• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 28 Juni 2024

Nasional

Hingga Senin Pagi Ini 234 Orang Wafat, Jamaah Haji Indonesia Fase Pemulangan

Hingga Senin Pagi Ini 234 Orang Wafat, Jamaah Haji Indonesia Fase Pemulangan
Jamaah di Masjidilharam. (Foto: MCH Kemenag)
Jamaah di Masjidilharam. (Foto: MCH Kemenag)

Banten, NU Online Banten

Sebanyak 1.301 jamaah haji wafat pada musim haji 2024. Kematian mereka umumnya disebabkan suhu panas yang ekstrem di Kota Suci Makkah dan sekitarnya. Demikian Kantor Gubernur Makkah al Mukarramah merilis pengumuman dari Kementerian Kesehatan Saudi seperti disampaikan Konsul Haji pada Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah Nasrullah Jasam di Makkah, Senin (24/6/2024). ’’Dari jumlah itu, sekitar 83 persen di antaranya adalah jamaah haji tidak resmi atau menggunakan visa nonhaji,” ujarnya.



Menurut Nasrullah, suhu udara di Makkah, termasuk juga di Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna) pada periode menjelang dan sesudah puncak haji, sangat ekstrem panasnya. Suhunya mencapai lebih dari 50 derajat celsius.



“Jamaah dengan visa nonhaji banyak yang harus berjalan jauh di bawah terik matahari, tanpa tempat berlindung atau tenda untuk beristirahat. Berdasarkan informasi yang dirilis Kementerian Kesehatan Saudi, di antara mereka ada juga sejumlah orang lanjut usia dan penderita penyakit kronis,” paparnya, dikutip dari laman resmi Kemenag.

 


Pemerintah Saudi, lanjutnya, terus berupaya mengindentifikasi identitas jamaah wafat tersebut agar bisa menghubungi pihak keluarga, menerbitkan sertifikat kematian, serta memakamkannya.



Sebelumnya, Kepala Bidang Kesehatan pada Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) dr Indro Murwoko mengatakan, angka kematian jamaah haji Indonesia saat puncak haji di Armuzna mengalami penurunan dibanding tahun lalu. Dia mencatat, ada 40 jamaah haji Indonesia yang wafat pada periode ini. Sebanyak 11 jamaah wafat di Arafah dan 29 jamaah wafat di Mina.

 


Jika dibandingkan dengan data 2023, jumlah jamaah yang wafat pada periode Armuzna tahun ini lebih kecil. Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) mencatat jumlah jemaah wafat periode Armuzna pada 2023 sebanyak 64 orang. Jumlah ini terdiri atas 13 jemaah wafat di Arafah dan 51 orang wafat di Mina.

 


Dijelaskan, jamaah haji Indonesia meninggal di Tanah Suci mendapat penanganan sesuai prosedur. Ketika ada jamaah meninggal, tenaga kesehatan akan membuat certificate of death (COD). Setelah itu, petugas akan berkoordinasi dengan kantor maktab atau kantor sektor atau kantor daker untuk melengkapi persyaratan administrasi lainnya, misalnya surat kesediaan dimakamkan, dan yang lain.“Setelah administrasi disiapkan, biasanya diserahkan ke Masyariq atau Maktab untuk proses pemulasaraan,” tutupnya.

 


Terpisah, dilansir NU Online, jumlah jamaah haji Indonesia yang wafat di Tanah Suci terus bertambah. Kementerian Agama (Kemenag) melaporkan bahwa sebanyak 234 jamaah haji Indonesia meninggal dunia di Makkah maupun Madinah. Data ini diambil dari Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kemenag RI, yang diperbarui pada Senin (24/6/2024) pukul 09.00 WIB. Angka ini meningkat sebanyak 34 orang dibandingkan laporan pada Jumat (21/6/2024).



Sebagian besar jamaah yang wafat termasuk dalam kategori risiko tinggi (risti), sementara sebagian kecil lainnya dalam kategori nonristi. Lokasi wafat para jamaah tersebar di berbagai tempat seperti Makkah, Madinah, Arafah, Mina, dan Jeddah. Berdasarkan data Siskohat Kemenag RI, jamaah haji meninggal asal Indonesia yang tertua adalah Syaimah Damanik (94) dari Kloter KNO-1 dan Solehuddin Mawi (94) dari Kloter SUB 38. Keduanya dilaporkan jamaah haji dalam kategori risti dan wafat di Mina.



Sementara itu, operasional penyelenggaraan ibadah haji memasuki tahap pemulangan. Sejak 22 Juni 2024, secara bertahap jamaah haji Indonesia yang berangkat pada gelombang I pulang ke Tanah Air.



Sedianya, 229 kelompok terbang (kloter) yang berangkat pada gelombang I pulang melalui Bandara Internasional King Abdul Aziz, Jeddah. Sebab, mereka pada saat kedatangan di Tanah Suci, mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah. Namun, dalam praktiknya, Garuda Indonesia melakukan penyesuaian jadwal sehingga 46 kloter jamaah haji gelombang I tiba di Tanah Suci di Madinah dan akan kembali ke Tanah Air melalui Madinah juga.

 


“Pada fase II operasional penerbangan haji ini Garuda Indonesia juga turut menyesuaikan jadwal dan asal pemulangan para jamaah pada beberapa kloter dari Bandara Internasional Bandara Internasional King Abdulaziz, Jeddah, dan Bandara Internasional Prince Muhammad bin Abdul-Aziz, Madinah,” demikian penegasan Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra melalui siaran pers yang diterima hari ini, Ahad (23/6/2024). Atas perubahan jadwal kepulangan ini, Garuda Indonesia menjanjikan untuk terus mengedepankan layanan terbaik bagi para jemaah yang terdampak. (Mutho, Nuriel SI)


Nasional Terbaru