Jakarta, NU Online Banten
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla mengatakan, salah satu topik kerja sama antara PBNU dengan Harvest Advizor Financial Holdings dan Power Pro Pte adalah pengembangan medis berbasis robot atau robotic medical untuk mendukung ekosistem syariah global.
Pengembangan medis berbasis robot ini, lanjutnya, menjadi salah satu faktor penting dalam mewujudkan salah satu visi PBNU dan pemerintah Indonesia dalam menggapai pusat keuangan syariah global.
"Salah satu cara untuk membuat layanan kesehatan ini terandalkan dan menjangkau kalangan luas adalah medical robotic atau menggunakan teknologi robot untuk kesehatan. Itu salah satu yang ditawarkan dalam kerja sama ini," ucapnya menerangkan model kerja sama yang dipaparkan Ceo Harvest, Matthew Chang saat jumpa pers di Lobi PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Kamis (12/6/2025).
Meski ini masih dalam tahap pembicaraan awal, imbuhnya, sudah ada blue print yang jelas antara PBNU dan Harvest terutama dalam bidang membangun ekosistem murah dan terjangkau mulai dari penetrasi di seluruh Indonesia, termasuk warga NU.
Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf menambahkan, meski kesepakatan ini belum tercapai sepenuhnya karena baru inisiasi di awal, diharapkan kerja sama ini dapat melangkah lebih jauh untuk mewujudkan visi antara kedua belah pihak. "Kita harapkan bahwa dalam waktu dekat ini satu sampai dua bulan ini kita bisa menyelesaikan langkah-langkah formal yang harus ditempuh terkait kerja sama ini, yaitu penandatangan MoU (nota kesepahaman) dan lain-lain tadi dan kita bisa langsung bekerja," jelasnya, dilansir NU Online.
Terkait capaian kerja sama terdekat, lanjutnya, masih perlu melakukan konsolidasi, baik pihak PBNU dan Harvest dengan pihak-pihak lainnya. Selain itu, dia belum bisa menjanjikan lapangan kerja yang dibuka atas kerja sama yang sifatnya besar dan menjangkau pasar global ini.
"Kontribusi sementara ini harapan ya, kalau kita berhasil insyallah lapangan kerja, tapi kita belum bisa bilang untuk tahun ini belum bisa karena buat NU ini pertama kali NU mengadakan kerja sama yang seperti ini, kerja sama internasional, bisnis yang luas sekali, global, sekaligus juga menjangkau sangat dalam ke dalam masyarakat kita. Tentu ini pekerjaan besar sekali," jelasnya.
Ditambahkan, semua bahan yang diperlukan untuk sukses pekerjaan ini ada.’’Tinggal bagaimana kita mengelolanya dengan baik," imbuhnya.
Sekadar diketahui, pertemuan antara PBNU dan Harvest sudah terjadi sebanyak dua kali. Pertama, pertemuan formal di Lantai 3 Gedung PBNU, Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Selasa (10/6/2025). Sekretaris Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU Ufi Ulfiah menjelaskan bahwa dalam pertemuan itu, PBNU membentuk perencanaan strategis untuk membawa Indonesia menjadi pusat syariah dunia.
Kedua, dalam sebuah acara forum group discussion (FGD) tingkat tinggi bertajuk Investasi Syariah di Indonesia: Memperkuat Ekosistem dan Menapaki Jalan Menuju Keuangan Islam Global yang digelar Lakpesdam PBNU melalui Badan Perencanaan dan Pembangunan PBNU (Bappenu).
Ketua PBNU KH Ulil Abshar Abdalla juga menyampaikan, PBNU secara serius ingin mengambil bagian untuk mengembangkan ekosistem ekonomi syariah nasional, terutama dengan menggandeng mitra internasional yang berpengalaman. "Acara ini diselenggarakan sebagai upaya PBNU untuk ikut terlibat dalam pengembangan ekonomi syariah di Indonesia. Sekarang kita menggandeng sejumlah investor luar yang punya pengalaman mengembangkan ekonomi syariah di tempat lain,” katanya di Lantai 5 Gedung PBNU, Jakarta, Rabu (11/6/2025). (Haekal Attar)
Terpopuler
1
Soal Pertambangan di Raja Ampat Ini Kata Ekonom Unusia
2
Ketika Alumni Pesantren Krapyak Sinergi Ekonomi
3
Khutbah Jumat: Dzikir Menenteramkan Jiwa
4
Hukum Menghadiri Undangan Pernikahan Nonmuslim
5
Akademisi Unusia: Identitas Kultural Tak Sekadar Simbol Sejarah
6
Penulisan Sejarah Ulang yang Dicap Resmi Abaikan Pluralitas dan Lahirkan Otoritarianisme
Terkini
Lihat Semua