Tangerang, NU Online Banten
Pasca terbitnya Surat Keputusan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada 9 Maret 2024 tentang Karateker Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Tangerang, pengurus langsung bekerja cepat dengan mengumpulkan Pengurus Majelis Wakil Cabang (MWC) se-Kabupaten Tangerang, pada Jumat, (22/3/2024) malam, di Sekolah Tinggi Ilmu Syariah Nahdlatul Ulama (STISNU) Nusantara Tangerang.
Ketua Karteker PCNU Kabupaten Tangerang KH Lukman Khakim menjelaskan, bahwa karteker bukan untuk menilai pengurus sebelumnya, melainkan untuk melakukan koordinasi, konsolidasi, dan penguatan Majelis Wakil Cabang (MWC).
Sebab itu, kata Kiai Lukman, Karteker bertugas selama 3 (tiga) bulan sampai dengan terlaksananya Konferensi Cabang Kabupaten Tangerang.
Ia meningatkan pentingnya verifikasi dan validasi MWC dan ranting NU, makanya persoalan persoalan yang ada di Kecamatan akan dicarikan solusinya. Dirinya berharap setiap MWC bisa menghidupkan ranting, sebab syarat bisa konfercab harus ada konferensi tingkat ranting.
"Saya melihat potensi NU di Tangerang sama dengan yang di Jawa. Jika soliditas NU kuat maka NU akan diperhitungkan di Tangerang sebagai sebuah organisasi terbesar di Indonesia," tegasnya.
Selain itu, ia pun meminta MWC satu komando di bawah garis intruksional PCNU Karteker untuk kemaslahatan organisasi. Soliditas MWC akan memperkuat posisi NU di masyarakat.
Sementara, Sekrektaris Karteker PCNU KH Silahuddin menyampaikan, pasca kegiatan ini pihaknya akan melakukan pemetaan beberapa persoalan yang ada di setiap kecamatan. Merumuskan solusi untuk mempercepat pembentukan Ranting dan MWCNU yang belum terpenuhi.
"Kehadiran kami (PCNU) memberikan solusi. Sebab itu dirinya sedang merumuskan karateker untuk mempercepat pembentukan ranting dan MWC," tandasnya.
Kendati demikian, Ketua Panitia Pelaksana Kegiatan Silaturrahim dan Koordinasi PCNU Kabupaten Tangerang KH Hafiz Gunawan melaporkan, bahwa peserta yang diundang pada kegiatan ini terdiri dari 29 Kecamatan. Dengan beberapa persoalan, di antaranya MWCNU aktif, non aktif, dan belum memiliki SK (Surat Keputusan).
"Kami mengundang 29 MWC, namun yang hadir sebanyak 22 MWC," pungkasnya.
