Tangerang Selatan, NU Online Banten
Manusia satu dengan lainnya hendaknya jangan menyakiti. Lebih-lebih menyakiti orang yang masuk kategori wali Allah. ’’Sebab, Allah akan memerangi mereka yang mengejek, memusuhi, atau menghina wali-Nya,’’ ujar Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangerang Selatan (Tangsel) Kiai Muhammad Hanifuddin saat ngaji Kitab Syarhun Lathifun ‘ala Arbain Haditsan Tata'allaq bi Mabadi' Jam’iyyah Nahdatil Ulama di Lantai 3 Graha Aswaja NU Tangsel, Ciputat, Tangsel, Selasa (27/5/2025) malam.
Â
Baca Juga
Riya' Menghapus Pahala
Malam itu mengaji hadits yang ke-38. Hadits qudsi ini diriwayatkan Imam Bukhari. Kiai Hanif yang pernah sembilan tahun menimba ilmu di Pondok Pesantren Ringinagung, Kediri, Jawa Timur, tersebut, membaca halaman 104 hingga 106. Innallaha ta’ala qala man ‘ada waliyyan, wa fi riwayatin waliyyal mukminin, faqad adzantuhu bil harbi, wa fi riwayatin faqad istahalla muharabaty, wa fi riwayatin ukhra, faqad barazany bil muharabati.’’Selain ‘ada, Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari menemukan perbedaan redaksi yaitu; adza, adzallan, dan ahana. Makanya dicantumkan semua. Intinya, barang siapa yang menghina, memusuhi, merendahkan wali, maka sungguh Allah mengizinkan memeranginya,’’ terang pria asal Sragen, Jawa Tengah, yang juga dosen Pondok Pesantren Darus-Sunnah Ciputat, itu.
Dalam syarah diterangkan yang dimaksud dengan wali menurut Imam Nawawi adalah orang yang beriman, mukmin. Ini disandarkan pada Al-Qur’an Surat Al Baqarah ayat 257. Sedangkan menurut Ibnu Hajar dalam Kitab Fathul Bary, waliyullah itu orang yang mengetahui Allah, istikamah dalam ketaatannya, dan ikhlas dalam beribadah.
Adapun menurut Ibnu ‘Ajibah dalam Kitab Bahrul Madid fi Tafsiril Qur’anil Majid, merujuk ayat Al-Qur’an.’’Ingatlah sesungguhnya wali-wali Allah itu tidak ada ketakutan dan kesusahan. Mereka adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa. Mereka bahagia di kehidupan dunia dan akhirat....,’’ jelas kiai berkacamata itu menyampaikan arti ayat yang menjadi sandaran Ibnu ‘Ajibah.
Oleh karena itu, orang yang mempunyai iman dan takwa, lanjutnya, disebut wali.’’Di sini area secara umum. Selain wali secara umum, ada juga wali khusus. Di sini misalnya ahlil fana dan baqa,’’ imbuh santri almaghfurlah KH Ali Mustafa Yakub, pendiri Pondok Pesantren Darus-Sunnah, Ciputat, Tangerang Selatan, itu membacakan arti teks di halaman 105.
Â
Sekadar diketahui, ngaji kitab rutin ini dilaksanakan setiap Selasa malam. Satu rangkaian dengan istighotsah dan pembacaan Shalawat Nariyah yang digelar Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Tangsel.
Perlu diketahui juga, Arbain Haditsan Tata'allaq bi Mabadi' Jamiyyah Nahdatil Ulama merupakan karya Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari, pendiri NU. Kitab Mbah Hasyim—sapaan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari—yang berkenaan dengan berdirinya Jam’iyyah NU itu, memiliki kekhasan. Kitab tersebut dilampirkan bersamaan dengan Mukaddimah Qanun Asasi Nahdatul Ulama yang berkaitan erat (tata'allaq) dengan berdirinya NU.
Arbain Haditsan Mbah Hasyim ini dimulai dengan pesan kebaikan, bagaimana esensi agama, lalu bagaimana pula jika agama diserahkan kepada mereka yang bukan ahlinya. Redaksi yang ditulis oleh Mbah Hasyim dalam Arbain Haditsan tidak melulu dari Shahih Al-Bukhari, Shahih Muslim saja, akan tetapi juga dari Tabrani, Abi Dawud hingga kutipan dari Abu Nuaim Al-Asfahani, yang masih relevan hingga sekarang. Artinya, ada unsur continuity (keberlangsungan) di situ. Dari sinilah keistimewaan sosok Mbah  Hasyim mampu meletakkan 40 hadits pilihan sebagai fondasi Jam'iyyah Nahdatul Ulama.
Sedangkan Syarhun Lathifun merupakan syarah atas Arbain Haditsan yang ditulis oleh Khoiruddin Habziz, santri dan pengurus Ma’had Aly Situbondo, Jawa Timur. Kitab dengan tebal 124 halaman tersebut diberi pengantar oleh Wakil Rais ’Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama KH Afifuddin Muhajir, yang juga mengajar di Ma’had Aly Situbondo. (Mutho)
Terpopuler
1
Ini Harapan Ketua PC Fatayat NU Lebak kepada PW Fatayat NU Banten 2025-2030
2
Idul Adha 1446 H, Pemerintah Tetapkan 6 Juni 2025 M
3
PBNU Ikhbarkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat Wage, 6 Juni 2025
4
PW Fatayat NU Banten 2025-2030 Dilantik, Kader Diminta Tingkatkan Kompetensi Diri
5
Khutbah Jumat: Menumbuhkan Rasa Tanggung Jawab Sosial
6
Rukyatul Hilal di Tangerang Selatan, Hilal Tidak Terlihat
Terkini
Lihat Semua