• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 29 Maret 2024

Warta

Lingkar Filologi Ciputat Menggelar Ngobrol Manuskrip Ulama Kudus

Lingkar Filologi Ciputat Menggelar Ngobrol Manuskrip Ulama Kudus
Lingkar Filologi Ciputat (LFC) menggelar Ngobrol Filologi (NGOFI) seri kedua dengan dilakukan secara daring. (Foto : Istimewa)
Lingkar Filologi Ciputat (LFC) menggelar Ngobrol Filologi (NGOFI) seri kedua dengan dilakukan secara daring. (Foto : Istimewa)

Ciputat, NU Online Banten
Lingkar Filologi Ciputat (LFC) menggelar Ngobrol Filologi (NGOFI) seri kedua dengan mengusung tema ‘Manuskrip Ulama Kudus’. Acara ini diselenggarakan secara daring, pada Sabtu Sore, (27/11). 

 

Khadim Turats Ulama Nusantara, Gus Nanal Ainal Fauz, mengatakan bahwa Kudus sebagai Kota Santri menyimpan berbagai manuskrip karya-karya ulama yang terawat hingga saat ini. 

 

Paling tidak manuskrip-manuskrip itu ada di tiga pesantren. Diantaranya, Pesantren Damaran Kota Kudus, Pesantren al-Yasir Jekulo Kudus, dan Pesantren Manba’ul Falah Dawe Kudus.

 

Gus Nanal mengungkapkan di Pesantren Damaran ini memiliki manuskrip berupa teks ijazah Hadlratussyekh KH Hasyim Asy'ari untuk KH R Fauzan bin KH R Ma'shum bin KH R Sholeh bin KH R Asnawi Sepuh Damaran.

 

"Dulunya, KH R Fauzan pernah nyantri di Pesantren Tebuireng Jombang dan kemudian meneruskan kepengasuhan Pesantren Damaran pasca wafatnya KH R Ma'shum. Teks ijazah ini tertanggal pada akhir Ramadan tahun 1351 H atau sekitar tahun 1933 M,” ungkapnya.

 

Menurutnya, pesantren ini memiliki jaringan kedekatan dengan pesantren Tebuireng, hal ini disebabkan adanya hubungan tradisi periwayatan sanad/mata rantai keilmuan yang kuat dalam teks ijazah tersebut.


Selain itu, Gus Muda ini menjelaskan bahwa di Pesantren al-Yasir banyak menyimpan manuskrip dari pelbagai fan keilmuan Islam, antara lain fan akidah, fikih, dan tasawuf. 

 

Dalam fan akidah ada manuskrip Ummu al-Barahin karya Imam as-Sanusi dan fan fikih ada Al-Manhaj Al-Qawim karya Al-Haitami, Tarjamah Fathul Muin dengan Bahasa Jawa, dan Fathu al-Qarib karya Ibn Qasim. Sedangkan dalam fan Tasawwuf ada At-Tuhfah Al-Mursalah karya Muhammad Ibnu Syeikh Fadhlullah Al-Burhanfuri al- Hindi  dan Bahrul Lahut.


Gus muda yang juga Wakil Ketua Aswaja Center LBM PWNU Jawa Tengah ini mengatakan, pesantren ini juga memiliki manuskrip dua kitab karya Syekh Ahmad Dahlan Pacitan, menantu KH Sholeh Darat Semarang. 

 

Pertama, kitab risalah hukum hewan yang mati ditembak. Kedua, kitab Natijatul Miqat dalam ilmu Falak. Di samping dua kitab itu, ditemukan juga kitab karya Syekh Ahmad Dahlan, yaitu Tuhfatul Mardliyyah fi Tahrir Qiblati Ba'dlil Biladil Islamiyyah tentang arah kiblat di sebagian negara Islam. 

 

“Hanya saja bukan berupa manuskrip, melainkan cetakan kuno yang diterbitkan di Singapura pada tahun 1317 H / sekitar tahun 1897 M.” Ungkapnya.


 
Gus Nanal menuturkan, di samping dua pesantren tersebut, ada Pesantren Manbaul Falah yang memiliki koleksi manuskrip, diantaranya manuskrip kitab Syarah Jauharatut Tauhid karya Imam al-Laqqani, yang ditulis dengan bahasa Jawa oleh Syekh Syihabuddin bin Abdullah Al-Jawi Asy-Syathori An-Naqsyabandi Ar-Rifa'i pada hari Jum'at 7 Sya'ban 1162 H /tahun 1748 M, kurang lebih 120 tahun setelah Imam al-Laqqani wafat (w. 1621 M).

 

Kemudian disalin ulang oleh oleh Qadlinya Kudus, Abu Rahad bin Muhammad Hadi, di desa Padamaran pada tahun 1190 H / 1776 M.

 

Pada akhir acara, Ketua Lingkar Filologi Ciputat, Faturrahman Karyadi membagikan tips mengenai bagaimana suatu saat kita memiliki atau menemukan manuskrip, maka sudah sepatutnya kita menjaga manuskrip tersebut. 

 

Namun, jika tidak memiliki kapasitas menjaganya, maka dapat meminta bantuan kepada Perpustakaan Nasional (PERPUSNAS), yang nantinya tim dari PERPUSNAS akan mengunjungi serta melakukan reservasi naskah fisik ataupun digitalisasi guna penyelamatan manuskrip tersebut. 

 

“Untuk program digitalisasi sendiri sekarang sudah banyak dilakukan oleh lembaga, diantaranya Puslitbang Lektur Kementrian Agama, Dremsea, dan lembaga lainnya.” Pungkas Fathurrahman.

 


Kontributor:  Zaka
Editor: Arfan Effendi


Editor:

Warta Terbaru