Rais ’Aam PBNU: Koalisi Islam yang Efektif Bukan Sekadar Slogan
Jumat, 7 Maret 2025 | 23:18 WIB
Makkah, NU Online Banten
Rais ’Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar mengatakan, menuju koalisi Islam yang efektif bukanlah sekadar tema atau slogan yang digaungkan, tetapi sebuah tanggung jawab peradaban. "Yang harus disertai manajemen yang baik, ide cemerlang, perbaikan menyeluruh terhadap kebijakan agama dan pendidikan, yang di dalamnya juga mencakup perbaikan kurikulum," katanya dalam The Global Conference For Building Bridges between Islamic Schools of Thought and Sects (Konferensi Global untuk Membangun Jembatan antara Berbagai Aliran dan Mazhab dalam Islam), di Makkah, Arab Saudi, Jumat (7/3/2025).
Kiai Miftach melanjutkan, persatuan Islam tidak ada kaitannya dengan penghapusan perbedaan hukum fiqih. Menurutnya, jika keragaman pandangan fiqih ditiadakan justru akan bertentangan dengan karakter Islam.
Ia lantas menyarankan agar persatuan Islam itu dilandaskan atas kerja sama yang konsisten, adanya pengelolaan perbedaan serta pemahaman terhadap visi keilmuan yang seimbang.
Untuk menguatkan pendapatnya, Kiai Miftach lantas membacakan sebuah kaidah fiqih dari Imam Al-Qarafi Al-Maliki dalam kitab Al-Furuq. "Perbedaan hukum fiqih itu jika buktinya kuat, lebih penting untuk diamati daripada membatalkannya, karena mengamati perbedaan membawa pada penggabungan bukti-bukti hukum, sementara membatalkannya mengarah pada pengutamaan salah satu dari kedua hukum tanpa adanya bukti yang pasti," terangnya, dilansir NU Online.
Pengasuh Pondok Pesantren Miftachussunnah Surabaya itu menyampaikan bahwa konferensi tersebut merupakan konferensi kedua yang diadakan guna membangun jembatan antara mazhab-mazhab Islam.
Hal tersebut, lanjut Kiai Miftach, termasuk kebutuhan syariat dan sebuah keharusan dalam maqashid syariah. Demikian ini guna mencapai persatuan dan kerukunan bangsa dari konflik serta pembangunan kembali jembatan antarmazhab Islam.
"Konferensi ini memiliki tujuan yang penting, namun output-nya jauh lebih penting. Konferensi ini bukan sekadar teori, tapi lebih menekankan strategi dan implementasi yang kokoh guna membangun jembatan antar mazhab-madzhab Islam yang disandarkan pada rasionalisasi ensiklopedi pemikiran Islam," ungkapnya yang juga ditayangkan di Youtube.
Namun, lanjutnya, berhasil tidaknya hal tersebut tergantung asumsi terhadap implementasi program. Penggunaan metode yang komprehensif, misalnya, sehingga dapat mengatur hubungan antara mazhab-mazhab dan metodologi hukum yang tepat.
Sekadar diketahui, konferensi ini mengusung tema Menuju Koalisi Islam yang Efektif. Acara ini berada di bawah naungan Raja Salman bin Abdul Aziz dan Putra Mahkotanya, Muhammad bin Salman. Hadir dalam acara tersebut, ulama terkemuka dari berbagai negara, ulama dari berbagai aliran serta ulama dengan berbagai madzhab. (Husnul Khotimah)
Editor: Muhammad Izzul Mutho Masyhadi
Terpopuler
1
Diklatsar Banser PAC Cisauk Angkatan II Dibuka, Catat Tanggalnya dan Daftar Segera!
2
Khutbah Jumat: Evaluasi Diri di Ujung Tahun
3
Pernyataan Menbud yang Sangkal Perkosaan Masal 1998 Dinilai Mencoba Menghilangkan Narasi Sejarah
4
Perang Iran-Israel, PBNU Desak Genjatan Senjata Segera
5
Jadi Kader IPNU-IPPNU Butuh Semangat dan Istiqamah
6
Rusia Terbuka untuk Kerja Sama Nuklir dengan Indonesia
Terkini
Lihat Semua