• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Selasa, 23 April 2024

Opini

Mendongeng sebagai Upaya Mengenalkan Sejarah Islam

Mendongeng sebagai Upaya Mengenalkan Sejarah Islam
Ilustrasi. (Foto: Freepik.com)
Ilustrasi. (Foto: Freepik.com)

Menurut Dudung (2015), dongeng adalah bentuk sastra lama yang bercerita tentang kejadian luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) dan tidak benar-benar terjadi. Selain itu, Kamisa (dalam Rusyanti, 2013) menjelaskan bahwa pengertian dongeng adalah cerita yang dituturkan atau dituliskan yang bersifat hiburan dan biasanya tidak benar-benar terjadi dalam kehidupan. Dongeng diceritakan terutama untuk hiburan, meskipun pada kenyataan banyak dongeng yang menggambarkan kenyataan, mengandung pelajaran dan pesan-pesan moral. 


Tradisi menyampaikan dongeng biasanya disebut mendongeng yang berarti salah satu jenis tradisi lisan sebagai sarana komunikasi dan merekam peristiwa-peristiwa kehidupan. Tradisi ini sudah berlangsung berabad-abad lamanya. Tradisi lisan ini terus berkembang, berbagai peristiwa dan kisah masa lalu sudah pasti ada dalam bentuk sebuah dongeng. Pada masanya, mendongeng pernah menjadi primadona di kalangan generasi terdahulu. Biasanya tradisi lisan ini menjadi sarana pengantar tidur oleh orang tua kepada anaknya. 


Dongeng memiliki beberapa manfaat bagi anak. Di antaranya adalah (1) mengajarkan budi pekerti pada anak melalui pesan-pesan moral yang disampaikan dalam dongeng baik secara langsung maupun eksplisit. Kemudian (2) dongeng juga mampu mengembangkan daya imajinasi anak. Karena dalam dongeng terdapat berbagai kisah di luar logika, yang menyebabkan imajinasi anak terpacu dan menyebabkan rasa ingin tahunya  besar sehingga dia akan lebih cepat berkembang. Kemudian yang paling penting adalah (3) membiasakan budaya membaca pada anak. Kembanyakan anak yang gemar membaca biasanya yang memiliki orang tua yang membiasakan budaya membaca padanya sejak kecil. Mendongeng adalah salah satu cara pembiasaan membaca tersebut. Misalnya orang tua yang rutin membacakan dongeng kepada anak sebelum tidur. Ketika pendidik biasa membacakan anak buku cerita, anak akan tertarik untuk belajar membaca sendiri sejak kecil.


Dalam perkembangannya, terutama di zaman modern seperti sekarang, aktivitas mendongeng sudah mulai jarang dilakukan orang tua terhadap anak-anak mereka. Aktivitas mendongeng yang biasa dilakukan orang tua terhadap anaknya tergantikan dengan kehadiran gawai/gadget sebagai teman sehari-hari anak yang menjadi pilihan instan orang tua agar anaknya tidak rewel. Ketergantungan pada gawai sejak dini tersebut kemudian menggantikan peran orang tua yang seharusnya mampu mengontrol tumbuh kembang anak terutama dalam peningkatan pengetahuan dan wawasannya.


Mempelajari sejarah kebudayaan Islam dan budaya lokal merupakan ilmu yang sangat penting bagi kita terutama umat Islam untuk mempelajarinya. Lebih-lebih mempelajarinya bahkan kita dapat mendalaminya sebagai ilmu pengetahuan yang dapat membantu kita untuk membangun jiwa keislaman dalam hati kita yang mungkin sudah ada sebagian yang hilang.


Salah satu bahan cerita dalam dongeng bisa berupa tentang sejarah Islam. Sebagaimana pengalaman yang pernah penulis lalui ketika kecil, biasanya dongeng sejarah Islam ini didapatkan sebelum atau selepas mengaji, baik oleh orang tua ataupun guru ngaji. Dongeng sejarah Islam itu biasanya berupa cerita-cerita Nabi dan Rasul, kisah tentang Isra’ Mi’raj dan semacamnya. Peristiwa-peristiwa tentang peradaban Islam di masa lalu tersebut menurut penulis adalah hal-hal penting yang mesti selalu diingat secara kolektif oleh generasi muda Islam sekarang.


Pengetahuan-pengetahuan tentang sejarah Islam yang patut diketahui itu terutama tentang kisah awal mula Islam lahir di Jazirah Arab yang dibawa oleh seorang mulia yang bernama Muhammad. Siapa dan seperti apa seorang Muhammad tersebut harus diketahui juga melalui biografinya. Kemudian perkembangan Islam kemudian seperti apa, tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam perkembangan peradaban Islam siapa saja, serta bagaimana cara Islam bisa sampai ke Indonesia dan bahkan bisa menjadi agama mayoritas di Indonesia adalah hal yang patut diketahui juga oleh generasi muda Islam.


