Ketua PWNU Banten: Berjamaah Saja Tidak Cukup jika Tak Dibarengi Berjam'iyyah
Jumat, 5 September 2025 | 22:33 WIB
Kabupaten Serang, NU Online Banten
Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Banten KH Hafis Gunawan berharap, Pendidikan Dasar Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PD-PKPNU) memacu ghirah jamaah untuk dibawa ke jam'iyyah.’’Berjamaah saja tidak cukup jika tidak dibarengi berjam’iyyah,’’ ujarnya saat sambutan sebelum membuka PD-PKPNU Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Jawilan Angkatan I di Aula Pondok Pesantren Hikmatul Iman, Jawilan, Kabupaten Serang, Banten, Jumat (5/9/2025).
Menurutnya, salah satu cara eksistensi diri dalam berorganisasi NU adalah dengan giat menghadiri ruang-ruang kajian NU. Termasuk mengikuti kaderisasi. ’’Mengikuti kaderisasi NU itu merupakan bagian dari eksistensi dalam berorganisasi. Termasuk di dalamnya membumikan kepanjangan PBNU, yakni Pancasila, Bhinneka Tunggal Ika, NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia), dan UUD 1945,’’ jelasnya.
Sedangkan Wakil Ketua PWNU Banten M Hubab Nafi’ Nu’man menyampaikan, kaderisasi NU di Kabupaten Serang termasuk masif. ’’Saya tidak heran. Sebab di balik semua ini ada peran sentral Gus Robi (ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Serang). Beliau nitis dari buyutnya, Abuya Thohir Pelamunan,’’ kata pria yang juga koordinator instruktur PD-PKPNU wilayah Banten itu saat sambutan.
Diceritakan, Abuya Thohir Pelamunan merupakan tokoh kharismatik yang turut mengokohkan NU di Banten. ’’Kisah ini saya dengar langsung dari KH Ma’ruf Amin, Wakil Presiden 2019-2024, yang ayahandanya merupakan santri Abuya Thohir,” ungkapnya.
NU kala itu sudah digelorakan oleh ulama seperti KH Abdul Latif Cibeber dan KH Syam’un Citangkil. Namun, Abuya Thohir memilih langkah berbeda. ’’Beliau ingin memastikan dulu NU bukan hanya organisasi, tapi ormas yang bena-benar punya karamah dan sanad keilmuan yang kuat. Akhirnya beliau nyantri langsung ke Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari di Tebuireng, Jombang, Jawa Timur,” jelasnya.
Setelah nyantri dan merasakan kealiman KH Hasyim Asy’ari, Abuya Thohir pulang dan ikut mendakwahkan NU bersama para santri Tebuireng lainnya.’’Seperti KH Abdul Kabier Petir dan KH Muhammad Thowil Jawilan,” tuturnya, seperti rilis yang diterima NUOB.
Kisah tersebut, lanjutnya, menjadi pelajaran penting bagi para kader NU masa kini. “Abuya Thohir mengajarkan kita bahwa seorang santri itu tidak boleh mudah kagum tanpa menguji sanad dan keilmuannya. Rela jauh-jauh ke Tebuireng untuk memastikan bahwa NU ini bukan sekadar organisasi, tapi rumah besar umat Islam yang dibangun atas dasar ilmu yang mumpuni,” terangnya.
Di tempat yang sama, Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Serang KH Muhammad Robi Ulfi Zaini Thohir mengatakan, NU besar bukan hanya karena organisasi yang rapi, tapi karena kiai-kiai pejuang yang menyalakan obor dakwah dan kemerdekaan.
Salah satunya adalah KH Muhammad Thowil, santri kesayangan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari. ’’Beliau adalah ulama yang alim, jadug, jawara, dan pejuang kemerdekaan. KH Thowil tidak hanya mengajar kitab, tapi juga mengangkat senjata, memimpin perlawanan terhadap penjajah, dan menunjukkan bahwa santri adalah garda terdepan pembela agama dan bangsa,’’ terangnya saat sambutan pada PD-PKPNU PCNU Kabupaten Serang Angkatan XII itu.
Dia berpesan, di bumi Jawilan, NU harus hidup, terasa, dan berdaya.’’Kabupaten Serang harus menjadi benteng aqidah Ahlussunnah wal Jama’ah. Dan Indonesia harus selalu dijaga oleh kader NU yang berjiwa pejuang,’’ tegasnya pada kegiatan yang diikuti oleh 60 peserta itu. (Ento Ali Masykur)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Uswah Hasanah Nabi Muhammad
2
Wapres Ke-13 Akan Hadir, Jadi Pembicara Utama Seminar Nasional
3
Ingin Damai, Pemuda Lintas Iman Kota Serang Berdoa untuk Bangsa
4
Dari Unjuk Rasa 28 Agustus hingga 1 September 2025, Berikut Korban Meninggal
5
Ketua PBNU: Wacana Darurat Militer Berlebihan
6
Sudah 17 Tahun, Ada Apa dan Kenapa RUU Perampasan Aset Tak Kunjung Disahkan?
Terkini
Lihat Semua