Khutbah I
الحمد للّٰه الذي قد أخرج نتائج الفكر لأرباب الحجى، أشْهَد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله. اللهم فصل وسلم على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه أجمعين أما بعد
فيا أيها المسلمون إني أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فاز المتقون، اتقوا الله ما استطعتم لعلكم تفلحون
وقال تعالى في كتابه الكريم، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمان الرحيم: وَلَوْ تَرٰىٓ اِذِ الْمُجْرِمُوْنَ نَاكِسُوْا رُءُوْسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْۗ رَبَّنَآ اَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا اِنَّا مُوْقِنُوْنَ
Jamaah Shalat Jumat hafidhakumullah
Puji syukur hanyalah milik Allah, Dzat yang telah memberikan nikmat iman, Islam, dan kesehatan bagi kita semua. Shalawat dan salam kita haturkan kepada Nabi Besar, Nabi Muhammad saw, panutan hidup terbaik bagi umat manusia.
Melalui mimbar yang mulia ini, khatib berwasiat kepada diri kami pribadi dan umumnya kepada jamaah untuk senantiasa meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah ta’ala, yakni dengan cara senantiasa menjalankan perintah-Nya, serta menjahui larangan-Nya.
Sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah
Ayat di awal khutbah ini adalah Surat As-Sajadah ayat 12. Artinya: ’’Jika sekiranya kamu melihat orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya, mereka berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah melihat (hari Kiamat yang kami ingkari) dan mendengar (dari-Mu kebenaran ucapan rasul-rasul-Mu). Maka, kembalikanlah kami (ke dunia), niscaya kami akan beramal saleh. Sesungguhnya kami (sekarang) adalah orang-orang yang yakin (akan adanya Hari Kiamat).”
Ayat ini memberikan peringatan kepada kita bahwa sangat nyata kesedihan orang-orang yang berdosa. Di akhirat, mereka melihat adzab neraka. Selain itu, ayat di atas juga menyiratkan pentingnya amal saleh sebagai bekal akhirat. Maka tidak alasan bagi kita untuk tidak bersyukur karena masih diberi hidup, umur, dan kesempatan untuk mempersiapakannya. Apalagi dalam suasana puasa Ramadhan kali ini.
Dari ibadah puasa, kita dapat mengambil 3 pelajaran; kesabaran, keikhlasan, dan kepedulian sosial. Pertama, kesabaran dalam puasa mulai dari sabar dari keinginan makan dan minum, kemudian seluruh jiwa raga kita. Lidah berpuasa dari menfitnah dan menggunjing orang lain. Tangan berpuasa dari mengambil yang bukan milik kita. Perut berpuasa dari kemasukkan barang yang haram. Kaki berpuasa dari melangkah ke tempat yang tidak baik. Ini makna yang pertama.
Kedua, keikhlasan. Kita sudah sudah mengetahui bahwa segala amalan harus dikerjakan dengan ikhlas, semata-mata karena ridha Allah swt. Ibarat melayani orang yang kita sayangi, tanpa mengharap upah. Begitu juga ibadah puasa Ramadhan. Puasa kita tunaikan karena sebagai bentuk tunduk dan cinta kita kepada Allah.
Ketiga, kepedulian sosial. Puasa Ramadhan mengingatkan kita akan sifat dermawan, peduli dengan sesama, karib kerabat, dan tetangga lingkungan sekitar. Serta mengikuti teladan dari Baginda Nabi saw. Dalam hadits shahih disebutkan:
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس وكان أجود ما يكون في رمضان (رواه البخاري ومسلم)
Artinya: ’’Rasulullah saw adalah orang yang paling murah hati, lebih-lebih ketika bulan Ramadhan.’’ (HR Bukhari dan Muslim)
Di bulan yang mulia ini, ibadah wajib selain shalat fardhu ialah puasa. Ibadah ini merupakan amalan yang Allah langsung memberikan ganjarannya. Hal ini menunjukkan betapa besar dan berlipat ganda balasannya, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw dalam hadits Qudsi:
قال الله عز وجل كل عمل ابن آدم له إلا الصيام فإنه لي وأنا أجزي به
Artinya: ’’Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa, sebab ia hanyalah untukKu, dan Akulah yang akan memberikan ganjaran padanya secara langsung.’’ (HR Bukhari dan Muslim)
Alangkah besarnya rahmat Allah, ibadah puasa diberi ganjaran istimewa terlebih lagi kita banyak bersedekah, membantu sesama dapat menghapus dosa-dosa. Nabi Muhammad saw bersabda:
الصدقة تطفئ الخطيئة كما يطفئ الماء النار
Artinya: ’’Sedekah memiliki kekuatan untuk menghapus dosa, seperti halnya air memadamkan api.’’ (HR Tirmidzi)
Kaum Muslilim yang dirahmati Allah
Imam Al-Baijuri dalam kitabnya menjelaskan:
وَمُبَادَرَتُهُ لِإِكْثَارِ الصَّدَقَةِ لأَنَّهُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ أَجْوَدَ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ، وَبِالْجُمْلَةِ فَيَكْثُرُ فِيهِ مِنْ أَعْمَالِ الْخَيْرِ لأَنَّ الْعَمَلَ يُضَاعَفُ فِيهِ عَلَى الْعَمَلِ فِي غَيْرِهِ مِنْ بَقِيَّةِ الشُّهُورِ
Artinya: ’’Dan bersegeranya seseorang memperbanyak sedekah karena Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan di Bulan Ramadhan. Secara umum, memperbanyak amal kebaikan di Bulan Ramadhan karena amal di Bulan Ramadhan dilipatgandakan pahalanya dibandingkan dengan amal di bulan-bulan lainnya.’’
Selain itu, ibadah puasa Ramadhan mengajarkan kita takwa kepada Allah dengan sukarela menjalankan perintah-Nya, berusaha meninggalkan apa yang dilarang-Nya, serta mengajarkan kepedulian sosial. Yakni dengan perhatian, peduli terhadap sesama. Allah swt berfirman akan pentingnya membantu sesama:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (١٣٣) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: "Bersegeralah menuju ampunan dari Tuhanmu dan surga (yang) luasnya (seperti) langit dan bumi yang disediakan bagi orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang selalu berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, orang-orang yang mengendalikan kemurkaannya, dan orang-orang yang memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan." (QS Ali Imran: 133-134)
Sidang Jumat yang dimuliakan oleh Allah
Semoga puasa yang kita tunaikan saat ini, dapat mengasah kesabaran kita. Memperbaiki kualitas keikhlasan kita. Serta menguatkan empati dan simpati sosial kita.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِلْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا أَمَرَ، أَشْهَدُ أَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ إِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَكَفَرَ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْخَلَائِقِ وَالْبَشَرِ، اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، أَمَّا بَعْدُ
فيا أيها المسلمون إني أوصيكم ونفسي بتقوى الله فقد فاز المتقون، اتقوا الله ما استطعتم لعلكم تفلحون
وقال تعالى في كتابه الكريم، أعوذ بالله من الشيطان الرجيم، بسم الله الرحمان الرحيم: إِنَّ اللهَ وَمَلآئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا اللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلِّمْ وَعَلَى آلِ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَنْبِيآئِكَ وَرُسُلِكَ وَمَلآئِكَةِ اْلمُقَرَّبِيْنَ وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ أَبِى بَكْرٍ وَعُمَر وَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَىيَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ
اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ أَعِزَّ اْلإِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ أَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ إِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
عِبَادَ اللهِ إِنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِاْلعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِي اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوا اللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرْ
Muhammad Zaenal Anshari, Mahasantri Ma’had Darus-Sunnah Jakarta