Angkat Seni-Budaya Lokal, Lesbumi PCNU Tangsel Semarakkan Hari Santri
Selasa, 22 Oktober 2024 | 08:46 WIB

Ketua Lesbumi PCNU Tangsel Roy Haris Chandra (kiri) dkk saat membersamai jalan sehat santri dalam rangka Hari Santri Nasional 2024, Ahad (20/10/2024). (Foto: NUOB/Dahno)
Tangerang Selatan, NU Online Banten
Jalan sehat santri yang diikuti ratusan orang yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangerang Selatan (Tangsel) telah selesai, Ahad (20/10/2024). Namun, ada yang menarik dalam kegiatan yang dipusatkan di depan Kantor Kecamatan Pondok Aren, Parigi Baru, Pondok Aren, Tangsel, tersebut. Di antaranya adalah alunan musik yang membersamai acara hingga purna. Mereka dikomandoi Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (Lesbumi) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangsel.
’’Lesbumi saat ini turut berpartisipasi kegiatan musik dan puisi yang sifatnya seni dan budaya bernapaskan lokalitas setempat. Di Tangsel yang lebih ke arah Betawi, Jawa, dan Sunda,’’ ujar Ketua Lesbumi PCNU Tangsel Roy Haris Chandra di sela-sela kegiatan yang setelah jalan sehat santri dilanjutkan sosialisasi pemilihan kepala daerah (pilkada) damai 2024 kolaborasi PCNU Tangsel dengan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Tangsel itu.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
Mas Roy—sapaan Roy Haris Chandra-- pada kesempatan itu menjelaskan, dia menakhodai Lesbumi Tangsel dari embrio sampai saat ini, bisa berbaur dengan masyarakat luas. ’’Di periode kepengurusan ke-2 Lesbumi, masa khidmat 2020-2025, pihaknya mempunyai progam yang lebih menitikfokuskan di pemberdayaan, pendidikan, dan pelatihan. Di antaranya pelatihan menulis, musik, dan multimedia. Kami sempat juga membuat panggung apresiasi seni,’’ jelas pria berambut panjang tersebut yang mengenakan peci hitam.
Pria asal Jurang Mangu itu menambahkan, latar belakang sumber daya manusia di Lesbumi Tangsel beragam. ’’Dari profesional ada. Ada juga sutradara, penulis naskah, penulis novel, musisi, dan aktor. Adapun agenda rutinan Lesbumi Tangsel tidak menentu, lebih merespons isu strategis nasional,’’ ungkap Roy yang menyebut basecamp-nya di saung, sebelah lorong tembok UIN Jakarta di Ciputat Timur, Tangsel.
Bagi yang mau gabung dengan Lesbumi Tangsel, Roy mempersilakan.’’Kami terbuka untuk umum. Biasanya bisa dijumpai saat malam antara selepas Magrib sampai dini hari. Seringnya paling ramai saat akhir pekan. Kami lebih menggutamakan jalinan circle, seperti dari dosen, profesor, dan mahasiswa di Tangsel. Bahkan sampai kaum marjinal atau pinggiran,’’ ungkapnya.
Alasan utama Lesbumi terbuka, lanjutnya, karena mempunyai harapan agar bendera NU yang menempel di lembaga tersebut selalu rahmatan lil alamin. ’’Sebab karakter dunia seni adalah mencair dan berbaur dengan semua kalangan, bahkan yang berseberangan,’’ pungkasnya sembari tersenyum.
ADVERTISEMENT BY ANYMIND