Khutbah

Khutbah Jumat: Memaksimalkan Potensi Santri

Rabu, 6 November 2024 | 23:27 WIB

Khutbah Jumat: Memaksimalkan Potensi Santri

Ilustrasi para santri mengikuti Apel HSN 2024. (Foto: Dok NUOB)

Khutbah I
اَلْحَمْدُ لله، اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ خَلَقَ الْإِنْسَانَ فِيْ أَحْسَنِ تَقْوِيْمٍ. وَهَدٰىنَا لِدِيْنِ الْقَوِيْمِ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ،رَبُّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ. وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، الْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعٰلَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِهِ وَأَصْحٰبِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ. فَيٰاَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ الْكِرَامْ رَحِمَكُمُ الله، أُوْصِيْكُمْ  وَنَفْسِيْ بِتَقْوَ الله وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ. فَقَدْ قَالَ الله تَعَالٰى فِى الْقُرْاٰنِ الْكَرِيْم: يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُوا اتَّقُواللهَ حَقَّ تُقٰتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ إِلَّا وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ
 
Jamaah Jumat rahimakumullah
Tiada kata yang pantas kita ucapkan selain pujian kepada Allah swt. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah saw. Tidak lupa khatib berwasiat marilah senantiasa berupaya sekuat tenaga untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah swt dengan takwa yang sesungguh-sungguhnya.
 
Indonesia adalah negara besar dengan kekayaan khazanah budaya yang melimpah. Salah satunya adalah kekayaan bahasa. Istilah santri yang dikaitkan dengan keagamaan dan religiusitas islam hanya dikenal di Indonesia. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) santri dimaknai sebagai orang yang mendalami agama Islam; orang yang beribadah secara sungguh-sungguh, dan orang yang saleh. Istilah santri tidak bisa dipisahkan dari kehidupan beragama di Indonesia, bahkan pemerintah menetapkan tanggal khusus yang diperingati sebagai Hari Santri Nasional, yakni 22 Oktober.
 
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah
Keberadaan santri di Indonesia memiliki peranan yang menarik dan unik. Seiring dengan perkembangan zaman, semestinya peranan santri juga harus bisa mendunia sehingga santri bisa ikut berperan dalam menciptakan Indonesia yang berkemajuan. Santri tidak boleh ketinggalan zaman. Oleh karena itu santri perlu memaksimalkan berbagai potensi yang dimilikinya sehingga tetap bisa berkiprah menyesuaikan di era milenial.
 
Santri identik dengan generasi muda. Karena kebanyakan yang nyantri adalah mereka yang sekira usia remaja  hingga menginjak dewasa, walaupun ada juga pesantren khusus anak-anak. Ada sebuah hadits yang di dalamnya menyebutkan term yang berkaitan dengan generasi muda yakni usia ideal yang sedang dialami oleh para santri. Rasulullah bersabda:
 
 
وَعَنْ عَمْرُوبْنُ مَيْمُوْن الْأَوْدِيْ قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ الله -صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ- لِرَجُلٍ وَهُوَ يَعِظُهُ: إِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ: شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ، وَصِحَّتكَ قَبْلَ سَقَمِكَ، وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ، وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ، وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ (رواه الترميدي)
 
Artinya: ’’Dari Amr bin Maymun al-Awdi, dia berkata: Rasulullah saw bersabda kepada seseorang dalam rangka memberikan nasihat kepadanya: “Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara, mudamu sebelum tuamu, sehatmu sebelum sakitmu, kayamu sebelum miskinmu, senggangmu sebelum sibukmu, dan hidupmu sebelum matimu.’’ (HR Tirmidzi, Nomor: 5174) 
 
Jamaah Jumat yang berbahagia
Santri sebagai kalangan produktif harus terus berinovasi dalam rangka terus menjalankan perannya di era milenial. Sebagaimana hadits di atas, ada lima prioritas potensi yang bisa dimaksimalkan oleh santri dalam rangka menjalankan perannya di era milenial. Jika bisa memaksimalkan kelima potensi tersebut, maka eksistensi santri akan tetap ada, dan tidak akan tergilas oleh waktu.
 
