• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 27 April 2024

Ubudiyyah

Ini Kemuliaan Bulan Ramadhan

Ini Kemuliaan Bulan Ramadhan
Ilustrasi (Foto: NU Online)
Ilustrasi (Foto: NU Online)

Tak terasa kita sebentar lagi akan memasuki bulan Ramadhan, bulan yang diwajibkan didalamnya untuk berpuasa sebulan penuh dari terbitnya matahari hingga terbenamnya matahari. Kewajiban ini diambil dari firman Allah swt dalam surat Al-Baqarah ayat 183 yang berbunyi:

 

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ كُتِبَ عَلَيۡكُمُ ٱلصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِكُمۡ لَعَلَّكُمۡ تَتَّقُونَ 

 

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

 

Bahkan saking pentingnya puasa Ramadhan, puasa Ramadhan dijadikan sebagai salah satu rukun Islam sebagaimana sabda Nabi saw. dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang berbunyi:

 

إِنَّ الْإِسْلَامَ بُنِيَ عَلَى خَمْسٍ شَهَادَةِ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَإِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيتَاءِ الزَّكَاةِ وَصِيَامِ رَمَضَانَ وَحَجِّ الْبَيْتِ

 

Artinya: Sesungguhnya Islam didirikan di atas lima dasar: Persaksian bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah selain Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, berpuasa Ramadhan, dan berhaji ke Baitullah.

 

Bukti-bukti di atas yang terdapat dalam Al-Quran dan Hadis cukuplah membuat kita mengerti bahwa betapa penting dan mulianya berpuasa di bulan Ramadhan. Maka apabila ada orang yang tidak mengerjakan puasa pada bulan Ramadhan, bolehlah bagi kita menyebutnya sebagai Islam KTP.

 

Pada bulan inilah kita diperintah untuk memanfaatkannya dengan baik dengan cara melakukan banyak amal saleh didalamnya. Lalu mengapa kita dianjurkan untuk memperbanyak melakukan berbagai amalam saleh? Hal ini tentu saja disebabkan oleh kemuliaan bulan Ramadhan itu sendiri. Lalu apa saja kemuliaan-kemuliaan tersebut?

 

Terdapat suatu Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya yang berbunyi:

 

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ: لَمَّا حَضَرَ رَمَضَانُ، قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " قَدْ جَاءَكُمْ رَمَضَانُ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، افْتَرَضَ اللهُ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ الشَّيَاطِينُ، فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا، فَقَدْ حُرِمَ "

 

Artinya: dari Abu Hurairah berkata; Ketika Ramadhan tiba, Rasulullah ﷺ bersabda, "Telah datang kepada kalian bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah, di dalamnya Allah mewajibkan kalian berpuasa, di dalamnya pintu-pintu surga dibuka lebar dan pintu-pintu neraka ditutup rapat, dan setan-setan dibelenggu. Pada bulan Ramadhan ada satu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, dan barangsiapa tidak mendapati malam itu maka ia telah kehilangan pahala seribu bulan."

 

Berdasarkan redaksi Hadis di atas, kita dapat menemukan beberapa kemuliaan bulan Ramadhan yang antara lain adalah sebagai berikut:

 

Pertama, Bulan yang penuh keberkahan

 

Kata berkah sendiri sudah barang pasti sering kita dengar di kehidupan kita. Banyak makna yang terkandung dalam kata berkah, salah satunya adalah “az-ziyadah fil khair” yakni bertambahnya kebaikan.

 

Seperti yang kita alami, bulan Ramadhan memang merupakan bulan yang membawa banyak kebaikan. Di dalamnya masyarakat berbondong-bondong meramaikan masjid, mengadakan berbagai macam kegiatan buka puasa bersama, mengadakan berbagai macam majlis ilmu dan zikir, dan lain sebagainya.

 

Namun hal ini tidak berpengaruh atas amal-amal akhirat belaka, melainkan berpengaruh juga terhadap hal-hal yang bersifat dunia, seperti ramainya pasar oleh pedagang-pedagang makanan saat menjelang berbuka, adanya THR bagi karyawan, dan lain sebagainya. Hal ini merupakan bukti bahwa bulan Ramadhan merupakan bulan yang penuh keberkahan.

