Nasional

Wapres 2019-2024 KH Ma’ruf Amin Mengajak Mengembalikan Peran Sentral Kiai

Kamis, 24 Oktober 2024 | 22:24 WIB

Wapres 2019-2024 KH Ma’ruf Amin Mengajak Mengembalikan Peran Sentral Kiai

Wapres Republik Indonesia periode 2019-2024 KH Ma'ruf Amin hadir saat Haul Masyayikh Pondok Pesantren Kananga dan Silaturahim Alumni Serta Alim Ulama Umara Banten di Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (24/10/2024). (Foto: NUOB/Cholwan Fuad)

Pandeglang, NU Online Banten

Wakil Presiden (Wapres) periode 2019-2024 KH Ma'ruf Amin mengajak para alim ulama mengembalikan sentralitas kiai. ‘’Dulu apa-apa ke kiai, mau dagang, mau nikah, usaha, pengambilan langkah, itu apa-apa kiai. Sekarang, kiai tukang doa saja,’’ ujarnya saat tausiah pada Haul Masyayikh Pondok Pesantren Kananga dan Silaturahim Alumni Serta Alim Ulama Umara Banten di Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (24/10/2024).


Kiai Ma’ruf melanjutkan, doa itu penting, tapi kiai bukan hanya membaca doa, juga menentukan banyak hal sebagai rujukan umat. ’’Contohnya, dulu yang menggerakkan geger Cilegon itu adalah kiai," ucapnya mengingatkan pada kegiatan yang juga dihadiri oleh Penjabat (Pj) Banten Al Muktabar itu.


Kiai yang mempunyai pondok pesantren di Tanara, Kabupaten Serang, Banten, itu juga menyampaikan kenapa kiai saat ini tidak berperan sentral lagi. Di antaranya, kurang saling terhubung satu sama lain dan bergerak sendiri-sendiri.’’Maka hal ini harus kita rajut kembali untuk mengembalikan peran sentral kiai,’’ imbuh kiai yang masih masih punya hubungan saudara dengan ulama tersohor asal Banten, Syekh Nawawi Al-Bantani, tersebut.



Selain itu, perlunya memperbaiki ketangguhan kiai dan membangun kembali gerakan politik kiai.’’Kenapa? Karena sekarang sudah mulai melemah. Kalau saya boleh membuat ibarat, telah melemah gerakan perpolitikan kiai di dalam situasi perpolitikan Indonesia, bahkan hampir mati. Kesadaran politik kiai tidak ada, menganggap urusan politik bukan urusan kiai. Padahal semua hal penting ditentukan oleh keputusan politik. Politik adalah bagian perjuangan untuk memberikan arah bangsa dan negara. Saya menyebutnya sebagai jihad perbaikan," ungkapnya di hadapan sekitar 300 jamaah yang hadir di pesantren yang kini diasuh oleh KH TB Abdul Hakim itu.


Pada kesempatan itu, Kiai Ma’ruf juga mengatakan, tugas ulama adalah menjaga tujuan besar syariat Islam. Yakni, menjaga agama, menjaga jiwa, menjaga akal, menjaga keturunan, dan menjaga harta. ’’Ulama mutaakhirin menambah satu, menjaga tanah air. Dengan terjaganya tanah air dari gangguan penjajah, maka lima yang lain itu dapat terjaga. Jika tanah air tidak terjaga, yang lima tidak terjaga dengan baik," terang kiai yang merasa kembali lagi ke lingkungannya setelah selesai bertugas sebagai wapres tersebut. (Cholwan Fuad)