• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Jumat, 29 Maret 2024

Banten Raya

Refleksi Hari Lahir NU Ke-99

Refleksi Hari Lahir NU Ke-99
KH Misbahul Munir Wakil Ketua PCNU Kota Tangerang.
KH Misbahul Munir Wakil Ketua PCNU Kota Tangerang.

Tema hari lahir Nahdlatul Ulama ke-99 menurut kalender hijriyah yang diusung sangatlah menarik dan kontekstual. Gaung ‘Merawat Jagat, Membangun Peradaban’ sesuai dengan ajaran agama Islam karena memerintahkan manusia sebagai khalifah di muka bumi. Hal ini adalah tugas yang hanya diamanahkan oleh Allah swt kepada manusia, bukan kepada makhluk ciptaannya yang lain. 


Menjadikan agama Islam sebagai rahmat bagi semua (rahmatan lil alamiin). Rahmat merupakan sebuah karunia atau kasih sayang yang diberikan kepada bukan hanya manusia. Tetapi juga kepada hewan, tumbuh-tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya. Pesan ini merupakan makna tersirat sebagai upaya untuk ‘Merawat Jagat’. 


Dalam konteks ‘Membangun Peradaban’ adalah terjemah dalam menciptakan sebuah kemajuan dan kebudayaan yang tinggi. Sebuah peradaban yang maju, manusia hidup sejahtera, harkat dan martabat manusia dihargai, alam dan lingkungan dirawat dengan baik.

Peradaban yang tinggi tak sekedar kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Peradaban mesti berpusat pada penghargaan pada harkat dan martabat manusia. Ilmu dan pengetahuan merupakan alat untuk mencapai harkat serta martabat tersebut. 


Ada masanya, ketika ilmu dan pengetahuan menjadi alat untuk mengeksploitasi pihak lain demi keuntungan materi. Ada segelintir orang yang sangat kaya sementara kelompok besar lainnya harus berjuang keras untuk sekadar bertahan hidup.


Selanjutnya, dalam konteks jagat sebagai alam dan lingkungan, perubahan iklim yang diakibatkan oleh pemanasan global menjadi isu bersama untuk diatasi. Jagat terus dalam ancaman kerusakan lingkungan yang semakin parah.


Dalam skala nasional, masih sangat banyak persoalan yang perlu diselesaikan, baik masalah ekonomi maupun sosial. Nahdlatul Ulama menjadi bagian dari komponen bangsa lainnya secara bersama-sama berusaha menyelesaikan persoalan yang ada. Ketimpangan antara kelompok kaya dan miskin di Indonesia masih kita jumpai. 


Konteks tersebut, upaya menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh warga NU berarti sama dengan keterlibatan kita menyelesaikan masalah bangsa. Tema harlah tersebut menjadi sesuatu yang sangat konkrit dan nyata bagaimana mengimplementasikannya. 


Dalam persoalan kerusakan lingkungan di Indonesia terjadi peningkatan. Daerah yang dahulunya tidak banjir, kini menjadi banjir. Bencana terjadi seperti bergiliran saja. Jika musim kemarau, maka kebakaran terjadi di mana-mana. Selama musim hujan, banjir, tanah longsor dan bencana terkait dengan air menjadi sesuatu yang rutin. Jagat dalam makna alam yang sedang mengalami kerusakan juga sangat relevan di Indonesia. 


Terdapat Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim (LPBI) NU yang selama ini turun langsung ke lokasi-lokasi bencana. Dengan semakin banyaknya bencana yang terjadi, maka terdapat kesalahan kebijakan pengelolaan alam di Indonesia. Hutan digunduli, pembangunan perumahan di lokasi yang rawan bencana, dan lainnya. Upaya pencegahan bencana mesti menjadi prioritas kita bersama. 


Saat terjadi bencana, mereka yang terdampak paling besar adalah kelompok miskin. Mereka yang kaya dapat pergi ke hotel atau ke lokasi lain yang lebih aman, namun orang-orang miskin tidak memiliki banyak pilihan selain mengandalkan bantuan pihak lain. Kembali lagi, di sinilah peran nyata NU kepada Nahdliyin yang sedang terkena bencana sangat diperlukan. 


Ada hal-hal yang sifatnya makro dan berjangka panjang dalam upaya menciptakan Islam yang memberi rahmat bagi semua. Namun, banyak hal yang dapat dimulai dari diri kita masing-masing untuk mencapai visi besar tersebut. Sumbangan-sumbangan kecil yang terkumpul dari banyak orang akan bernilai dan menghasilkan manfaat besar. Langkah kecil untuk mengurangi konsumsi air, memproduksi sampah,  jika dilakukan bersama-sama akan menghasilkan dampak yang signifikan bagi perbaikan kondisi di jagat ini. 


Harlah ke-99 NU dalam kalender hijriyah, menyegarkan kembali khidmah yang telah menjadi visi bersama para pendiri NU. Dan diteruskan dari generasi ke generasi berikutnya. NU tetap berdiri hingga kini karena bakti yang diberikan kepada umat dan bangsa. Melalui peringatan hari lahir ini, saatnya untuk kembali melakukan refleksi dan terus berkarya untuk sesama.


KH Misbahul Munir, Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Tangerang
 


Banten Raya Terbaru