kata Nuri, GP Ansor Banten telah bersepakat bahwa jalan yang diambil dengan mengusung politik kebangsaan yang dikembangkan dengan nilai sejarah. Menurutnya, bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini dibangun oleh para muassis Nahdlatul Ulama dan komponen lain yang harus dijaga.
"Siapapun calonnya yang masih komitmen terhadap empat pilar kebangsaan, maka kita harus menjadi bagian untuk menyukseskan itu semua. Soal pilihan nanti soal pribadi masing-masing," tegasnya.
Dalam konteks ekspresi politik, lanjut Nuri, jika ada kader Ansor yang ingin mencalonkan diri pihaknya telah merumuskan dengan politik solidaritas. "Jangan sampai solidaritas kita tereduksi dengan kepentingan personal dirinya dan lagi-lagi misalnya dia tidak memiliki makna solidaritas," jelasnya.
Oleh karenanya, masih kata Nuri, tiga dimensi antara politik kebangsaan, politik afirmasi, dan politik solidaritas harus bisa memetakan agar nantinya tidak ada hal yang sifatnya menjadikan afirmasi atau praktis. "Harus mampu memilah. Jika kadernya muncul menyalonkan diri harus sebagai politik solidaritas. Kita akan dukung," pungkasnya.
Pewarta: Muhammad Uqel Assathir