• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Rabu, 24 April 2024

Nasional

Seni dan Budaya Nusantara Sebagai Instrumen Moderasi Beragama

Seni dan Budaya Nusantara Sebagai Instrumen Moderasi Beragama
‘Focus Group Discussion Penyusunan Peta Seni Budaya Islam Nusantara’ yang digelar oleh Bimas Kemenag Kasubdit Seni Budaya Islam. (Foto: Istimewa)
‘Focus Group Discussion Penyusunan Peta Seni Budaya Islam Nusantara’ yang digelar oleh Bimas Kemenag Kasubdit Seni Budaya Islam. (Foto: Istimewa)

Jakarta, NU Online Banten
Seni merupakan kata yang memiliki makna universal. Kata Seni itu tidak beragama dan tidak bersuku, tetapi memiliki koneksi dengan kemanusiaan dan jiwa manusia. Seni memiliki dampak signifikan jika bisa digunakan sebagai instrumen dalam menyampaikan nilai dan pesan keagamaan. 


“Tugas kita menjadikan Seni sebagai instrumen untuk menyampaikan pesan keagamaan. Berfungsi instrumental yang moderat, wasathiyah, dan menjadi program bersama,” terang Direktur Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama RI Kamaruddin Amin, pada saat membuka acara ‘Focus Group Discussion Penyusunan Peta Seni Budaya Islam Nusantara’ di Orchard Hotel Industri, Selasa, (24/1/2023).


Seperti halnya Seni, Kamarudin Amin menyampaikan Budaya merupakan sebuah tempat atau wadah manifestasi sarana teraktualisasinya nilai-nilai keislaman. Budaya tidak kalah penting untuk meningkatkan kualitas kehidupan beragama di Indonesia.


“Tolong diterjemahkan dalam bentuk aktivitas (program) yang dapat terorganisasi dan terkoordinasi. Banyak yang bisa dilakukan untuk menyampaikan pesan moderasi dan artikulasi Islam wasathiyah agar mampu terdiseminasi melalui Seni Budaya,” ujarnya.


Kamarudin Amin berharap, melalui FGD ini menemukan aktivitas yang lebih efektif dan maksimal terkait Seni agar dapat diapresiasi untuk menyampaikan pesan sehingga bisa menyentuh masyarakat. Dan juga bisa membawa ajaran-ajaran baik. 


“Tantangan kita adalah menunjukkan bahwa Seni Budaya bisa menjadi instrumen untuk pesan-pesan keagamaan yang wasathiyah. Kita masih bisa diidentifikasi agar lebih fokus dan signifikan agar bisa dilihat manfaatnya oleh masyarakat,” tutur Kamarudin.


Ia berharap, Seni dan Budaya bisa meningkatkan kualitas kehidupan keberagamaan yang wasathiyah. Tak hanya itu, FGD ini diharapkan juga bisa menyampaikan nilai moderasi beragama melalui Seni Budaya. Membangun moderasi beragama yang dinamis melalui perspektif Seni Budaya di tengah masyarakat.


“Kita tidak hanya memfasilitasi tapi juga menghubungkan masyarakat, bagaimana terlibat dengan program-program yang kita jadikan dari aktivitas itu. Kalau kita lihat moderasi beragama harus dikoneksikan dengan aktivitas hari ini,” ujar Kamarudin.


Kendati demikian, Kamarudin juga mengingatkan perlu ada kolaborasi dan sinergi. Sehingga ini bisa merumuskan sesuatu yang tidak biasa-biasa saja. Melainkan memiliki rancangan sesuatu yang berkesan. Dan perlu hal baru yang substansial untuk masyarakat. 


Melalui FGD ini, Kamarudin juga berharap bisa melahirkan sesuatu yang substansial, berkesan, dan bisa dilaksanakan. “Bagaimana kita promosi kepada stakeholder. Semoga bisa melakukan hal yang cukup bagus. Substantif, sustainable dan manfaatnya dirasakan masyarakat luas,” tandasnya.


Nasional Terbaru