Nasional

Khofifah Ketum Dewan Pembina, Arifah Ketua PP Muslimat NU 2025-2030

Sabtu, 15 Februari 2025 | 07:48 WIB

Khofifah Ketum Dewan Pembina, Arifah Ketua PP Muslimat NU 2025-2030

Hj Arifatul Choiri Fauzi (kiri) dan Hj Khofifah Indar Parawansa saat menghadiri Resepsi Puncak Harlah Ke-102 NU di Istora Senayan Jakarta, Rabu (5/2/2025). (Foto: Facebook Arifatul Choiri F)

Surabaya, NU Online Banten

Arifatul Choiri Fauzi terpilih sebagai ketua Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) 2025-2030. Sebelumnya Khofifah Indar Parawansa menjabat empat periode sebagai ketua umum PP Muslimat NU. Kini Khofifah terpilih sebagai ketua umum (ketum) Dewan Pembina PP Muslimat NU masa khidmat 2025-2030. Keputusan tersebut berdasarkan hasil musyawarah Tim 9 dalam Kongres XVIII Muslimat NU di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (14/02/2024).




“Kita sama-sama memutuskan dengan pertimbangan dan memperhatikannya, dan seterusnya memutuskan, yang terpilih untuk menjadi ketua umum Dewan Pembina PP Muslimat NU masa khidmat 2025-2030 adalah Hj Khofifah Indar Parawansa,” ujar Ketua Pimpinan Wilayah (PW) Muslimat NU Jabar Hj Ella Giri Komala, salah satu anggota Tim 9, Sabtu (15/2/2025). 


Selanjutnya, Ketua Sidang Pleno Pemilihan Nyai Hj Masruroh Wahid, menetapkan Khofifah sebagai ketua umum Dewan Pembina PP Muslimat NU yang diikuti ketok palu. “Maka dengan demikian, ketua umum Dewan Pembina PP Muslimat NU ialah Ibu Hj Khofifah Indar Parawansa,” kata Nyai Masruroh diikuti tepuk tangan peserta kongres.   ​


Sekadar diketahui, Tim 9 merupakan peserta kongres berdasarkan perwakilan zona. Meliputi Jawa, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Timur serta PW Muslimat NU yang memiliki jumlah Pimpinan Cabang (PC) Muslimat NU terbanyak. 


Setelah terpilih, Khofifah kemudian menawarkan tiga nama kepada para peserta Kongres XVIII Muslimat NU untuk dipilih sebagai ketua PP Muslimat NU 2025-2030. Arifatul Choiri Fauzi, Siti Aniroh, dan Ulfah Masfufah. Peserta kongres sepakat memilih Arifatul Choiri Fauzi sebagai ketua PP Muslimat NU 2025-2030. Perempuan yang akrab disapa Arifah tersebut kini sedang menjabat sebagai menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak.  


Selanjutnya, kepengurusan lengkap PP Muslimat NU 2025-2030 akan dibahas oleh ketua umum Dewan Pembina, ketua PP Muslimat, perwakilan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), dan Tim 7 yang tergabung dalam tim formatur. Tim 7 terdiri atas PW Muslimat NU Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Riau, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, dan Maluku Utara.


Dewan Pembina Muslimat NU

Kongres XVIII Muslimat NU salah satunya menghasilkan keputusan penambahan struktur baru, yakni adanya jajaran dewan pembina. Keputusan tersebut berdasarkan hasil koordinasi beberapa hari terakhir dalam Kongres XVIII Muslimat NU yang didampingi dua orang Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Tugas dan fungsi dewan pembina sama halnya dengan jajaran pengurus syuriyah dalam struktur kepengurusan Nahdlatul Ulama. 



Selain itu, menetapkan bahwa pengurus harian dipimpin oleh seorang ketua. Sebagaimana layaknya jajaran pengurus tanfidziyah dalam struktur NU. Artinya, pucuk pimpinan pengurus harian di PP Muslimat NU bukan lagi menggunakan jabatan ketua umum seperti periode-periode sebelumnya.


Sidang Pleno Pemilihan tersebut selesai sekitar pukul 02.15 WIB dini hari. Acara selanjutnya yaitu penutupan kongres pada Sabtu (15/2/2024) pukul 14.00 WIB. 



Sebelumnya, laporan pertanggungjawaban (LPj) PP Muslimat NU Masa Khidmat 2016-2024 diterima dalam penyampaian pandangan umum oleh seluruh PW dan PC Muslimat NU se-Indonesia. Mereka juga meminta agar Khofifah Indar Parawansa kembali menjadi ketua umum PP Muslimat NU periode 2025-2030. Sebagai informasi, Khofifah kali pertama terpilih memimpin Muslimat NU pada 2000. Artinya sudah empat periode.

 


Hal itu disampaikan saat Kongres XVIII Muslimat NU hari keempat Sidang Pleno VII tentang LPj dan Sidang Pleno VIII tentang Pandangan Umum di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (13/2/2025).


Saat laporan LPj, Khofifah menyebutkan bahwa pihaknya ingin melaksanakan kongres tersebut pada Desember 2024 setelah diundur pada Agustus 2023. Namun karena ada kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) pada 27 November, akhirnya Muslimat dipersilakan untuk kongres paling lambat Maret 2025. (Habiburrahman, Haekal Attar)