Penguatan Literasi Keagamaan, PMII Kota Serang Gelar Seminar Nasional
Kota Serang, NU Online Banten
Pengurus Cabang (PC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Serang menggelar Seminar Nasional. Kegiatan tersebut dilaksanakan Hybrid, daring dan luring di Aula Gedung Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU), pada Sabtu (12/3/2022).
Seminar yang mengusung tajuk 'Penguatan Narasi Positif Keagamaan Melalui Literasi dan Media Sosial,' ini menghadirkan berbagai latar belakang narasumber. Diantaranya Direktur Eksekutif Center for Strategic on Islamic and International Studies (CSIIS) Mohammad Soleh, Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia (Lakpesdam) PWNU Banten Ali Mukhtarom, Gerakan Literasi Indonesia Muhammad Syafaat dan Majelis Pembina Cabang (Mabincab) PC PMII Kota Serang Asep Najmutsakib.
Ketua PC PMII Kota Serang Ahmad Mukhlis Darmawan menyampaikan, tujuan diadakan acara ini, pertama membangun kesadaran berpikir mahasiswa dan masyarakat yang saat ini di media sosial menjadi ujung tombak penyerapan informasi disemua kalangan. Kedua, edukasi terhadap mahasiswa dan masyarakat. Bahwa media sosial kini harus benar-benar digunakan sebagaimana mestinya terkait hal positif.
Ia juga berharap bagi anggota dan kader yang hadir pada seminar ini, menjadi lebih bijak dalam menyikapi berbagai persoalan di media sosial atau menggunakan media sosial.
"Sekarang kita harus paham dengan media sosial dan cara berpikirnya juga harus dibangun karena kalau tidak, nanti khawatir media sosial ini menjadi tempat fitnah, menjadi ajang saling menghujat dan memprovokasi dan itu mengganggu stabilitas masyarakat," tutur Ahmad Mukhlis
Muklis juga berpesan, bahwa PMII merupakan organisasi mahasiswa keagamaan yang mempunyai nilai-nilai keagamaan yang positif untuk senantiasa dijaga dan menggerakan seluruh anggota serta kader terkait menangani narasi negatif.
Sementara, Direktur eksekutif CSIIS Mohammad Sholeh mengapresiasi seminar ini, karena penting sebagai salah satu bentuk edukasi literasi. Menurutnya, tidak sedikit yang menjadi korban akibat kesesatan literasi. Ia juga menjelaskan terkait literasi, bahwa kalau pengguna media sosial tidak membaca literasi, tidak mempunyai nalar yang logis, karenanya perlu untuk mengadakan penguatan literasi digital semacam ini.
“Karena memang selama ini orang tidak melihat dan tidak pernah menseriusi atau menghayati sebuah teks atau literasi. Itu menjadi hal penting, karena literasi itulah panduan segalanya, sama kaya al-Quran yaitu hudal lin-nāsi wa bayyinātim minal-hudā wal-furqān, yang artinya Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang hak dan yang bathil (QS Al-Baqarah;185),” terang Mohammad Sholeh
Kemudian, Gerak Literasi Indonesia Muhammad Syafaat menyampaikan diantara banyaknya situs keislaman yang ada di Indonesia, ranking tertinggi dicapai oleh NU Online, posisi paling tinggi dari dua puluh situs keislaman Indonesia.
Muhammad Syafaat mengatakan, laman NU Online menyajikan konten-konten khutbah terkait dengan praktik-praktik fikih ibadah, keseharian, nash-nash kajian keagamaan yang melekat pada konten NU Online.
“Inilah yang menjadi sumber informasi yang ditawarkan kepada publik, dengan tema-tema relevan yang disajikan dalam kehidupan praktik keagamaan sehari-hari, sehingga masyarakat merasa nyaman pada platform NU Online,” tutupnya
Kontributor: Aep Budiman
