Sejarah

Berikut Tokoh NU yang Duduk di Majelis Konstituante

Selasa, 27 Agustus 2024 | 13:52 WIB

Berikut Tokoh NU yang Duduk di Majelis Konstituante

Sidang Fraksi NU di Konstituante. (Foto: X/@komunitas_pegon)

INDONESIA pernah memiliki sebuah lembaga yang bernama Konstituante. Majelis Konstituante ini merupakan hasil dari Pemilihan Umum (Pemilu) 1955 dan dilantik tepat pada momen Hari Pahlawan, 10 November 1956. Ini tercatat dalam buku Res Publica! Sekali Lagi Res Publica! (Kemenpen RI, 1959). Dilansir NU Online, buku yang memuat pidato Presiden Soekarno (Bung Karno) di hadapan Sidang Pleno Konstituante di Bandung pada 22 April 1959 tersebut, dibuka dengan kalimat pengingat dari Bung Karno akan momen pelantikan Konstituante.



"Pada hari ini, sudah ada tepat 2 tahun, 5 bulan, dan 12 hari berlangsung. Sedjak saja melantik Sidang Pembuat Undang-undang Dasar jang terhormat ini. Seperti Saudara-saudara sekalian masih ingat, pelantikan Konstituante itu, tempo-hari dengan sengadja dilangsungkan pada waktu seluruh Rakjat Indonesia memperingati ulang tahun ke-11 Hari Pahlawan, jaitu 10 Nopember 1956."

 


Sebanyak 514 orang dilantik menjadi anggota Konstituante, termasuk dari Partai Nahdlatul Ulama (NU) yang berhasil mendapatkan kepercayaan dari rakyat untuk menjadi anggota Konstituante, sebanyak 91 orang. NU dalam Pemilu Konstituante berhasil meraih 6.989.333 suara atau 18,47 persen (Feillard, 1999).  Salah satu anggota Konstituante dari NU, KH Saifuddin Zuhri, dalam Berangkat dari Pesantren (LKiS: 2013), menerangkan KH Fathurrahman Kafrawi dari NU ditunjuk menjadi wakil ketua. Kemudian setelah dilantik, Konstituante melakukan persidangan.



Kiai Saifuddin Zuhri juga menerangkan tugas Konstituante."Sesuai dengan UU Pemilu 1955, Konstituante bertugas menyusun UUD secara demokratis dan selaras dengan keinginan rakyat sendiri. Dengan demikian, maka UUD yang berlaku pada masa itu (UUDS 1950) akan diganti dengan UUD hasil Konstituante. Sebelumnya kita sudah mempunyai UUD 1945." (Saifuddin, 2013: 562)



Persidangan Konstituante membahas mengenai bentuk negara, bendera negara, lagu kebangsaan, dan bahasa nasional tidak mengalami kesulitan yang berarti karena semua golongan sependapat. Hingga, ketika membahas tentang dasar negara, mulailah timbul perbedaan yang makin lama tajam dan melebar. (Saifuddin, 2013: 571)



Sidang Konstituante berulang-ulang melakukan voting karena tidak terwujudnya kesepakatan. Namun voting pun tidak pernah mendapatkan hasil suara mayoritas sesuai yang diperlukan, yaitu 2/3 dari jumlah anggota. Hingga akhirnya pada 5 Juli 1959, Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit, yang berisi pemberlakuan kembali Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan pembubaran Badan Konstituante. Menyusul pembubaran Konstituante, pada 5 Maret 1960, DPR hasil Pemilu 1955 juga dibubarkan. (Saifuddin, 2013: 576)

 



Demikian sekilas riwayat sejarah Konstituante RI. Penulis juga merangkum 91 nama anggota Konstituante ditambah 6 orang orang pengganti (total 97 tokoh dari NU yang pernah menjadi anggota Konstituante) dari NU, bersumber dari laman Konstituante (cara penulisan nama dan gelar juga merujuk dari sumber tersebut).



1 KH Harun

2 KH Muhammad Thoha

3 KH Maksum

4 Sjech Abdullah Afifuddin

5 H Muhammad Dachlan

6 KH Ridlwan Abdullah

7 KH Anas Mahfudz

8 KH Achmad Zaini

9 H Nachrowi Thohir

10 KHR Fatchurrachman Kafrawi

11 KH Masjkur

12 R Alwi (pengganti)

13 Kiai Zahid

14 H Zainul Arifin

15 H Moh Thohir Bakri

16 H Abdul Chanan

17 R Muchamad Ali Mansur

18 Ny Solichah Saifuddin Zuhri

19 KHR As'ad

20 H Mustafa Bisri

21 Darmawi Munawir

22 Raden H Aliurida

23 Abdul Wahab Turcham

24 H Ismail Dachlan Djuru Alam

25 Gulam

26 KH M Ramli

27 Abdul Djamil Misbach

28 Muntaha

29 Achmad Anwar

30 Abdul Muin Daeng Myala

31 KH Dachlan Abdul Qohhar

32 KH Moch Cholil

33 Ibrahim Usman

34 Nj Siti Djamrud Daeng Tjaja (pengganti)

35 KH M Dachlan

36 KH Dimjati

37 Abu Bakar

38 KH Ali Maksoem

39 Hadji Thaha (pengganti)

40 Kiagus H Muhamad Sjadjari

41 Otong Hulaemi

42 Ny Abidah Machfoudz

43 H Mustadjad

44 Abdullah Jazidi

45 Moenawar Djaelani

46 KH Sjauki Ma'sum Kholil

47 H Husain Qadry bin H Achmad Zain

48 H Abubakar Yusuf

49 Sajid Abubakar bin Sajid Achmad Alaydrus

50 R Iskandar

51 H Sjarkawi

52 KH Achmad Zabidi

53 M H Marwan Noor

54 H Achmad Sahal Mansjur

55 Ahjak Sasrasugando

56 KRH Abdullah Affandi

57 Saleh Abdullah

58 H Husin Hifni bin H Hasjim (pengganti)

59 Nj Aisjah Dachlan

60 R Soelamoelhadi

61 H Saifudin Zuhri

62 R H Achmad Hasbullah

63 Turaichan Adjhuri

64 Mohd. Ma'sum Jusuf

65 KH Akram Chasany

66 H Abusudja

67 Muchamad Afandi

68 Achijad

69 Achmad Mudatsir

70 Mr Sunarjo

71 H Soekron

72 H S Djamaluddin Dg. Paremma

73 KH Achmad Bakri Siddiq

74 H Maeda Siregar Gelar Sutan Dali

75 H Moh Sjukri Ghozali al Rusjdan

76 KH Muchjidin Al Churaifisj

77 K Abdulmanab Murtadlo

78 KH Munief

79 KH Abdul Wahab

80 Alwi Murtadla

81 Nj Ratu Fatmah Chatib

82 KH Moehamad Radjiun

83 Abdul Mu'in Usman bin Abdul Mu'in

84 KH Mohammad Gazali Asj'ary

85 H Mochammad Mochtar Moestofa

86 Abdul Muchid Ma'sum (pengganti)

87 Ali Masjhar

88 R Darmono Damanhuri (pengganti)

89 H Idham Chalid

90 Ny Nihajah Masum

91 Abdulkabir

92 K Mohd. Machfudz Effendie

93 Maschoen

94 KH Moechsin

95 KH M Bisri Sjamsuri

96 Nj Adiani Kertodiredjo

97 KH Mochamad Iljas

(Ajie Najmuddin)