• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Minggu, 28 April 2024

Nasional

Dari Makkah, NU Menebar Spirit Perdamaian dan Persatuan

Dari Makkah, NU Menebar Spirit Perdamaian dan Persatuan
Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menyampaikan pidato kunci di sesi pembukaan konferensi internasional Binâ al-Jusûr bayna al-Madzâhib al-Islâmiyyah di Hotel Hilton Jabal Omar, Makkah, Arab Saudi, Ahad (17/3/2024) malam. (Foto: dok. PBNU)
Rais ‘Aam PBNU KH Miftachul Akhyar menyampaikan pidato kunci di sesi pembukaan konferensi internasional Binâ al-Jusûr bayna al-Madzâhib al-Islâmiyyah di Hotel Hilton Jabal Omar, Makkah, Arab Saudi, Ahad (17/3/2024) malam. (Foto: dok. PBNU)

Banten, NU Online Banten

Rais ’Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar menekankan pentingnya spirit perdamaian, persatuan, persaudaraan dan dialog dalam ajaran agama Islam. Spirit luhur kemanusiaan tersebut dipandangnya sebagai salah satu maqâshid al-syarî’ah dan pilar utama ajaran umat Muhammad ini.



“Allah swt dan Nabi Muhammad saw telah menyerukan pentingnya nilai-nilai tersebut dalam sumber-sumber utama ajaran agama Islam. Sejarah peradaban umat Muhammad yang memberikan inspirasi bagi kemanusiaan sepanjang berabad-abad lamanya ini dapat tegak dengan nilai-nilai tersebut,” ungkap Kiai Miftach dalam pidato kuncinya yang disampaikan dalam bahasa Arab dalam sesi pembukaan konferensi internasional Binâ al-Jusûr bayna al-Madzâhib al-Islâmiyyah (Membangun Jembatan Dialog antar Madzhab Islam) di Hotel Hilton Jabal Omar di area Masjidilharam, Makkah, Arab Saudi, Ahad (17/3/2024) malam sebagaimana dilansir NU Online.



Kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Râbithah al-‘Âlam al-Islâmî atau Muslim World League (MWL), atas prakarsa dari Raja Saudi Arabia, King Salman bin Abdul Aziz. Dihadiri oleh lebih dari 300 para ulama besar dan tokoh terkemuka dunia Islam dari berbagai belahan dunia. Salah satu tujuan utama dari konferensi internasional tersebut adalah kian mengokohkan nilai-nilai persatuan dan praktik kebersamaan dan persaudaraan antarberbagai sekte atau mazhab dalam agama Islam.


Kiai Miftach menjelaskan, dunia Islam saat ini, bahkan umat manusia secara umum, dalam kehidupan peradaban modern kini, sangat memerlukan untuk lebih terhayatinya nilai-nilai luhur tersebut dalam kehidupan nyata sehari-hari.

 


Konferensi tersebut dipandangnya sebagai upaya untuk menjadikan agar nilai-nilai luhur terkait perdamaian, persatuan dan dialog tertanam kokoh dalam kesadaran berpikir dan kehidupan nyata, utamanya di kalangan para tokoh dan ulama dunia Islam.



“Saya mengungkapkan rasa bahagia dan terima kasih saya kepada penyelenggara konferensi penting ini, yaitu raja Arab Saudi dan sekjen MWL, juga atas kesempatan bagi PBNU untuk menyampaikan pesan-pesan yang relevan dengan tema konferensi ini,” tambahnya.



Selain itu, Kiai Miftach juga menyinggung peran dan kiprah Nahdlatul Ulama sebagai organisasi keagamaan dan sosial terbesar di Indonesia yang sepanjang sejarahnya terus berkomitmen untuk memperjuangkan nilai-nilai persatuan, perdamaian, dialog dan ko-eksistensi tersebut.



Konferensi internasional tersebut diselenggarakan pada 17-18 Maret 2024. Konferensi dibuka oleh dua pidato utama yang disampaikan oleh Grand Mufti Saudi Arabia Syekh Abdul Aziz Alu al-Syaikh dan Sekretaris Jenderal MWL H.E. Syekh Muhammad bin Abdul Karim al-Issa. Setelah sesi dua pidato utama, terdapat sesi pidato kunci yang disampaikan oleh para tokoh utama dan ulama besar dunia Islam. Syekh Abdullah bin Bayyah (Grand Mufti dan kepala Dewan Ulama Uni Emirat Arab), H.E. Husain Ibrahim Thaha (sekretaris jenderal Organisasi Kerja Sama Islam/OKI), Ayatollah Syekh Ahmad Muballaghi (anggota Dewan Penasihat Pimpinan Republik Islam Iran), Syekh Mukhtar Jum’ah (menteri wakaf Mesir), KH Miftachul Akhyar (rais ’aam PBNU Indonesia), H.E. Ali Arbas (kepala Dewan Agama Turki), Syekh Muhammad al-Mahi (kepala Liga Islam Afrika), dan lain-lain.  



Selain Kiai Miftach, pengurus PBNU lainnya yang turut serta dalam konferensi tersebut adalah KH Afifuddin Muhajir (wakil rais ’aam PBNU) dan Ahmad Ginanjar Sya'ban (wasekjen PBNU). (*)


Nasional Terbaru