Kemenag Segera Bentuk Direktorat Jenderal Pondok Pesantren
Jumat, 15 November 2024 | 10:05 WIB

Menteri Agama KH Nasaruddin Umar di Surabaya, Jawa Timur, Kamis (14/11/2024). (Foto: Dwiki Iqbal/Kemenag)
Tangerang Selatan, NU Online Banten
Menteri Agama KH Nasaruddin Umar mengatakan, saat ini Kementerian Agama (Kemenag) segera membentuk direktorat jenderal khusus.’’Yang akan mengurus sekaligus untuk mengayomi pondok pesantren," ujarnya saat menghadiri Hari Lahir (Harlah) ke-42 Pondok Pesantren Islam Miftachussunnah ll, lstighotsah Kebangsaan, dan Peringatan Hari Pahlawan di Masjid Nasional Al-Akbar, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (14/11/2024).
Di hadapan ribuan peserta istighotsah, dia melanjutkan, pesantren adalah lembaga yang murni lahir dari rahim Nusantara. Fakta menunjukkan, perintis dunia kependidikan yang sistematis dalam sejarah bangsa Indonesia adalah pondok pesantren. Ini terjadi bahkan sebelum Belanda datang ke Indonesia.
Mengutip Nurcholish Madjid, cendekawan Muslim Indonesia, dia menyampaikan, seandainya Indonesia tidak dijajah Belanda, maka perguruan tinggi yang berkembang saat ini adalah Universitas Termas, Universitas Lirboyo, Universitas Tebuireng, dan universitas dari pesantren-pesantren lainnya.
ADVERTISEMENT BY OPTAD
’’Bukan UI (Universitas Indonesia, Red), ITB (Universitas Teknologi Bandung, Red), IPB (Institut Pertanian Bogor, Red), atau kampus-kampus lainnya. Maka sudah saatnya sekarang ini pondok pesantren merebut masa jayanya seperti yang pernah terjadi di masa lampau. Sudah waktunya pondok pesantren ini menjadi tuan rumah di dalam rumahnya sendiri, di negeri ini," tuturnya.
Dijelaskan, terbitnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren adalah bentuk dari kehadiran Kementerian Agama memberikan eksistensi dan legitimasi terhadap pondok pesantren. "Tugas kami selanjutnya adalah bagaimana melanjutkan keberadaan pondok pesantren,” tegasnya.
Menurutnya, penanaman karakter di pesantren sangat efektif. Sistem pemondokan (boarding) yang ada di pesantren memungkinkan para santri mendapat pengawasan selama 24 jam. "Dan ini adalah di antara keunggulan pesantren. Sebab waktu yang sering rawan menimbulkan masalah adalah setelah pulang dari sekolah. Sistem pemondokan yang diterapkan di pesantren diadopsi oleh sekolah-sekolah di Inggris dan Australia," pungkasnya seperti dalam siaran pers yang diterima NUOB.
Hadir dalam kesempatan itu di antaranya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Yahya Cholil Staquf, Pimpinan Pondok Pesantren lslam Miftachussunnah ll KH Miftachul Akhyar, Rektor Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Muzakki, Kepala Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur Ahmad Sruji Bahtiar, dan Kepala Kantor Kemenag Kota Surabaya Muhammad Muslim. (*)
ADVERTISEMENT BY ANYMIND