Nasional

Dilepas RMI PBNU, Penerima Beasiswa Santri Ini Berangkat ke Maroko

Kamis, 17 Oktober 2024 | 17:20 WIB

Dilepas RMI PBNU, Penerima Beasiswa Santri Ini Berangkat ke Maroko

Pelepasan para penerima beasiswa kuliah di Maroko melalui seleksi RMI PBNU di Gedung PBNU Lantai 8, Jakarta, Senin (14/10/2024). Tampak Wakil Ketua RMI PBNU KH Mahrus El-Mawa (empat dari kiri). (Foto: TVNU/Junaedi)

Jakarta, NU Online Banten

Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) melepas para santri beasiswa ke Maroko jalur PBNU 2024. Pelepasan dilakukan di Lantai 8 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya, No 164, Jakarta, Senin (14/10/2024) malam.


Wakil Ketua RMI PBNU KH Mahrus El-Mawa bersyukur beasiswa ke luar negeri untuk para santri pada kepengurusan PBNU ini semakin banyak. "Alhamdulillah sejak periode Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf dan Rais ’Aam KH Miftachul Achyar, banyak sekali beasiswa ke luar negeri, berbagai negara untuk para santri, baik sarjana maupun non-sarjana,’’ ucapnya.


Kiai Mahrus menjelaskan, terdapat perbedaan persyaratan untuk beasiswa ke Maroko setiap tahunnya yang membuat seleksi semakin ketat. "Pada 2023, kitab kuning menjadi landasan. Namun tahun ini, kitab kuning tidak menjadi prioritas, tetapi hafal 30 juz Al-Qur'an menjadi persyaratan wajib," ungkapnya.


Dia juga mengatakan, perguruan tinggi di Maroko termasuk yang tertua. Jadi, santri di Maroko akan menemui salah satu tradisi keilmuan yang cukup lama. Menurutnya, hal tersebut penting karena tradisi keilmuan yang hari ini oleh PBNU disebut dengan merawat jagat membangun peradaban.


RMI PBNU juga mendorong dan mendukung penuh program dan kegiatan beasiswa dengan proses yang terbuka dan transparan di setiap prosesnya. "Kami dari RMI selalu mendorong dan mendukung program dan kegiatan dengan proses yang terbuka dan transparan pada proses dari inkubasi hingga pelepasan," ucapnya.


Sedangkan Penanggung Jawab Beasiswa PBNU-Maroko 2024 Muhammad Iqbal mengatakan, PBNU mendapatkan beasiswa khusus dari Raja Maroko Mohammed VI berbeda dengan beasiswa lainnya. "Alhamdulillah setiap tahunnya PBNU mengirimkan kader-kadernya ke Maroko. Pada tahun ini ada 12 santri, terbagi menjadi 7 putra dan 5 putri," jelasnya.


Para santri akan ditempatkan di kampus di bawah naungan Universitas Al-Qarawiyyin, kampus tertua di dunia, yaitu kampus Fatimah Al-Fihri. Menurutnya, Fatimah Al-Fihri ini merupakan pendiri dari Qarawiyyin. "Mereka di sana akan mendapatkan beasiswa full, kampus, tempat tinggal, makan, dan uang saku per bulan. Jadi mereka di sana tidak perlu memikirkan biaya karena sudah dibantu oleh Kerajaan Maroko," tutur Iqbal.


Iqbal menyimpan harapan besar kepada para santri penerima beasiswa PBNU di Maroko untuk selalu belajar agar bisa mendapatkan kecerdasan yang luar biasa dan memiliki akhlak yang baik. "Kami berharap santri-santri di Maroko saat ini mendapatkan apresiasi dari kampus-kampus yang kami kirim. Dosen-dosennya mengatakan kader-kader NU memiliki kecerdasan yang luar biasa dan berakhlaqul karimah," ucapnya, dilansir NU Online. (M Fathur Rohman)