IMAM Ibnu Majah adalah salah satu ulama hadits (muhadditsin). Tokoh dari Iran ini lahir 209 H dan wafat 273 H. Jarak dengan kita saat ini, hampir 1200 tahun lalu. Namun demikian, namanya senantiasa terkenang. Karya Imam Ibnu Majah yang hingga saat ini terus dikaji adalah Kitab Sunan Ibni Majah. Buku yang memuat hadits-hadits Baginda Nabi Muhammad saw. Dalam kajian ilmu hadits, Kitab Sunan Ibni Majah ini dimasukkan menjadi salah satu dari 6 kitab primer hadits. Masyhur dengan sebutan Kutubussittah.
Ketika sampai bab yang menjelaskan keutamaan puasa, Imam Ibnu Majah memilih mencantumkan tiga hadits berikut ini.
Pertama:
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمائة ضِعْفٍ إِلَى مَا شَاءَ اللَّهُ يَقُولُ اللَّهُ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِيلِلصَّائِمِ فَرْحَتَانِ فَرْحَةٌ عِنْدَ فِطْرِهِ وَفَرْحَةٌ عِنْدَ لِقَاءِ رَبِّهِ وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Artinya: ’’Rasulullah saw bersabda: “Setiap amal anak turun Adam dilipatgandakan. Satu kebaikan dilipatkan dengan sepuluh kali sampai tujuh ratus kali, sampai batasan yang dikehendaki Allah. Allah berfirman: “Kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu untuk-Ku. Dan Aku yang akan membalasnya. Hambaku meninggalkan syahwat dan makannya demi Aku.” Orang yang berpuasa mendapatkan dua kebahagiaan. Kebahagiaan saat berbuka puasa dan kebahagiaan saat ketemu Tuhannya. Dan niscaya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dibanding dengan bau minyak misik.”
Hadits yang pertama ini bersumber dari Sayyidina Abu Hurairah (59 H). Dalam artian, salah satu sahabat yang mendengar hadits ini dari Baginda Nabi saw adalah Sayyidina Abu Hurairah. Selain dicatat oleh Imam Ibnu Majah, hadits ini juga ditulis oleh Imam Muslim (206-261 H) dalam Shahih Muslim. Secara sederhana, hadits pertama ini menjelaskan tiga hal.
Pertama, pahala ibadah puasa sangat besar dan tidak ternilai. Hanya Allah saja yang akan langsung memberikannya. Berbeda dengan amaliah lain, yang dilipatkan sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Puasa lebih dari itu.
Kedua, bagi orang yang berpuasa diberikan dua kebahagiaan. Yakni bahagia saat berbuka dan saat nanti ketemu Allah.
Ketiga, hadits di atas secara jelas menyatakan bahwa di surga terdapat pintu yang bernama al-Rayyan. Pintu yang dikhususkan untuk orang-orang yang menunaikan puasa.
Kedua:
قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الصِّيَامُ جُنَّةٌ مِنْ النَّارِ كَجُنَّةِ أَحَدِكُمْ مِنْ الْقِتَالِ
Artinya: ’’Rasulullah SAW bersabda: “Puasa adalah perisai dari api neraka, seperti perisai yang kalian gunakan dalam melindungi diri saat perang.”
Hadits kedua ini bersumber dari Sayyidina Ustman bin Affan (35 H), salah satu sabahat dekat Baginda Nabi. Salah satu sahabat yang menjadi menantu serta menjadi khalifah ketiga. Satu di antara 10 sabahat yang dijanjikan surga oleh Baginda Nabi Muhammad saw.
Ada dua pelajaran yang dapat kita petik dari hadis ini. Pertama, puasa adalah pelindung kita dari api neraka. Jika kita menunaikan puasa, secara tidak langsung kita sudah menjaga diri dari api neraka. Kedua, betapa indah gaya sastra Baginda Nabi Muhammad SAW. Memberikan perumpaan puasa sebagai perisai api neraka ibarat perisai perang di medan peperangan. Kedua perisai ini sama-sama menjaga keselamatan kita.
Ketiga:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ: الرَّيَّانُ، يُدْعَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ يُقَالُ أَيْنَ الصَّائِمُونَ فَمَنْ كَانَ مِنْ الصَّائِمِينَ دَخَلَهُ وَمَنْ دَخَلَهُ لَمْ يَظْمَأْ أَبَدًا
Artinya: ’’Baginda Nabi Muhammad saw bersabda: “Sesungguhnya di surga terdapat pintu yang dinamakan al-Rayyan. Di hari kiamat, dipanggil dari pintu ini, “Dimana orang-orang yang berpuasa?”. Maka barang siapa yang berpuasa, akan memasukinya. Dan barang siapa yang masuk surga lewat pintu ini tidak akan pernah kehausan selamanya.”
Hadits yang ketiga ini bersumber dari Sayyidina Sahl bin Sa’ad (88 H). Selain Imam Ibnu Majah, hadis ini juga ditulis oleh Imam al-Tirmidzi (209-279 H), dalam Kitab Sunan al-Tirmidzi. Terkait keutamaan puasa, hadis ketiga ini menandaskan bahwa orang yang perpuasa memiliki privilege (keistimewaan) nanti di surga. Disediakan pintu khusus. Yakni pintu al-Rayyan. Secara bahasa artinya pintu yang menyegarkan. Menghilangkan haus dan dahaga.
Dengan membaca dan memahami tiga hadits pilihan Imam Ibnu Majah ini semoga kita semakin semangat berpuasa. Masing-masing kita termasuk umat Baginda Nabi saw yang dapat memetik keutamaan-keutamaan puasa di atas. Semoga.
Kiai Muhammad Hanifuddin, Ketua LBM PCNU Tangsel dan Dosen Ma’had Darus-Sunnah Jakarta