Keislaman

Ketika Malaikat Menjalankan Shift Pagi dan Sore

Rabu, 22 Mei 2024 | 00:18 WIB

Ketika Malaikat Menjalankan Shift Pagi dan Sore

Pengajian kitab oleh Kiai Muhammad Hanifuddin yang membaca Kasyful Ghummah di Gedung Graha Aswaja NU Tangsel, Selasa (21/5/2024) malam. (Foto: NUOB/Mutho)

Tangerang Selatan, NU Online Banten

Malaikat adalah makhluk yang selalu taat kepada Allah. Jumlahnya banyak. Di antara sekian malaikat ada yang ditugaskan waktu pagi dan ada yang ditugaskan waktu sore hari.’’Shift-shift-an. Kira-kira gitu,’’ ujar Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangerang Selatan (Tangsel) Kiai Muhammad Hanifuddin saat ngaji rutin di Lantai 1 Graha Aswaja NU Tangsel, Jalan Otista Raya, Ruko Prima Blok B, No 25-26, Ciputat, Tangsel, Selasa (21/5/2024) malam.


Seperti biasa, ngaji yang kali ini dihadiri setidaknya 30 jamaah tersebut, membahas Kitab
Kasyful Ghummah karya Sayyid Muhammad al-Maliki. Sebelum ngaji kitab kuning di Kantor Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangsel itu didahului istighotsah. Di antaranya membaca shalawat nariyah yng dipimpin oleh Sekretaris PCNU Tangsel Kiai Himam Muzzahir dan ditutup doa oleh KH Tafsir Munir dari Syuriyah PCNU Tangsel.



 

ADVERTISEMENT BY OPTAD

Malam itu Kiai Hanif menjelaskan bagian atau bab tentang menjenguk orang sakit. Dalam bab ini, terdapat enam hadist yang disuguhkan oleh Sayyid Muhammad al-Maliki.


Di antara poin dari bab yang dibacakan Kiai Hanif adalah besarnya pahala atau balasan kebaikan dan keutamaan bagi Muslim yang menjenguk sesama Muslim yang sedang sakit. Oleh karena itu, Islam sangat menganjurkan untuk dilaksanakan. ’’Bahkan kepada tetangga atau kawan non-Muslim pun, hendaknya kalau ada yang sakit, dijenguk,’’ ujar pria berkacamata yang memakai baju putih lengan panjang dan peci hitam dipadu sarung bermotif dengan dominasi gelap itu.



Dalam salah satu hadits yang dibacakan lalu diterjemahkan Kiai Hanif, kurang lebih artinya, tidak ada seorang Muslim yang menjenguk Muslim lainnya yang sakit saat pagi hari, kecuali didoakan oleh 70 ribu malaikat hingga sore hari. Jika menjenguknya sore hari, juga didoakan oleh 70 ribu malaikat hingga waktu pagi. Dan orang Islam yang menjenguk tersebut diberikan kebun di surga. ’’Jadi ada malaikat yang bertugas pagi, ada yang bertugas sore hari. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dan Abu Dawud,’’ terang dosen Ma’had Darus-Sunnah Jakarta, Ciputat, Tangsel, itu.

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

 


Oleh karena itu, lanjutnya, agar pagi dan sore hari laporannya selalu baik, hendaknya tidak meninggalkan Shalat Shubuh dan Ashar berjamaah.’’Itulah dahsyatnya menjenguk orang yang sakit,’’ imbuh Kiai Hanif yang saat ini sedang mengambil S3 tersebut.



Memang, dalam kebiasaan sekitar, menjenguk orang sakit dibarengi membawa buah tangan. ’’Dalam Islam yang diperintahkan menjenguk, mendoakan, lalu pulang. Jadi jika tak membawa buah tangan, tidak apa-apa, meski kebiasaannya seperti itu. Apalagi ketika sedang sepi duit,’’ ujarnya menjawab pertanyaan dari Panglima Dakwah Kelililing (Dakil) Ki Hasan Ashari Oramahi.


Sebelumnya Ki Ao—sapaan pimpinan Majelis Taklim Al Hasani Al Ayyubi itu bertanya terkait menjenguk orang sakit tapi tidak membawa buah tangan. ’’Apa nunggu ada duit dulu baru menjenguk, jadi ada yang dibawa saat jenguk,’’ tanyanya.


Kiai Hanif pun kembali menekankan agar tetap menjenguk dengan salah satu kaidah.’’Jadi yang sudah ditetapkan oleh syara itu didulukan daripada yang ditetapkan oleh adat atau kebiasaan,’’ ungkap pria asal Sragen, Jawa Tengah, yang pernah menimba ilmu di Pondok Pesantren Ringinagung, Kediri, Jawa Timur, itu mengartikah kaidah yang sebelumnya dibacakan narasi arabnya.

ADVERTISEMENT BY OPTAD

 


Sekadar diketahui, Sayyid Muhammad al-Maliki hidup pada 1944-2004. Kasyful Ghummah, penawar kegalauan, merupakan salah satu karyanya. Kitab setebal 84 halaman ini memuat penjabaran hadits-hadits terkait kesalehan sosial. (Mutho)

ADVERTISEMENT BY ANYMIND

ADVERTISEMENT BY ANYMIND