Potensi pertama adalah memanfaatkan usia produktif yakni masa muda, sebelum datangnya masa tua. شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ, manfaatkan masa muda sebelum sampai pada usia tua. Santri yang terus berinovasi dengan memanfaatkan masa mudanya dia akan mendunia dengan karya-karyanya. Tentu kita semua mendambakan keemasan Islam generasi ke-2, Gold Era Islam Reborn. Lahirnya kembali era keemasan Islam, salah satunya bisa dicapai dengan memaksimalkan masa muda. Islam mendorong ummatnya untuk selalu maju. Allah berfirman dalam Surat Ar-Rahman ayat 33 sebagai berikut:
 
يَٰمَعۡشَرَ ٱلۡجِنِّ وَٱلۡإِنسِ إِنِ ٱسۡتَطَعۡتُمۡ أَن تَنفُذُواْ مِنۡ أَقۡطَارِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلۡأَرۡضِ فَٱنفُذُواْۚ لَا تَنفُذُونَ إِلَّا بِسُلۡطَٰنٖ  
 
Artinya: ”Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasilah, kamu tidak dapat menembusnya kecuali dengan kekuatan (dari Allah).’’
 
Santri muda era milenial tentu saja lebih cocok berkiprah dengan menembus batas-batas yang ada. Batas kebodohan, batas ketakutan, dan batas kemalasan. Jika sudah tua, berjalan sedikit saja sudah capek, berpikir sedikit saja sudah pusing, maka santri muda milenial harus meneguhkan kiprahnya dengan menembus berbagai penghalang yang ada.
 
Jamaah Jumat yang berbahagia
Potensi kedua yang harus dimaksimalkan oleh santri di era milenial adalah kesehatan. وَصِحَّتِكَ قَبْلَ سَقَمِك, sehatmu sebelum sakitmu. Kesehatan tersebut bisa dimaknai sebagai kesehatan jasmani ataupun kesehatan ruhani. Kesehatan jasmani dicapai dengan hidup sehat sesuai tuntunan Rasulullah. Mengkonsumsi makanan yang halal dan bergizi. Jasmani yang sehat merupakan modal santri untuk berkarya dan berinovasi. Allah berfirman:
 
يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ كُلُواْ مِمَّا فِي ٱلۡأَرۡضِ حَلَٰلٗا طَيِّبٗا وَلَا تَتَّبِعُواْ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيۡطَٰنِۚ إِنَّهُۥ لَكُمۡ عَدُوّٞ مُّبِينٌ  
 
Artinya: “Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan; karena sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS Al-Baqrah: 168)
 
Selain kesehatan fisik, kesehatan hati juga perlu dimaksimalkan sehingga hatinya selalu merasakan ketenangan. Ketenangan hati bisa dicapai dengan berdzikir. Dzikir inilah yang merupakan identitas spiritual santri. Bukan santri namanya kalau tidak lekat dekat dzikir. Buah dzikir adalah ketenangan sehingga santri selain sehat fisiknya, sehat pula rohaninya, ditandai dengan qanaah, kehidupan yang bersahaja. Allah berfirman:
 
ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ وَتَطۡمَئِنُّ قُلُوبُهُم بِذِكۡرِ ٱللَّهِۗ أَلَا بِذِكۡرِ ٱللَّهِ تَطۡمَئِنُّ ٱلۡقُلُوبُ  
 
Artinya: “(yaitu) Orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS Ar-Ra’d: 28)
 
Jamaah Jumat rahimakumullah
Potensi yang ketiga yang harus dimaksimalkan santri adalah potensi kekayaan. Sebagaimana sabda Rasulullah:  وَغِنَاكَ قَبْلَ فَقْرِكَ, kayamu sebelum miskinmu. Kekayaan bisa dicapai dengan usaha yang giat sesuai dengan bidangnya. Jadi santri jangan malas, jangan gengsi. Ingat, siapa yang ingin bahagia dunia harus berilmu, siapa yang ingin bahagia akhirat harus berilmu, apalagi ingin bahagia dunia akhirat, maka diapstikan wajib berilmu. Perdalam ilmu apa pun yang sesuai dengan passion masing-masing sehingga bisa menjadi modal untuk hidup, dan memperoleh kekayaan dengan ridho Allah. 
 
Tentu kekayaan yang hakiki adalah bukan kaya harta, akan tetapi adalah kaya hati. Akhlak santri adalah bertawakkal setelah berusaha maksimal. 
 
 
Jamaah Jumat yang dimuliakan Allah
Potensi keempat yang bisa dimaksimalkan santri adalah waktu yang luang,  وَفَرَاغَكَ قَبْلَ شَغْلِكَ. Manfaatkanlah waktu luangmu sebelum sibukmu. Santri harus menjadi agent of change, menjadi agen perubahan. Santri harus menjadi uswah, teladan  bagi umat dan masyarakat. Lejitkan potensimu, maksimalkan waktu yang diberikan oleh Allah dengan berkarya, menuju Indonesia jaya. 
 
