Jakarta

Ini Penyebab Gen Z Gampang Banget Resign

Sabtu, 19 Oktober 2024 | 10:17 WIB

Ini Penyebab Gen Z Gampang Banget Resign

Ilustrasi kesehatan mental. (Foto: Freepik)

Jakarta, NU Online Banten
Psikolog Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) Devie Yundianto mengatakan, kesehatan mental sangat penting bagi Gen Z. Sebab, mereka sudah mulai masuk ke dalam dunia kerja atau sebagai tenaga kerja. ’’Gen Z itu mendapatkan beban kerja yang tinggi, sehingga Gen Z itu sebenarnya orang-orang yang kalau saya pernah baca dalam jurnal gitu, Gen Z itu tipikalnya itu gampang banget yang namanya resign kalau dia sudah tidak nyaman atau menurut dia mentalnya sudah down ketika dalam bekerja,’’ kata Devie kepada NU Online Jakarta, Ahad (13/10/2024).  


Devie menjelaskan, beban kerja ada kaitannya dengan kesehatan mental yang dialami Gen Z. Sebab, Gen Z seringkali belum memiliki pengalaman yang cukup sehingga mudah terpengaruh oleh beban kerja tinggi yang mengakibatkan stres, kelelahan, hingga burnout atau keletihan mental.



Menurutnya, gangguan mental itu muncul karena Gen Z tumbuh di era digital. Terlebih, mereka sangat rentan terpapar informasi soal gangguan mental yang menyebabkan mereka mendiagnosis dirinya sendiri. “Mereka itu kayak mendiagnosis sendiri dan akhirnya kayak meramalkan diri mereka sendiri. Itu akhirnya mereka terkena dampak tersebut dan juga era digital sebenarnya sih membuat orang punya gangguan mental ya karena informasi yang luar biasa banyak sehingga mereka tidak dapat mengontrol informasi itu dengan baik,” tuturnya.


Dia juga mengungkap bahwa menjaga kesehatan mental penting dilakukan guna meningkatkan kesejahteraan individu. Sebab ini akan menimbulkan efek baik pada kesejahteraan sosial, emosional, fisik, dan lainnya.


Selain itu, Devie menyebut bahwa menjaga kesehatan mental penting dilakukan karena dapat menghilangkan risiko penyakit mental, seperti kecemasan dan depresi. Ada berbagai cara yang bisa ditempuh untuk mengatasi penyakit mental, salah satunya meditasi.  


“Melakukan meditasi atau kalau dalam Muslim kan shalat gitu walaupun kita tidak bisa bilang bahwa shalat itu menyembuhkan penyakit mental, tapi ini sebagai langkah untuk meditasi atau langkah untuk merilekskan diri. Kalau shalat kan beda ya sama meditasi kalau shalat itu lebih kepada dia itu mendekatkan diri kepada Sang Pencipta,” ungkapnya.  


Ditambahkan, saat mengalami gangguan psikologis segera mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater. Dalam hal ini dukungan keluarga, teman, dan kelompok sebaya pun memiliki peran penting untuk membantu kesembuhan penyakit mental.  


“Sebenarnya penting mencari bantuan profesional, seperti psikolog atau psikiater dan juga dukungan dari teman keluarga dan kelompok atau teman sebaya atau signifikan. Ada gitu orang yang berkontribusi dalam hidup seperti pasangan ataupun kalau sudah menikah seperti pasangan ataupun seperti sahabat,” pungkasnya, dilansir NU Online Jakarta


Sekadar diketahui, istilah Gen Z digunakan untuk menyebut mereka yang lahir di antara 1997 hingga 2012. Dan kesehatan mental bagi pekerja Gen Z termasuk salah satu fenomena yang kerap dibahas di media sosial.  Melansir dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), kesehatan mental merupakan kondisi kesejahteraan mental sehingga orang dapat mengatasi tekanan hidup hingga mampu bekerja denan baik. (Siti Masitoh)

 

Editor: Izzul Mutho