Nasional

Akuntanesia, Ketika Akuntansi Bertumpu Kearifan dan Kebijakan Lokal

Jumat, 9 Agustus 2024 | 00:37 WIB

Akuntanesia, Ketika Akuntansi Bertumpu Kearifan dan Kebijakan Lokal

Buku berjudul Akuntanesia: Nusantara dalam Perspektif Akuntansi Multiparadigma. (Foto: Dok Pribadi)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Muhammad Aras Prabowo kembali menerbitkan buku. Kali ini berjudul Akuntanesia: Nusantara dalam Perspektif Akuntansi Multiparadigma. Sebelumnya, pada 2018, akademisi Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) itu menyuguhkan buku Akuntansi dalam Kebudayaan Bugis.


"Ia mampu memperlihatkan kemampuannya dalam mengelaborasi ilmu akuntan dan budaya. Sesuatu yang masih sangat langka dilakukan, karena kita membayangkan bahwa akuntansi itu adalah pasti dan matematik, sementara budaya adalah menyangkut masalah nilai yang abstrak,’’ ujar Guru Besar Ilmu Filologi Sastra Daerah Bugis Makassar Universitas Hasanuddin Prof Nurhayati Rahman, seperti dalam rilis yang diterima NUOB, Kamis (8/8/2024).



Sedangkan menurut penulis buku tersebut, ini merupakan upaya pengembangan penelitian akuntansi berbasis karakteristik dan kemajemukan penduduk Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). "Seperti akuntansi perspektif suku bangsa, agama dan bahasa dalam konteks ke-Indonesia-an. Potensi data dan informasi untuk kajian akuntansi dalam konteks ke-Indonesia-an sangat besar dan bisa memberi warna baru dalam kajian akuntansi," ujar Aras.



Ketua Program Studi Akuntansi Unusia itu menambahkan, pengembangan penelitian akuntansi bisa juga bertumpu pada kearifan dan kebijakan lokal. "Penelitian Akuntanesia diharapkan mampu mengembangkan kajian dan teori akuntansi yang bisa melahirkan perspektif baru dalam ilmu pengetahuan akuntansi. Perilaku gotong royong merupakan prinsip tindakan ekonomi yang dimiliki masyarakat Indonesia sebagai salah satu potensi pengembangan penelitian Akuntanesia,’’ terangnya.



Dalam testimoninya, Wakil Kepala Badan Riset Indonesia (BRIN) Prof Amarulla Octavian mengatakan, karya Aras menyajikan kepada pembaca sebuah kajian yang nonmainstream soal akuntansi. Buku tersebut menyajikan keragaman perspektif terkait akuntansi. Penulisnya dengan apik mengulas akuntansi dari sudut pandang budaya, Pancasila, politik, lingkaran, hingga perspektif ke-NU-an. "Buku karya Muhammad Aras Prabowo sangat penting dan membuka jalan untuk pengembangan kajian akuntansi multiparadigma dalam bingkai ke-Nusantara-an," ungkapnya.


Buku setebal 174 halaman tersebut membahas banyak topik. Misalnya akuntansi budaya, akuntansi beras, isu akuntansi lingkungan, pemberantasan korupsi, akuntansi politik, corporate social responsibility (CSR), hingga etika bisnis tidak luput dari pembahasan dalam buku. "Menempatkan kemanusiaan di atas keuntungan adalah refleksi yang sangat berharga pada seluruh korporasi di berbagai bidang di Indonesia," imbuh Aras. (*)