Banten Raya

Menghidupkan Semangat Gus Dur Dalam Kesadaran Ekologis di Masyarakat

Ahad, 8 September 2024 | 16:40 WIB

Menghidupkan Semangat Gus Dur Dalam Kesadaran Ekologis di Masyarakat

Hari Lahir Gus Dur bertajuk Menghidupkan Semangat Gus Dur dalam Menumbuhkan Kesadaran Sosial dan Ekologis. (Istimewa)

Kota Serang, NU Online Banten

Komunitas Gusdurian Serang mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk terlibat aktif dalam kesadaran lingkungan. Karena hal tersebut menjadi poin penting dalam menjalankan kehidupan sehari-hari agar tetap sehat, bersih dan higienis. Mempertahankan budaya kebersihan masyarakat, khususnya di Serang 

 

"Urgensinya menjaga lingkungan adalah salah satu upaya konkret membentuk kesadaran ekologis," kata Koordinator Gusdurian Serang Taufik Hidayat saat memperingati Hari Lahir Gus Dur bertajuk Menghidupkan Semangat Gus Dur dalam Menumbuhkan Kesadaran Sosial dan Ekologis, di Umah Budaya Kaujon, Kota Serang pada Sabtu, (7/9/2024).

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Taufik melanjutkan, kesadaran lingkungan ini merupakan salah satu nilai-nilai utama Gus Dur yang harus dilanjutkan bagi generasi muda. Menghidupkan semangat Gus Dur dalam menumbuhkan kesadaran sosial dan ekologis. Guna menjaga krisis lingkungan dan menciptakan lingkungan yang bersih.

 

"Melalui Harlah Gusdur di kesempatan ini, mari kita ajak dalam kesadaran utuh dalam menjaga lingkungan disekitar kita. Terutama hal-hal sederhana di lingkungan sekitar kita untuk peduli dalam isu tersebut," tulisnya, dalam keterangan tertulis yang diterima NUOB.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Sementara itu, Pengurus Lakpesdam PCNU Kota Serang Raden Imam Abdillah mengatakan, dalam Al-Qur'an pada 14 abad yang lalu sudah menegaskan telah jelas. Bahwa kerusakan dan kehancuran dibumi karena ulah tangan manusia.

 

"Jika kita berbicara tentang bahan bakar bumi dan semacamnya, baterai justru lebih berbahaya dari minyak bumi karena lebih merusak alam. Karena penambangan nikel itu sangat merusak lingkungan dan tentu saja membahayakan bagi masyarakat sekitarnya," tuturnya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 

Dalam Pancasila pun, kata Imam, tidak ada aspek yang membahas tentang lingkungan (Ekologi) secara spesifik. Karena pada saat itu beberapa negara di dunia dalam masa penjajahan, kebebasan berpendapat pun masih sangat dibatasi. 

 

"Jika mengutip pendapatnya Ibnu kholdun, beliau pernah memberikan warning bhawa manusia akan berhadapan dengan alam lingkungan. Kita menghancurkan alam, dan alam pun akan menghancurkan kita," ujarnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Lebih lanjut, Imam menjelaskan soal lingkungan hidup bukan tentang sampah saja, tapi tentang tata kelola lingkungan itu sendiri, kampanye yang sering disuarakan oleh pemerintah pun hanya seputar kemiskinan dan lainnya termasuk lingkungan jarang sekali dibahas. 

 

Pada kenyataannya, disadari atau tidak kita selaku masyarakat perkotaan menikmati hasil eksploitasi alam, sedangkan saudara-saudara kita di pedesaan mendapatkan dampak buruknya, tentu saja ini tidak adil. Harus ada keseimbangan hubungan alam dan mansusia, mengutip pendapatnya Gus Dur.

 

"Pancasila yang pertama, ketika kita mengakui tuhan seharusnya orang yang bertuhan harus menjaga alam dan lingkungan," kata Imam.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 

Kendati begitu, Ketua Pemuda Katolik Banten Candra Firmanto menyampaikan, Sampah rumah tangga merupakan penyumbang sampah terbanyak, diharapkan orang-orang muda bisa berkontribusi dengan memilah-milah sampah.

 

"Sampah yang sudah terpilah itu bisa ditukar dengan nominal rupiah, yang penting ada keinginan dan kemauan untuk mengambil sampah,memilah sampah," kata pria yang juga Direktur Bank Sampah PETRA.

 

"Sampah adalah tanggungjawabku, jika kita tidak bisa melakukan hal-hal besar, maka lakukan dari hal-hal yang kecil dahulu," imbuhnya.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND