• logo nu online
Home Nasional Banten Raya Warta Keislaman Tokoh Khutbah Sejarah Opini Pesantren NU Preneur Ramadhan 2023
Sabtu, 20 April 2024

Fragmen

Sosiologi Sastra Kitab Ashlu Al-Qadr Fi Qashasi Fadhaili Ahli Badr Karya Abuya Dimyati

Sosiologi Sastra Kitab Ashlu Al-Qadr Fi Qashasi Fadhaili Ahli Badr Karya Abuya Dimyati
Abuya Dimyati, Banten (Foto: NU Online)
Abuya Dimyati, Banten (Foto: NU Online)

Pesantren Cidahu merupakan pesantren yang didirikan oleh Abuya Dimyati. Beliau dikenal di kalangan masyarakat sebagai sosok ulama karismatik, disegani oleh siapa pun dan sangat berpengaruh di masyarakat. Terbukti banyaknya santri yang menimba ilmu dengan Abuya Dimyati. Selain itu, beliau juga melahirkan murid-murid yang memberikan kontribusi yang luar biasa di masyarakat. 

 

Abuya Dimyati juga merupakan ulama yang produktif menulis kitab, banyak kitab yang beliau tulis selama masih hidup. Sebagian karya-karya beliau berisi nilai-nilai mistis. Karena,  masyarakat Banten khususnya Cidahu tidak pernah dapat dipisahkan dengan hal-hal yang di luar kekuasaan manusia atau mistis, seperti kitab "Ashlu Al-Qadr Fi Qashasi Fadhaili Ahli Badr".

 

Kitab ini selesai dikarang oleh Abuya Dimyati pada tanggal 4 Juni 1965 M. Secara keseluruhan,  nadhom-nadhom dalam kitab ini berjumlah 148 bait dan berisi 314 nama sahabat Nabi yang mengikuti perang Badr, yang dihimpun dalam bait nazam Qobliyah dalam note Bahar Syamil. Menurut penelitian Reza, nazam-nazam tersebut bukan asli karya atau karangan Abuya Dimyati. Tetapi, beliau menukil dari kitab "Jabri Al-Kasar", Abuya Dimyati hanya menulis Muqodimah dan doa.

 

Kitab "Ashlu Al-Qadr Fi Qashasi Fadhaili Ahli Badr" ini, selalu dibaca seluruh santri Cidahu dan masyarakat setempat untuk mengiringi setiap kali ada acara istigasah di daerah Cidahu. Mereka menganggap, ketika membaca kitab ini akan diberi keberkahan dan menolak bahaya. Selain itu, mereka juga menganggap kitab ini semacam azimat dan semacam hizib yang memiliki fungsi dan manfaat. Jika dibaca, bisa menghilangkan penyakit bahkan dapat menarik rezeki.

 

Dalam webinar bedah seri ke-2 yang diselenggarakan oleh Ma'had Aly Sa'iidusshiddiqiyah Jakarta, pada Sabtu lalu (06/03). Ahmad Reza Pahlevi menjelaskan dalam penelitiannya yang mengulas kitab ini dengan judul "Nazam Pesantren Cidahu: Kajian Sosiologi Kitab Ashlu Al-Qadr Fi Qashasi Fadhaili Ahli Badr" bahwa keterlibatan masyarakat terhadap kitab disebabkan kondisi masyarakat saat itu.
 

 

Ahmad Reza Pahlevi dalam penelitiannya bercerita, bahwa Abuya Dimyati berkata, "Barang siapa membaca nama-nama Ahli Badr di dalam kitab Ashlu Qadr, dapat menolak takdir yang buruk, menjauhkan musibah, menyembuhkan penyakit, membuat dia perkasa di hadapan musuh, menghilangkan segala kesulitan yang sedang dihadapi dan Allah akan mengangkat derajat kewaliannya.

 

Hal itu menjadi bukti bahwa pandangan Abuya Dimyati tidak lepas dari kondisi masyarakat pada saat itu. Dalam penelitiannya, Reza menggunakan teori sosiologi sastra yang membuat para peneliti tidak hanya meneliti kitab-kitab terdahulu secara tekstual saja, tapi juga meneliti konteks bagaimana sastra berbaur di tengah-tengah masyarakat. Sosiologi sastra bukan lagi mencari keterkaitan masyarakat dengan masyarakat, tapi sastra dengan masyarakat.

 

Kitab “Ashlu Al-Qadr Fi Qashasi Fadhaili Ahli Badr” dibuat ketika masyarakat masih mempercayai hizib atau syair yang mempunyai daya magis dan mistis. Keadaan ini sejalan dengan perkataan Martin Van Bruinessen dalam Kitab Kuning Pesantren dan Tarekat: Tradisi-tradisi Islam di Indonesia bahwa “Banten adalah salah satu pusat dari pada praktik-praktik magis yang ada di Indonesia”. Ini melihat adanya debus, mantra-mantra dan jampi-jampi di Banten.

 

Kitab ini secara tidak sadar menjadi agen perubahan sosial atau masyarakat. Zaman dahulu, ketika mengusir segala mara bahaya menggunakan mantra-mantra, tapi sekarang telah  bergeser. Seolah-olah Abuya Dimyati masih hidup dan berkata, "Tinggalkanlah jampi-jampi, daripada membaca jampi-jampi yang tidak Islam maka baca ini saja. Fungsi dan keberkahannya sama seperti mantra-mantra ini".

 

Ditulis oleh, Umi Fadhilah, Mahasantri semester 4 Ma’had Aly Saidusshidiqiyah Jakarta, 
 


Editor:

Fragmen Terbaru