 

Kedua, Kewajiban dalam menjalankan puasa

 

Hal ini selaras dengan ayat yang sudah disebutkan di atas yakni pada surat Al-Baqarah ayat 183 dan dalam ayat 185 yang berbunyi:

 

شَهۡرُ رَمَضَانَ ٱلَّذِيٓ أُنزِلَ فِيهِ ٱلۡقُرۡءَانُ هُدٗى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَٰتٖ مِّنَ ٱلۡهُدَىٰ وَٱلۡفُرۡقَانِۚ فَمَن شَهِدَ مِنكُمُ ٱلشَّهۡرَ فَلۡيَصُمۡهُ…

 

Artinya: (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu…

 

Ketiga, Dibukanya pintu surga

 

Keempat, Ditutupnya pintu neraka

 

Kedua hal ini penulis kira tidak dapat dipisahkan penjelasannya, mengutip pendapat Imam Ibnu Abdil Barr dalam kitabnya At-Tamhid, beliau menakwil berkenaan dengan redaksi Hadis di atas adalah bahwa Allah mengampuni kesalahan-kesalahan orang yang berpuasa dan dilipatgandakannya segala kebaikan sehingga terbukalah pintu surga dan oleh karena itu juga maka tertutuplah pintu neraka. (Imam Ibnu Abdil Barr, At-Tamhid fil Muwatto’ minal ma’ani wal asanid, Maroko: Kementrian Wakaf dan Urusan Islam, 1967, jilid 16, halaman 154).

 

Kelima, Dibelenggunya setan

 

Hal ini juga sejalan dengan sabda Nabi saw dalam Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahihnya yang berbunyi:

 

إِذَا دَخَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ فُتِّحَتْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ جَهَنَّمَ وَسُلْسِلَتْ الشَّيَاطِينُ

 

Artinya: "Apabila bulan Ramadhan datang, maka pintu-pintu langit dibuka sedangkan pintu-pintu jahanam ditutup dan setan-setan dibelenggu".

 

Keenam, Terdapat lailatul Qadar

 

Hal ini dapat diketahui dengan beberapa dalil, salah satunya sabda Nabi saw. yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Shahihnya yang berbunyi:

 

تَحَرَّوْا لَيْلَةَ القَدْرِ فِي الوِتْرِ، مِنَ العَشْرِ الأَوَاخِرِ مِنْ رَمَضَانَ

 

Artinya: "Carilah Lailatulqadar pada malam yang ganjil dalam sepuluh malam yang akhir dari Ramadhan".

 

Dalam Hadis ini Nabi saw menganjurkan kita agar mencari malam Lailatul qadar di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan. Adapun caranya dengan memaksimalkan ibadah di hari-hari tersebut, seperti memperbanyak membaca Al-Quran, beriktikaf di masjid, dan amal-amal ibadah lainnya.

 

Tentu saja memperbanyak amalan ibadah tidak dikhususkan di bulan Ramadhan saja, namun di bulan lainnya kita juga harus tetap memupuk dan menumbuhkan semangat dalam beribadah. Dan juga, kemuliaan bulan Ramadhan tidak dibatasi dengan apa yang disebutkan disini, karena banyak sekali dalil lain yang dapat diambil dari Al-Quran, Hadis, maupun perkataan ulama yang membahas keutamaan bulan Ramadhan yang tidak memungkinkan penulis untuk menuliskannya disini karena terbatasnya ruang dan waktu.

 

Semoga kita semua diberikan umur yang panjang oleh Allah swt sehingga kita dapat bertemu dengan bulan Ramadhan yang penuh akan keutamaan dan dapat mengisinya dengan berbagai amalan saleh. Aamiinn allahumma aamiinn. Wallahu A’lam.

 

Muhammad Faidhur Rahman, Penulis adalah Mahasiswa Fakultas Dirasat Islamiyah (FDI) UIN Jakarta dan Aktifis PMII FDI


Editor:

Ubudiyyah Terbaru