• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Rabu, 24 April 2024

Banten Raya

Inilah Pahlawan Banten dari Unsur Ulama dan Tokoh Islam 

Inilah Pahlawan Banten dari Unsur Ulama dan Tokoh Islam 
Pahlawan yang berasal dari Banten unsur ulama dan tokoh Islam (Foto: Istimewa)
Pahlawan yang berasal dari Banten unsur ulama dan tokoh Islam (Foto: Istimewa)

Tangsel, NU Online Banten 

Kemerdekaan Republik Indonesia tidak bisa dilepaskan peran ulama dan santri. Resolusi jihad yang disampaikan Hadrotus Syaikh Hasyim Asy'ari menjadi bukti otetik peran ulama dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan. Ulama Banten juga memiliki peran dalam kemerdekaan RI.

 

Peringatan hari pahlawan yang diperingati setiap tanggal 10 November senantiasa mengingatkan peran ulama dan santri dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan di republik ini. Jejak sejarah mengonfirmasi tentang peran serta ulama dan santri atas kemerdekaan Indonesia. 

 

Berikut sejumlah pahlawan yang berasal dari Banten unsur ulama dan tokoh Islam:

 

1.  Sultan Ageng Tirtayasa 
Sultan Ageng Tirtayasa menjadi sosok ikonik bagi masyarakat Banten. Ini tidak terlepas dari kepeloporan dan kontribusinya dalam merebut kemerdekaan RI. Sultan Ageng Tirtayasa mendapat gelar pahlawan nasional pada 1 Agustus 1970. Sultan Ageng Tiryatasa memimpin kesulatan Banten selama satu dekade, 1640-1650. Menjadi yatim saat usia masih kecil dengan gelar Pangeran Surya. Ia mendapa gelar Sultan Abdul Fathi Abdul Fatah. Ia dikenal pendobrak terhadap monopoli ekonomi yang dilakukan VOC yang mengakibatkan rakyat Banten mengalami kesulitan. 

 

2. Mr. Syafruddin Prawiranegara
Sosoknya cukup menonjol saat agresi militer II yang dilakukan Belanda pada 19 Desember 1948 yang berusaha menjatuhkan pemerintahan RI di Yogyakarta.  Pria yang lahir di Serang pada 28 Februari ini dalam kapasitasnya sebagai    Presiden atau Ketua Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) melakukan perundingan dengan pihak Belanda berhasil membebaskan Soekarno dkk kembali ke Yogyakarta. Pada tahun 2011, Syafruddin resmi ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Ia meninggal dunia pada 15 Februari 1989

 

3. KH Wasyid
Santri Syekh Nawawi al-Bantani dan Abdul Karim al-Bantani ini merupakan sosok pejuang dan pemimpin perlawanan terhadap penjajah Belanda. Ia dikenal sebagai pemimpin perlawanan dalam Perang Cilegon atau dikenal "Geger Cilegon" pada 9 Juli 1888. Dalam pertempuran tersebut, Ki Wasyid, demikian akrab disebut, gugur sebagai syahid pada 30 Juli 1888. 

 

4. Birgjen KH Syam'un 
Cucu Ki Wasyid ini merupakan pendiri Perguruan Tinggi Islam Al-Khairiyah CItangkil, Wanasari Pulomerak, Cilegon Banten. Alumni Al Azhar Kaior Mesir ini merupakan komandan Divisi Batalion 99 tentara rakyat atau Pembela Tanah Air (PETA) yang menentang pemerintahan Belanda dan Jepang di Banten.  Kiai Syam'un lahir di Serang 5 April 1894 dan wafat di Kamasan, Cinangka, Serang pada 28 Februari 1949. 

 

5. KH Abdul Fatah Hasan 
Sosok Kiai Fatah merupakan Wakil Residen Serang yang menjabat bersama KH Syam'un pada periode 1945-1949. Ia dikenal sebagai murid KH Syam'un. Ia jga merupakan anggota Badan Penyelidikan Usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPK) dan KNIP. Dalam dokumen "Risalah Sidang BPUPKI"terbitan Setneg RI halaman 364 terungkap usulan dari Kiai Fatah terkait rumusan pasal 29 UUD 1945 (sebelumnya di Pasal 28) dengan menghapus kata "untuk" di awal pasal tersebut. "Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk yang memeluk agama lain untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaan masing-masing" ucap Kiai Fatah dalam rapat BPUPK.(Rahamt Ferdian Andi Rosidi)


Editor:

Banten Raya Terbaru