• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 4 Mei 2024

Nasional

Akademisi: Siswa Mengalami Shock Culture di Era Pandemi Covid-19

Akademisi: Siswa Mengalami Shock Culture di Era Pandemi Covid-19
Webinar nasional dengan tema “Hr Training and Development During Pandemic; Challenges and Strategies” Sabtu (14/8).
Webinar nasional dengan tema “Hr Training and Development During Pandemic; Challenges and Strategies” Sabtu (14/8).

Tangerang Selatan, NU Online Banten


Berbagai hasil survei belakangan ini menyimpulkan bahwa pembelajaran daring selama pandemi Covid-19 mengalami banyak hambatan. Misalnya hasil survei dari Provinsi Jawa Tengah menyatakan 85 % siswa mengalami sulit memahami materi, 61 % siswa kurang konsentrasi dan 24 % terdapat permasalahan pada jaringan internet.

Menurut Dosen Politeknik Ketenagakerjaan RI, Dr. Moch Aly Taufiq, sebenarnya siswa kita lebih tepatnya mengalami shock culture yang disebabkan oleh Covid-19. Hal tersebut disampaikan dalam Webinar nasional dengan tema “Hr Training and Development During Pandemic; Challenges and Strategies” Sabtu (14/8).

Sejak pandemi Covid 19, pemerintah memberlakukan pembelajaran daring jarak jauh, bagi siswa. Ini adalah budaya baru yang sama sekali tidak pernah terpikirkan sebelumnya.

Menurut Aly Taufiq, siswa mengalami Frustation Stage karena budaya baru ini sehingga pembelajaran yang dilakukan sekolah semakin menjadi kendala. “Meskipun nantinya segala kondisi dan metode pembelajaran sudah membaik, jika psikologis siswa masuh mengalami shock culture maka tetap akan menemui kendala," imbuh Aly Taufiq.

Shock Culture ini, menurut Aly Taufiq, juga dialami oleh guru. Banyak guru, dosen dan tenaga pendidik merasa frustasi dengan sistem pembalajaran saat ini, sehingga kegiatan pembelajaran acapkali hanya memberi tugas dan PR.

Oleh sebab itu, hal paling utama yang harus dilakukan adalah memberi kesadaran bahwa kita sudah memasuki lingkungan baru sehingga siswa dan guru mulai terbuka dan menghadapi dengan sikap positif. Semua pihak harus mulai adaptasi dengan situasi terkini. “Belajar memahami hambatan dengan sikap positif, sedikt demi sedikit akan menghilangkan hambatan tersebut, daripada menyalahkan keadaan yang sudah terjadi, imbuh Aly Taufiq.

Jika guru dan siswa sudah mulai bisa mengambil sikap positif, tentu lambat laun akan mencapai tahap Mastery Period, yaitu masa adaptasi penuh, pembelajaran daring akan semakin dimengerti dan semakin dianggap suatu yang harus dilakukan meskipun banyak keterbatasan.  
 


Nasional Terbaru