Ada dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh manusia yakni nikmat sehat dan waktu luang sebagaimana sabda Rasulullah saw:
 
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: نِعْمَتَانِ مَغْبُوْنٌ فِيْهِمَا كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ: اَلصِّحَّةُ وَالْفَرَاغُ (رواه البخاري)
 
Artinya: ’’Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra dia berkata: Nabi saw bersabda: "Ada dua kenikmatan yang kebanyakan manusia lalai padanya, yaitu kesehatan dan waktu luang." (HR Bukhari, Nomor: 6412)
 
Jamaah Jumat yang berbahagia
Potensi kelima yang harus dimaksimalkan oleh para santri adalah kehidupan. Kehidupan sebelum datangnya kematian: وَحَيَاتَكَ قَبْلَ مَوْتِكَ. Kehidupan itu adalah anugerah yang harus disyukuri. Potensi kehidupan ini erat kaitannya dengan potensi sosial, yakni hubungan atau relasi dengan sesama manusia. Santri harus pandai menjalin relasi sehingga bisa meng-aktualisasikan diri. Jalinlah persahabatan sebanyak mungkin, dengan catatan temanilah orang yang baik, supaya kebaikan itu memberikan efek positif pada diri kita.
 
Jangan lupa menumbuhkan kepedulian sosial dengan latihan bersedekah kepada yang membutuhkan. Orang yang sudah mati ingin diberikan kesempatan hidup hanya untuk memperbaiki amal sosialnya. Allah berfirman:
 
وَأَنفِقُواْ مِن مَّا رَزَقۡنَٰكُم مِّن قَبۡلِ أَن يَأۡتِيَ أَحَدَكُمُ ٱلۡمَوۡتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوۡلَآ أَخَّرۡتَنِيٓ إِلَىٰٓ أَجَلٖ قَرِيبٖ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ ٱلصَّٰلِحِينَ  
 
Artinya: “Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?." (QS Al-Munafiqun: 10)
 
Maksimalkanlah nikmat kehidupan ini dalam rangka berlomba-lomba dalam menggapai kebaikan, fastabiqul khairat dengan menggapai ketakwaan, karena sebaik-baik bekal menuju akhirat adalah bekal ketakwaan. 
 
وَاللهُ سُبْحٰنَهُ وَتَعَالٰى يَقُوْلُ. وَبِقَوْلِهِ يَهْتَدِى الْمُهْتَدُوْنَ. وَاِذَا قُرِءَ الْقُرْاَنُ فَاسْتَمِعُوْا لَهُ وَاَنْصِتُوْا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْن. اَعُوْذُ بِااللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ. وَالْعَصْرِ. اِنَّ الْإِنْسَانَ لَفْيْ خُسْرٍ. إِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَا صَوْبِ الْحَقِّ وَتَوَا صَوْبِ الصَّبْرِ. وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَاَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ

 
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لله، اَلْحَمْدُ لله الَّذِيْ هَدٰىنَا لِهٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا اَنْ هَدٰىنَا الله. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ،وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ لَا نَبِيَّا بَعْدَهُ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى أٰلِهِ وَأَصْحٰبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ إِلٰى يَوْمِ الْقِيٰمَةِ. أَمَّا بَعْدُ. فَيٰاَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ الْكِرَامْ رَحِمَكُمُ الله، أُوْصِيْكُمْ  وَنَفْسِيْ بِتَقْوَ الله وَطَاعَتِهِ فَقَدْ فَازَ مَنِ التَّقٰى وَقَدْ خَابَ مَنْ طَغٰى. فَقَدْ قَالَ الله تَعَالٰى فِى الْقُرْاٰنِ الْكَرِيْم: يٰاَيُّهَا الَّذِيْنَ أٰمَنُو اتَّقُواللهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا، يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْ بَكُمْ، وَمَنْ يُطِعِ اللهَ وَرَسُوْلَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا. وَقَالَ تَعَالٰى وَلَمْ يَزَلْ قَائِلًا عَلِيْمًا: إِنَّ اللهَ وَمَلٰئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَٰايُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللّٰهُمَّ اغْغِفرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ، وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. رَبَّنَا أٰتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْاٰخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارْ. وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ
 
Agus Nur Qowim, Peringkat Ketiga Lomba Membuat Naskah Khutbah Jumat Lembaga Dakwah PCNU Tangsel dalam Rangka HSN 2024