• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 4 Mei 2024

Banten Raya

Awal Kemarau di Banten Diprediksi Mundur

Awal Kemarau di Banten Diprediksi Mundur
Ilustrasi hujan. Maret 2024 ini hujan masih mengguyur sejumlah wilayah di Banten. (Foto: Freepik)
Ilustrasi hujan. Maret 2024 ini hujan masih mengguyur sejumlah wilayah di Banten. (Foto: Freepik)

Banten, NU Online Banten

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi puncak musim kemarau tahun ini terjadi pada Juli dan Agustus. Musim kemarau ini mundur jika dibandingkan dengan rerata klimatologi periode 1991-2020.



"Awal musim kemarau 2024 di Indonesia diprediksi mundur pada 282 ZOM (zona musim, Red) (40 persen), sama pada 175 ZOM (25 persen), dan maju pada 105 ZOM (15 persen)," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam keterangan tertulisnya, Jumat (15/3/2024).



Ditambahkan, wilayah yang awal kemaraunya diprediksikan mundur adalah sebagian Sumatera Utara, sebagian Riau, Lampung, Banten, Jakarta, Jawa Barat, DIJ, dan Jawa Timur. Kemudian sebagian besar Kalimantan, sebagian Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), sebagian Nusa Tenggara Timur (NTT), sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Barat, sebagian besar Sulawesi Tengah, Gorontalo, sebagian Sulawesi Tengah, dan sebagian Maluku.



Masih menurut Dwikorita, jika dibandingkan dengan rerata klimatologinya periode 1991-2020, secara umum musim kemarau 2024 diprediksi bersifat normal dan atas normal.’’Masing-masing sebanyak 359 ZOM (51,36 persen) dan 279 ZOM (39,91 persen). Namun terdapat 61 ZOM (8,73 persen) yang diprediksikan akan bersifat bawah normal,’’ imbuhnya.



Daerah yang diprediksi mengalami sifat musim kemarau di bawah normal adalah di sebagian kecil Aceh, sebagian kecil Sumatera Utara, sebagian kecil Riau, sebagian Kepulauan Bangka Belitung, sebagian Jawa Timur, dan sebagian Kalimantan Barat. Juga sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian NTT, Maluku Utara, sebagian Papua Barat, sebagian Papua Tengah, dan sebagian Papua Selatan.


Sedangkan wilayah yang diprediksi mengalami sifat musim kemarau di atas normal adalah sebagian kecil pesisir selatan Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, dan sebagian besar Pulau Jawa. Juga Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Barat, dan sebagian Kalimantan Tengah.



Kemudian sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian kecil Kalimantan Utara, bagian selatan Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, Sulawesi Barat, bagian utara dari Gorontalo dan Sulawesi Utara, sebagian Maluku, serta sebagian Papua Barat, dan sebagian besar Papua Selatan.

 


"Sebagian besar wilayah Indonesia sebanyak 317 ZOM (45,61 persen) akan mengalami puncak musim kemarau pada Agustus 2024. Meliputi sebagian Sumatera Selatan, Jawa Timur, sebagian besar Pulau Kalimantan, Bali, NTB, dan NTT. Juga sebagian besar Pulau Sulawesi, Maluku, dan sebagian besar Pulau Papua. Namun demikian, terdapat beberapa wilayah yang mengalami puncak musim kemarau pada Juli 2024 sebanyak 217 ZOM (31,22 persen) dan September 2024 sebanyak 68 ZOM (9,78 persen)," tuturnya.



Terkait El Nino, Dwikorita menerangkan bahwa hingga awal Maret 2024, pemantauan terhadap anomali iklim global di Samudra Pasifik menunjukkan El Nino moderat masih berlangsung dengan nilai indeks 1,59. Sedangkan di Samudra Hindia, pemantauan suhu muka laut menunjukkan kondisi IOD Netral.



Fenomena El Nino tersebut, lanjutnya, diprediksi akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli 2024 dan setelah triwulan ketiga yakni Juli-Agustus-September 2024, berpotensi beralih menjadi La Nina-Lemah. (*)


Banten Raya Terbaru