Namun, permasalahannya ternyata sejarah merupakan salah satu jenis pelajaran yang kurang begitu disukai oleh sebagian besar pelajar di Indonesia. Hal utama yang menjadi penyebab ketidaksukaan pelajar terhadap sejarah adalah cara pembelajaran yang lebih menekankan terhadap hafalan dibandingkan dengan pemahaman terhadap peristiwa.


Ketidaksukaan mempelajari bidang sejarah tersebut pada akhirnya berdampak terhadap ketertarikan yang minim terhadap dunia sejarah Islam. Hal inilah yang kemudian menyebabkan kurangnya pengetahuan umat muslim di Indonesia terhadap peristiwa-peristiwa dalam sejarah peradaban Umat Islam.


Dongeng Sejarah Islam
Sebagaimana penjelasan juga keprihatinan yang penulis tuangkan sebelumnya. Penulis mencoba memberikan solusi untuk dua permasalahan yang mesti dijawab semuanya. Pertama, mengenai mulai tergerusnya budaya mendongeng di kalangan masyarakat akibat perkembangan zaman; kedua, tentang kurang berminatnya para pelajar tentang pembelajaran sejarah yang cara pembelajaran lebih menekankan terhadap hafalan dibandingkan dengan pemahaman terhadap peristiwa.


Dongeng sejarah Islam ini adalah upaya melestarikan tradisi melalui pembiasaan mendongeng tentang sejarah Islam. Selain itu juga sebagaimana manfaat dongeng yang sudah dijelaskan sebelumnya, upaya ini juga adalah untuk mendorong minat literasi anak sejak dini. Sehingga tercipta kebiasaan positif yang lahir akibat dari dorongan dalam diri anak untuk menambah dan mencari tahu sendiri pengetahuannya terhadap dongeng-dongeng Islam lainnya.


Memang tidak mudah mewujudkan pelestarian dongeng sejarah Islam ini. Ditambah lagi dengan kehadiran gadget atau gawai dalam kehidupan anak sehari-hari. Orang tua yang terlalu sibuk dan tak menyempatkan diri untuk membacakan atau menceritakan dongen pada anak sebelum tidur pun semakin menambah kesulitan melestarikan budaya mendongeng. Tapi, ikhtiar harus tetap dilakukan. Kampanye pentingnya budaya mendongeng, terutama tentang dongen sejarah Islam ini harus tetap disuarakan.


Banyak cara untuk mengampanyekan budaya mendongeng ini, di antara cara yang bisa dilakukan, dalam hal ini sebagai wujud kampanye pentingnya budaya mendongeng yang penulis lakukan di madrasah tempat penulis mengajar ialah dengan cara melakukan metode mendongeng ketika penulis menyampaikan pelajaran sejarah kebudayaan Islam.


Metode mendongeng ketika menyampaikan materi cenderung lebih disukai dibandingkan metode ceramah yang monoton membahas materi pelajaran. Mengapa demikian? Karena ketika mendongeng kita dituntut agar sedapat mungkin cerita yang kita sampaikan bisa tervisualisasikan dalam pikiran anak didik. Sehingga pada akhirnya anak didik tertarik dan ketagihan mendengarkan dongeng-dongeng sejarah yang disampaikan.


Keberhasilan metode mendongeng dalam menyampaikan materi tersebut tentunya mesti ditunjang dengan apresiasi orang tua anak didik. Di sinilah pendidik harus bisa mengimplementasikan kompetensi sosialnya dengan cara berkoordinasi secara aktif dengan orang tua anak didik terkait budaya mendongeng sejarah Islam yang mesti dilestarikan ini. Agar pada akhirnya pembiasaan budaya mendongeng tersebut dapat tumbuh bukan hanya di kelas, melakukan juga di lingkungan keluarga anak didik.


Tak ada keberhasilan tanpa adanya kerja sama yang kuat dan solid antara orang tua dan pengajar/guru di madrasah untuk melestarikan budaya mendongeng sejarah Islam tersebut. Oleh karenanya, konsistensi adalah hal terpenting yang harus dipegang teguh. Niscaya, harapan terhadap pelestarian budaya mendongeng sejarah Islam ini bisa terwujudkan demi terciptanya generasi muda Islam yang berpengetahuan dan berwawasan luas tentang sejarah dan kebudayaan Islam.


Ahmad Kholiyi, Guru Sejarah Kebudayaan Islam MTs Negeri 6 PandegelangPenggerak Gusdurian Lebak


Opini Terbaru