Konsesi Tambang, supaya NU Lebih Berkontribusi bagi Masyarakat
Kamis, 3 Oktober 2024 | 15:04 WIB
Jakarta, NU Online Banten
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengatakan, kegiatan ekonomi yang dilakukan NU, bukan untuk mengumpulkan keuntungan semata. Melainkan untuk meningkatkan kemampuan organisasi dalam berkontribusi bagi kemaslahatan masyarakat.
"NU bukan perusahaan atau PT yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya. Kalau pemerintah memberikan konsesi tambang kepada NU, tujuannya bukan agar NU kaya raya, tetapi agar NU mampu lebih berkontribusi bagi masyarakat," ungkapnya saa Pelantikan dan Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Maluku di Hotel Natsepa Kota Ambon, Maluku, Kamis (3/10/2024).
Pada kesempatan itu, Gus Yahya—sapaan KH Yahya Cholil Staquf--menjelaskan pentingnya baiat dalam setiap pelantikan di lingkungan NU. Baiat merupakan janji suci yang harus dijaga sepanjang hidup, meskipun seseorang nantinya tidak lagi menjabat sebagai pengurus NU."Baiat ini adalah janji yang dilandaskan atas iman dan kesaksian kepada Allah swt. Risikonya besar, bukan hanya konsekuensi organisasi, tetapi juga akan dipertanggungjawabkan hingga di yaumul hisab nanti," jelasnya.
Dia juga menekankan bahwa baiat yang diucapkan dalam pelantikan mengandung makna kesetiaan kepada jam'iyyah dan jihad dalam cara NU, yaitu menjunjung tinggi kalimat Allah. "Kita tidak boleh melupakan atau mengabaikan janji ini, bahkan ketika sudah tidak lagi menjadi pengurus," tambahnya.
Kiai asal Rembang, Jawa Tengah, itu juga menegaskan kembali bahwa NU adalah sebuah jam'iyyah (organisasi) ulama, yang didirikan untuk berkhidmat kepada agama, negara, dan kemanusiaan. Selain itu, mengingatkan bahwa NU bukanlah wadah untuk mencari keuntungan pribadi atau menjadikannya sebagai batu loncatan bagi kepentingan lain di luar khidmat ulama. NU adalah jam'iyyah para ulama, bukan kumpulan pejabat atau pengusaha. "Ini adalah jam'iyyah ulama, bukan jam'iyyah menteri, bukan jam'iyyah bupati. Nama Nahdlatul Ulama menunjukkan bahwa segala yang dilakukan harus mencerminkan khidmah ulama," tegasnya, dilansir NU Online.
Gus Yahya juga menyoroti peran NU dalam berbagai sektor seperti pendidikan, kesehatan, dan ekonomi. Menurutnya, pembangunan sekolah-sekolah, fasilitas kesehatan, hingga kegiatan ekonomi yang dilakukan NU merupakan wujud dari khidmat para ulama untuk kesejahteraan masyarakat.
"Ketika NU membangun sekolah, itu adalah bentuk khidmat untuk mendidik umat. Ketika NU membangun fasilitas kesehatan, itu adalah khidmah untuk memenuhi hajat hidup masyarakat," jelasnya.
Gus Yahya juga mengapresiasi semangat para pengurus PWNU Maluku yang baru dilantik. Dia tak lupa mengingatkan pentingnya mempertahankan komitmen terhadap khidmat ulama yang menjadi ciri khas Nahdlatul Ulama. (Muhammad Asrofi)
Terpopuler
Terkini
Lihat Semua