• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Kamis, 25 April 2024

Nasional

Alasan Gus Dur Tak Pernah Absen Ziarah, Sowan Kiai dan Riyadhah

Alasan Gus Dur Tak Pernah Absen Ziarah, Sowan Kiai dan Riyadhah
Gus Dur
Gus Dur

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Sosok Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) seakan tak pernah habis dibicarakan, dari mulai kehidupan pribadinya sampai dengan pengalaman kenegaraannya. Semuanya selalu menarik untuk diulas baik di forum-forum seminar maupun di forum pengajian. 

 

Bangsa Indonesia bersyukur pernah memiliki tokoh seperti Gus Dur. Kehadiran Gus Dur memberikan warna untuk keberislaman masyarakat. Sikapnya pun mampu mengurai setiap polemik yang ada. Gus Dur selalu menekankan agar rekonsiliasi diantara anak bangsa dapat diwujudkan. 

 

Kata Gus Dur semua sama di mata hukum. Indonesia terbentuk karena perbedaan. Karena itu seluruh bangsa Indonesia harus mendapatkan keadilan atas dasar kesetaraan hak sebagai warga negara. 

 

Terlepas dari pemikiran dan sosok Gus Dur yang selalu membela kelompok mustadafin. Ada sisi lain yang juga patut menjadi pelajaran penting bagi umat Muslim terkhusus warga Nahdlatul Ulama.

 

Dibalik pemikiran Gus Dur yang cemerlang, diakui dunia internasional, ternyata sikap Gus Dur sejak usia remaja hingga berumur tidak pernah berubah. Selalu ziarah, sowan ke kiai dan riyadhah. 

 

Meski sudah populer, sudah hidup dalam keadaan yang mendekatai sempurna. Gus Dur tidak pernah meninggalkan budaya tersebut. Bagi Gus Dur tradisi sowan ke ulama terutama kiai-kiai kampung supaya kehidupan sehari-hari selalu mendapatkan restu dan doa. 

 

Karena itu, saat menjabat sebagai Presiden RI tahun 1999-2001 Gus Dur tidak pernah absen ziarah ke makam para wali dan sowan kiai kampung ketika melakukan kunjungan kerjanya. Gus Dur meyakini doa-doa akan mengalir dari para ulama atau wali yang telah tiada ketika kita menyempatkan memberikan doa secara khusus. 

 

Mantan Asisten Pribadi Gus Dur, Ngatawi Al-Zastrow menuturkan, pesan yang selalu diungkapkan Gus Dur kepada masyarakat Indonesia bahwa budaya ziarah, riyadhah dan sowan ke kiai harus tetap dilakukan. Gus Dur, lanjutnya, ulama kharismatik yang memiliki pengetahuan umum yang sangat luas

 

Meski Gus Dur lahir dari ayah seorang kiai, Gus Dur tidak pernah membatasi diri untuk membaca bacaan-bacaan barat seperti sastra dan filsafat. 

 

“Jadi kalau warga NU mau maju ya harus mempelajari ilmu barat seperti yang dipelajari Gus Dur, tetapi itu baru separuh. Yang separuh lagi dimana?, separuh lagi ada di ziarah kubur, sowan kiai sepuh dan riyadhah,” ucap Ngatawi Al-Zastrowi saat menjadi narasumber di Haul Gus Dur ke-11 yang diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tangerang Selatan, Banten, Ahad (27/12). 

 

Ia menjelaskan, Gus Dur mampu memadukan rasionalitas dan spiritualitas. Kata Gus Dur, keseimbangan itu sangat diperlukan. Mempelajari semua ilmu pengetahuan yang ada penting dilakukan. 

 

Tetapi, jangan pernah meninggalkan kegiatan spiritual seperti ziarah, sowan kaiai dan riyadhah, karena hal tersebut dapat menolong masyarakat.  

 

“Begitulah sosok Gus Dur, pesan yang lain juga yang disampaikan Gus Dur bahwa beragama itu harus enak tapi jangan seenaknya,” kata Zastrow.

 

Sementara itu, Ketua PCNU Tangsel H Abdullah Mas’ud mengatakan, Gus Dur bagi warga NU adalah guru kehidupan. Sosoknya menjadi teladan yang relevan untuk diperjuangkan oleh anak-anak muda NU. 

 

Menurut Kiai Mas’ud, masyarakat NU harus meneruskan perjuangan-perjuangan Gus Dur yang belum terpenuhi melalui nilai-nilai Gus Dur yang bisa diperkuat oleh kalangan anak muda.

 

“Gus Dur sosok yang relevan untuk diteladani bagi kita semua. Kita ingin ada Gus Dur-Gus Dur baru lahir dari NU era sekarang,” tuturnya. 

 

Pewarta: Ari Hardi
Editor: Abdul Rahman Ahdori
 


Nasional Terbaru